PPN Naik?? Dampaknya pada Mahasiswa dan Strategi Menghadapinya
Bisnis | 2024-12-20 18:54:03Apa itu PPN dan mengapa harganya naik?
PPN adalah pajak yang dikenakan pada hampir semua produk dan jasa yang digunakan. Dengan kenaikan tarif dari 10% sebelumnya menjadi 12%, pemerintah berharap dapat meningkatkan pendapatan negara untuk membiayai pembangunan dan layanan publik. Namun, kenaikan ini juga menyebabkan harga barang-barang kebutuhan sehari-hari meningkat.
Bagaimana Pengaruh Kenaikan PPN 12% pada Mahasiswa?
Sebagai bagian dari reformasi perpajakan, pemerintah Indonesia resmi menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%. Kebijakan ini tidak hanya mempengaruhi masyarakat umum dan sektor bisnis, tetapi juga kehidupan pelajar. Mahasiswa merasakan langsung kenaikan ini karena mereka adalah kelompok yang biasanya memiliki anggaran terbatas.
Efek langsung pada kehidupan mahasiswi1. Kenaikan Biaya Hidup: PPN mempengaruhi sebagian besar kebutuhan pelajar, termasuk makanan, minuman, transportasi, dan layanan internet. Dengan tarif yang lebih tinggi, harga barang dan jasa ini juga akan naik. Misalnya , harga makanan di kantin atau restoran yang dulunya murah sekarang bisa menjadi lebih mahal. Layanan streaming, internet, dan pulsa, yang merupakan kebutuhan utama siswa untuk belajar, juga akan menjadi lebih mahal. 2. Kebutuhan Akademik Lebih Mahal: Mahasiswa sering membeli buku, alat tulis, atau gadget seperti laptop. Karena barang-barang ini memakai PPN, harganya akan naik. Bagi mereka yang sudah memiliki aturan pengeluaran yang ketat, hal ini dapat menjadi beban yang lebih besar. 3. Biaya Sewa Tempat Tinggal Naik Mahasiswa yang tinggal di kos atau apartemen sering kali harus membayar biaya tambahan untuk listrik, air, dan jasa kebersihan. Hal ini akan terjadi jika penyedia layanan ini menaikkan tarif karena kenaikan PPN. Bagaiman Mahasiswa Mengatur Strategi ? Biaya hidup dapat dipengaruhi oleh kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), terutama bagi Mahasiswa.
Berikut ini adalah beberapa strategi yang dapat digunakan oleh mahasiswa
1. Mengelola Keuangan dengan Lebih Ketat: Membuat anggaran bulanan: Katat pendapatan, seperti uang saku, beasiswa, atau pekerjaan paruh waktu, dan pengeluaran rutin. Kebutuhan yang diprioritaskan : Fokus pada kebutuhan dasar, seperti makan, transportasi, dan pendidikan, daripada keinginan. Pantau pengeluaran: Gunakan aplikasi keuangan untuk melacak pengeluaran Anda dan menemukan item yang perlu dikurangi. 2. Belanja dengan Cerdas Pilih barang tanpa PPN tinggi Beberapa barang dan jasa, seperti kebutuhan pokok, memiliki tarif PPN yang lebih rendah. Manfaatkan diskon dan promosi: Cari toko atau aplikasi belanja online yang menawarkan promosi. Belanja grosir: Beli banyak barang untuk menghemat uang. 3. Memanfaatkan Fasilitas dan Program Kampus: Ajukan beasiswa: Cari peluang beasiswa untuk meringankan pengeluaran Anda. Ikut program subsidi atau diskon: Beberapa kampus bekerja sama dengan penjual untuk memberikan diskon kepada siswa. Gunakan perpustakaan, laboratorium, atau kantin kampus. 4. Meningkatkan Kesadaran Pajak: Pahami keuntungan pajak: Pahami bahwa pajak mendukung pembangunan negara, termasuk pendidikan. Ikut diskusi atau seminar: Pelajari lebih lanjut tentang dampak kebijakan pajak dan cara menyesuaikan diri.
Kesimpulan Bagi mahasiswa, kenaikan PPN menjadi 12% berdampak besar, terutama pada biaya hidup dan kebutuhan akademik. Mahasiswa harus menghadapi tantangan baru dalam mengelola pengeluaran sehari-hari mereka, seperti makanan, layanan internet, dan perlengkapan belajar, jika mereka memiliki anggaran yang terbatas. Namun konsekuensi ini dapat dihindari dengan menerapkan pendekatan pengelolaan keuangan yang bijak, mencari alternatif yang lebih murah, dan menggunakan program bantuan atau subsidi yang tersedia. Meskipun kebijakan ini bertujuan untuk memajukan bangsa, pemerintah harus memastikan bahwa kelompok rentan, termasuk pelajar, mendapatkan perlindungan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dan belajar.
Ditulis oleh Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Amila Azzati Mazni
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.