Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Kaderisasi Mahasiswa Baru: Tradisi Pembentukan Karakter atau Beban Bagi Mahasiswa?

Edukasi | 2024-12-19 20:15:46
Aktivitas yang Dilakukan dalam Kaderisasi

Kaderisasi menjadi salah satu tradisi yang lazim dilakukan di universitas terutama organisasi mahasiswa, dan biasa dilakukan terhadap mahasiswa baru. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk menanamkan nilai-nilai solidaritas, membentuk jiwa kepemimpinan, dan sikap tanggung jawab terhadap mahasiswa yang baru bergabung. Namun, tidak sedikit yang menganggap kaderisasi sebagai beban psikologis bagi mahasiswa karena pada prosesnya dianggap tidak sesuai dengan tujuan awal yaitu sebagai sarana pembentukan karakter anggota. Dari situ timbul pro kontra tentang apakah tradisi ini layak dipertahankan dan perlukah adanya reformasi pada sistem kaderisasi?

Pengertian Kaderisasi

Menurut Kartono (2002), kaderisasi adalah serangkaian proses mempersiapkan calon-calon pemimpin suatu organisasi untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang. Kaderisasi dilakukan untuk mempersiapkan calon-calon pemimpin demi kesinambungan organisasi, sehingga jika terjadi pergantian pemimpin dapat berjalan lancar karena sudah dipersiapkan. Pengangkatan seorang calon pemimpin biasanya diambil dari proses kaderisasi (Pinem & Soedarto Tembalang Semarang, 2015).

Dua Sisi Kaderisasi

A. Sisi Positif Kaderisasi

Kaderisasi yang ideal mampu menciptakan sikap solidaritas antar anggota karena pada prosesnya, mahasiswa baru dituntut untuk bekerja sama dalam tim agar muncul perasaan senasib. Dari perasaan senasib tersebut terciptalah solidaritas yang kokoh antar anggota untuk menyatukan visi dan misi mereka. Selain itu, kaderisasi juga menjadi salah satu wadah untuk mengembangkan softskills para anggota seperti kepemimpinan, kerja sama tim, komunikasi, manajemen waktu, dal lain sebagainya.

B. Sisi Negatif Kaderisasi

Di samping berbagai manfaat positif tersebut, terkadang dalam proses kaderisasi juga terdapat hal negatif yang dapat dirasakan secara langsung mahasiswa. Hal-hal negatif tersebut antara lain perpeloncoan, bullying, hingga kekerasan yang dilakukan senior terhadap juniornya. Ini dapat berakibat langsung terhadap kesehatan mental mahasiswa karena tekanan yang lebih serta tugas-tugas yang diberikan selama kaderisasi dirasa membebani dan membuang-buang waktu sehingga waktu yang seharusnya digunakan untuk pembelajaran sering kali terlewat, juga waktu tidur yang terganggu akibat tugas yang diminta oleh para senior.

Pro dan Kontra Kaderisasi

Pihak-pihak yang mendukung adanya kaderisasi menyatakan bahwa kaderisasi penting dilakukan untuk menciptakan kader yang berkualitas demi keberlangsungan himpunan. Sementara dari pihak kontra berpendapat bahwa kaderisasi saat ini dalam prosesnya terdapat banyak sekali penyimpangan, bukan lagi untuk membentuk karakter kader, tetapi justru sebagai ajang unjuk kekuasaan para senior terhadap juniornya.

Hal ini menunjukkan perlu adanya reformasi dalam kegiatan kaderisasi agar tidak lagi melenceng dari esensi sebenarnya yaitu pembentukan karakter dan solidaritas antar anggota.

Reformasi Kaderisasi

Agar tercipta sebuah sistem kaderisasi yang baik, relevan, humanis, dan terhindar dari penyimpangan, perlu adanya reformasi dan perbaikan di dalamnya. Bentuk perbaikan tersebut antara lain:

1. Pengawasan dari Pihak Kampus: Pihak kampus perlu melakukan pemantauan yang ketat terhadap organisasi internal yang masih melaksanakan kegiatan kaderisasi. Diharapkan setelah mendapatkan pengawasan secara langsung dari kampus, organisasi selaku penyelenggara akan lebih berhati-hati dan memperlakukan para anggotanya dengan lebih manusiawi.

2. Pendekatan yang Lebih Humanis: Alih-alih memberikan tugas yang berat dan tidak relevan, alangkah lebih baik jika panitia mengarahkan proses kaderisasi pada pengembangan softskills anggota seperti kepemimpinan, kekompakan, juga kemampuan problem solving.

3. Menghapus Elemen Senioritas yang Berlebihan: Dalam prosesnya, harus dipastikan bahwa interaksi antara senior dan junior bersifat suportif dan bukan berorientasi pada kekuasaan senior yang berlaku semena-mena terhadap juniornya.

4. Kaderisasi Berbasis Kolaborasi: Aktivitas kolaboratif seperti proyek yang mengandalkan kerja sama tim dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan solidaritas para anggota. Proyek nyata seperti pengabdian masyarakat, penelitian, atau penggalangan dana juga bisa dilakukan dalam rangkaian kegiatan kaderisasi ini.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Segala hal yang melibatkan banyak orang pasti memiliki pro dan kontra, termasuk kaderisasi. Di mana kaderisasi dianggap sebuah hal yang esensial dalam sebuah organisasi atau himpunan mahasiswa. Di sisi lain, tidak bisa dipungkiri bahwa kegiatan ini juga mengandung hal-hal negatif yang dampaknya mampu dirasakan secara langsung bagi yang mengalaminya. Solusi di atas menjadi alternatif untuk meminimalisir dampak negatif dari adanya kegiatan kaderisasi. Diharapkan kaderisasi-kaderisasi di masa depan tidak lagi menimbulkan trauma bagi mahasiswa baru, juga agar kegiatan ini tetap relevan dan mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image