Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Meningkatnya Trend Childfree di Era Modern

Gaya Hidup | 2024-12-19 18:36:04

Childfree secara harfiah adalah keputusan pasangan atau seseorang untuk tidak memiliki anak. Konsep ini sudah banyak di terapkan di negara maju dan bukan lah hal baru, khusus nya di negara-negara maju yang mengalami penurunan angka kelahiran. Negara seperti Jerman, Jepang, dan Korea Selatan menjadi contoh nyata bagaimana trend ini semakin berkembang seiring dengan perubahan pola pikir masyarakat terhadap kehidupan berkeluarga. Angka kelahiran penduduk negara negara tersebut semakin mengalami penurunan signifikan, sehingga menjadikan fenomena childfree menjadi salah satu topik yang menarik di masa ini

Angka Kelahiran di indonesia mengalami penurunan sejak 50 tahun terakhir, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia. Hal ini disebabkan angka TFR ( Total Fertility Rate) di indonesia menurun sebesar 0,39. Penurunan ini disebabkan oleh dampak pandemi covid-19 , yang memicu resesi ekonomi dan mengakibatkan pasangan untuk menunda memiliki anak akibat ketidakpastian finansial dan sosial

Generasi Z, yang tumbuh di era perubahan sosial dan perkembangan teknologi yang begitu cepat, semakin akrab dengan konsep childfree. Gaya hidup ini menjadi trending di masyarakat dan menarik perhatian, salah satu influencer dan aktris di indonesia Gitasav dan Cinta Laura Kiehl mendukung gaya hidup ini dan memicu trend childfree yang semakin populer di kalangan Gen Z. Meskipun pilihan ini menjadi pro-kontra dan bahan diskusi di masyarakat, akan tetapi gaya hidup childfree dianggap mencerminkan perubahan nilai-nilai generasi muda yang lebih berfokus pada kebebasan, kesejahteraan pribadi, dan tujuan hidup lainnya. Lalu, alasan apa yang mendorong Gen Z untuk memilih childfree ? berikut inilah beberapa alasan utamanya :

1. Kondisi Finansial & Ekonomi

Kondisi utama finansial sering menjadi salah satu alasan utama pasangan / seseorang untuk memilih childfree. Membesarkan anak bukanlah hal yang mudah, membutuhkan kesiapan mental dan finansial yang matang. Pasangan yang memutuskan untuk childfree tentu telah mempertimbangkan kemampuan finansial mereka. Tingginya biaya hidup pendidikan dan kesehatan, membuat tanggung jawab membesarkan anak semakin berat. Jika dalam perhitungan tersebut mereka tidak merasa mampu, keputusan untuk tidak memiliki anak pun di ambil

Selain itu, pengalaman mereka tumbuh di masa masa sulit, seperti krisis ekonomi global dan pandemi covid 19, membentuk pandangan mereka tentang pentingnya stabilitas keuangan sebelum memiliki anak. Situasi sulit ini mengajarkan mereka tentang resiko ketidakpastian ekonomi , sehingga mereka merasa perlu memprioritaskan stabilitas keuangan sebelum mengambil tangggung jawab sebagai orang tua.

Dengan mengambil keputusan tidak memiliki anak , mereka dapat lebih memfokuskan alokasi dana untuk kebutuhan pribadi yang juga memerlukan biaya yang tidak sedikit.

2. Latar belakang keluarga & Trauma masa kecil

Latar belakang keluarga dalam pengalaman masa kecil seseorang menjadi peran yang signifikan dalam mengambil pilihan childfree. Tumbuh dalam lingkungan keluarga yang kurang baik, sepeti kekerasan dalam rumah tangga dan penceraian, dapat membentuk suatu pandangan negatif peran orang tua dalam kehidupan berkeluarga. Trauma ini sering kali menimbulkan kekhawatiran akan mengulangi pola yang sama atau ketidakstabilan emosi dalam membesarkan anak.

Akan tetapi, keluarga yang memberikan kebebasan dalam mengampil keputusan childfree akan memberikan rasa dukungan bagi individu. Dengan tidak adanya tekanan dari pihak keluarga, seseorang akan menjadi lebih nyaman menjalani kehidupan sesuai dengan pilihan nya. Faktor faktor ini menunjukan bahwa baik latar belakang negatif maupun positif dalam keluarga dapat mempengaruhi keputusan seseorang.

3. Isu Kesadaran Lingkungan

Kekhawatiran terhadap perubahan iklim dan isu lingkungan menjadi salah satu faktor utama yang mendorong sejumlah orang, khususnya generasi Z, untuk hidup childfree. Keputusan ini tidak lagi dilandasi oleh pertimbangan pribadi, tetapi juga dilihat sebagi salah satu langka konkret untuk mengurangi tekanan terhadap ekosistem global. Penelitian juga menunjukan bahwa memilih tidak memiliki anak dapat menurunkan jejak karbon pribadi secara signifikan, karena berkurangnya konsumsi sumber daya yang di hasilkan di masa depan.

Kesadaran generasi muda saat ini terhadap dampak populasi terhadap lingkungan, membuat mereka lebih mengutamakan prinsip keberlanjutan dalam mengambil keputusan, termasuk dalam hal memiliki anak. Pilihan untuk menjalani hidup childfree mencerminkan perubahan paradigma yang signifikan sebagai langkah menunjukan upaya adanya masa depan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, dengan harapan dapat mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam dan menjaga keseimbangan ekosistem bagi generasi mendatang.

4. Pengaruh Lingkungan Sosial

Pengaruh globalisasi dalam lingkup sosial memberikan dampak besar terhadap pandangan masyarakat, terutama mengenai keputusan tidak memiliki anak. Media sosial dan platform online memberikan pengaruh besar terhadap stigma negatif pilihan childfree semakin menurun. Pada masa lalu, memiliki banyak anak dianggap menjadi banyak rezeki, tetapi sekarang anak lebih dianggap sebagai beban ekonomi.

Saat ini, memiliki anak memerlukan biaya yang cukup tinggi untuk kebutuhan pendidikan dan kesehatan, ditambah lagi ekspetasi lingkungan sosial agar orang tua memberikan yang terbaik bagi mereka. Hal ini mendorong banyak keluarga mengurangi jumlah anak. Selain itu, hubungan keluarga menjadi lebih privat dan menjagai privasinya , termasuk dalam hubungan orangtua dan anak.

5. Meraih impian pribadi

Keinginan meraih kebebasan pribadi dan fokus meraih impian individu sering kali menjadi alasan utama dalam mengambil keputusan hidup tanpa anak. Banyak pasangan memilih untuk childfree agar dapat mengejar karir, meningkatkan potensi diri, dan menikmati hidup tanpa memikul tanggung jawab yang besar pada peran orang tua. dengan keputusan ini, mereka merasa lebih bebas menentukan arah hidup sesuai dengan prioritas pribadi tanpa adanya tekanan.

Menurut pendapat Marcela Munoz, seorang influencer yang mengelola akun childfree millenial. Dalam unggahannya, ia membagikan alasan memilih hidup childfree, yang memberinya pengalaman menjalani hidup dengan leluasa secara spontan. Marcela menegaskan bahwa tanpa anak, ia dapat dengan mudah mengejar kebahagiaan pribadi, dan mewujudkan mimpi tanpa terikat tanggung jawab besar dalam membesarkan anak pilihan ini menjadi cerminan bagaimana kebebasan pribadi menjadi prioritas bagi banyak individu dalam menentukan gaya hidup mereka.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image