Bencana Bertubi, Saatnya Muhasabah Diri
Curhat | 2024-12-19 00:57:15Bencana alam beruntun terjadi di negeri ini, hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Sebagaimana di Sukabumi yang terjadi peristiwa banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan tanah yang bergerak.
Bencana tanah bergerak juga terjadi di Cianjur, serta semakin meluas di 15 kecamatan dan kemungkinan masih bertambah.
Tidak terbayang bagaimana warga terdampak bencana menghadapi ujian kehidupan ini. Bencana alam ini pasti banyak menelan korban jiwa maupun harta. Sungguh peristiwa ini begitu memprihatinkan seluruh masyarakat negeri ini.
Bencana alam memang sebuah gejala alam yang terjadi di tempat kehidupan manusia yang tak bisa diprediksi sebelumnya. Namun hanya bisa diantisipasi. Untuk itu di berbagai negara, khususnya negara maju, mitigasi bencana menjadi program negara yang sangat diperhatikan. Harapannya bisa meminimalisasi korban jiwa dan kerugian harta benda yang seringkali memilukan. Di negeri ini pun ada lembaga BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) yang memiliki tugas mengamati dan menganalisa kondisi alam, seperti cuaca, iklim, gempa bumi dan tsunami.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 1.300 bencana alam terjadi sepanjang 2024. Bencana yang seringkali terjadi dan banyak merugikan rakyat ini tidak lantas direspon oleh pemerintah dengan aktifitas tanggap darurat bencana. Bahkan pemerintah terkesan abai terhadap rakyatnya yang tentu saja membutuhkan banyak ukuran tangan dari penguasa, yang sejatinya adalah pengayom dan pelindung mereka.
Bencana alam memang sebuah fenomena alam dan sekilas hanya disebabkan oleh faktor alam. Namun bagi seorang muslim yang beriman, ada unsur penyebab lain selain faktor alam biasa. Dalam hal ini, yang menjadi bencana alam melanda negara ini adalah manusia yang tidak bertanggung jawab.
Al-.Qur'an membahasakan dengan "ulah tangan-tangan manusia." Allah Swt berfirman dalam surat Ar-Rum 41.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
Ulah tangan-tangan jahil manusia bisa pula diartikan dengan banyaknya pelanggaran syariat Islam. Lingkungan dan alam sekitar seringkali masih di-eksploitasi atas nama pembangunan.
Selama sistem kapitalisme masih bercokol di negeri ini, maka masyarakat akan dilingkupi karakter individuisme yang menjadikan materi di atas segalanya. Mereka tidak peduli dengan dampak dari lingkungan ketika melakukan perbuatan yang merugikan alam, yang paling penting sudah mendapatkan keuntungan materi.
Contohnya adalah penebangan hutan, penggalian tanah berlebihan, pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, perubahan iklim akibat emisi gas rumah caca, penambangan dan eksploitasi alam, polusi laut, kerusakan terumbu karang. Hingga semua ini mengakibatkan banjir yang terjadi dimana-mana, tanah longsor, pergerakkan tanah dan masih banyak bencana yang lain. Maka semua kerusakan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab ini sangat berdampak buruk pada kelangsungan ekosistem alam.
Bagi seseorang yang mau berpikir, kejadian bencana alam ini mestinya mampu meningkatkan kesadaran akan bahaya dari perbuatan mereka. Bahwa bencana ini pasti berdampak pada manusia dan alam semesta penghuni bumi.
Maka ketika syariat Islam diterapkan di muka bumi ini, akan mampu menuai banyak kebaikan. Islam senantiasa mengajarkan bagaimana mencintai dan melestarikan bumi dengan cara menjaga dan melindunginya. Islamlah solusi terbaik dari segala permasalahan kehidupan di dunia.
Saatnya manusia bermuhasabah dan bertaubat. Ternyata tatanan kehidupan kapitalisme yang selama ini membayangi umat Islam bukan sistem yang tepat dan sempurna bagi umat Islam dan manusia pada umumnya.
Dalam Islam, konsep kepemimpinannya sungguh indah. Negara berperan sebagai raa'in dan junnah sehingga rakyat hidup sejahterah penuh berkah. Sebagaimana firman Allah dalam QS.Al-A'raf 96 l.
وَلَوۡ اَنَّ اَهۡلَ الۡقُرٰٓى اٰمَنُوۡا وَاتَّقَوۡا لَـفَتَحۡنَا عَلَيۡهِمۡ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالۡاَرۡضِ وَلٰـكِنۡ كَذَّبُوۡا فَاَخَذۡنٰهُمۡ بِمَا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.
Maka negara bertanggungjawab terhadap kesejahteraan rakyat. Kepentingan rakyat menjadi fokus perhatian yang wajib diutamakan. Sebab tujuan dari kepemimpinan Islam adalah melaksanakan syariat secara kaffah di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Wallahu’alam bish-shawab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.