Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gili Argenti

Aksi Bela Palestina Perspektif Gerakan Sosial Islam

Politik | 2024-12-18 13:50:02
Demonstran Pro-Palestina di Istanbul, Turki, Sumber : AP

Pasca Operasi Badai Al-Aqsa (Taufan Al-Aqsha) yang dilancarkan sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam, pada tanggal 7 Oktober 2023, keadaan di Palestina lebih tepatnya di Jalur Gaza semakin mengkhawatirkan, agresi pihak militer zionis Israel ke wilayah dengan luas 365 km persegi, telah mengoyak-ngoyak rasa kemanusiaan kita sebagai manusia, sampai artikel ini ditulis tercatat 45.000 korban meninggal, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Pihak zionis-Israel juga secara sistematis membumihanguskan fasilitas umum seperti sekolah, kampus, pasar, masjid, gereja, rumah penduduk, kantor pemerintah, dan rumah sakit. Angka korban diperkirakan terus bertambah, karena belum ada tanda-tanda Israel akan mengurangi intensitas serangan, apalagi menghentikannya, meskipun kecaman masyarakat dunia atas perilaku biadab terus disuarakan diberbagai negara, tidak hanya di negara berpenduduk mayoritas muslim, kecaman juga datang dari penduduk di negara-negara barat, selama ini dikenal pemerintahnya sekutu dan loyalis zionis Israel.

Kemarahan masyarakat dunia atas tragedi pembantaian (genosida) di Jalur Gaza, sudah mencapai titik puncak, aksi pemusnahan massal masyarakat sipil secara sistematis dilakukan zionis itu, dipertontonkan kasat mata melalui layar ponsel kita masing-masing, hampir setiap jam masyarakat dunia disuguhi video sangat mengerikan, memilukan, dan menyedihkan, tentang jatuhnya korban jiwa masyarakat sipil di Jalur Gaza. Tragedi kemanusiaan di Jalur Gaza ini menjadi peristiwa genosida satu-satunya yang terdokumentasikan secara lengkap, artinya banyak bukti untuk menyeret para pelakunya di Mahkamah Internasional.

Akibat dari aksi Genosida militer Israel pada bangsa Palestina memunculkan solidaritas dunia, tidak hanya dari umat Islam, tetapi masyarakat dari berbagai latar belakang bangsa, agama, etnik, dan ras. Mereka menunjukkan dukungan kepada Palestina dengan berbagai bentuk dari aksi unjuk rasa, penggalangan donasi, dan boikot produk-produk, terindikasi memiliki afiliansi dengan Israel dan sekutunya.

Aksi Pengendara Bajaj di Aksi Bela Palestina Jilid II di Depok, 15 Desember 2024, Sumber : Dokumentasi Pribadi.

Alasan Membela Palestina

Bagi umat Islam (Indonesia) dukungan kita kepada Palestina, setidaknya memiliki tiga alasan (1) kemanusiaan, (2) keimanan (Islam), dan (3) konstitusi negara.

Kemanusiaan, melihat penderitaan rakyat Palestina selama puluhan tahun mengalami penjajahan zionis Israel, sudah tidak terhitung banyak korban jiwa melayang terutama perempuan dan anak-anak, serta terusirnya rakyat Palestina dari tanah airnya, mereka sudah beberapa generasi terlunta-lunta menjadi pengungsi dinegara-negara Timur Tengah.

Keimanan (Islam), sebagai seorang muslim kita menyakini umat Islam itu seperti satu tubuh, bila satu bagian tubuh sakit maka bagian tubuh lain merasakan, menjadi keniscayaan penderitaan sesama muslim meskipun terpisah jarak geografis sangat jauh, penderitaan mereka bisa kita dirasakan cukup dekat. Konstitusi negara, di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 tertulis dengan jelas bangsa Indonesia konsisten memperjuangkan kemerdekaan semua bangsa, bahwa penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan kemanusiaan dan keadilan.

Berbagai bentuk dukungan umat Islam kepada perjuangan bangsa Palestina ini, bisa kita kaji bersama menggunakan konsep gerakan sosial Islam.

Karakteristik Gerakan Sosial

Di dalam teori gerakan sosial dikenal adanya ideologi sebagai pemersatu partisipan gerakan (Kristeva, 2023). Tentunya, dimaksud ideologi disini bukan saja tentang narasi ideologi-ideologi besar dunia seperti sosialisme, fasisme, konservatisme, anarkisme, dan liberalisme. Ideologi juga dapat dipahami sebagai perangkat keyakinan dan tindakan sosial dari suatu kelompok masyarakat mengenai terbentuknya tatanan sosial yang dicita-citakan. Perkembangan ideologi kontemporer menunjukan bahwa sekat satu ideologi dengan ideologi lain kian pudar, saat ini tidak terdapat garis tegas pemisah, terkadang satu narasi bisa mempersatukan antar ideologi (Heywood, 2016).

Secara umum gerakan sosial sendiri memiliki beberapa karakteristik. Pertama, aktor gerakan sosial memiliki karakter ideologis, memegang teguh cita-cita mengenai gambaran struktur masyarakat yang mereka inginkan, serta menyusun langkah strategi untuk mencapai gambaran masyarakat ideal itu, disertai sikap fanatik terhadap ideologi mereka miliki, memandang setiap fenomena sosial secara hitam-putih atau idealis.

Kedua, pemicu gerakan perlawanan, biasanya terkait perbedaan antara harapan dengan kenyataaan, terdapat keinginan mengenai terciptanya tatanan sosial berkeadilan, tetapi dalam praksisnya muncul penindasan yang mengakibatkan terjadi peminggiran sistematis pada kelompoknya. Ketiga, terdapat unsur perekat diantara para partisipan pergerakan, unsur pemersatu diantara aktor-aktor gerakan, bisa berbentuk ideologi atau isu sosial-politik. Keempat, terdapat struktur organisasi menjadi wadah pengorganisasian perlawanan, biasanya coraknya bersifat ketat dan kaku, karena memiliki ideologi sangat kuat yang mengikat para partisipan.

Mengenal Gerakan Sosial Islam

Setelah menjelaskan konsep umum tentang gerakan sosial, berikutnya akan menjelaskan secara spesifik tentang gerakan sosial Islam, dalam konteks dukungan kemerdekaan pada Palestina.

Perkembangan kontemporer diberbagai penjuru dunia menunjukan kemunculan gerakan sosial terkadang tidak dilatarbelakangi motif kesenjangan ekonomi, hal ini terlihat dari para aktor gerakan berasal dari kelompok secara finansial tergolong mapan, serta isu mereka angkat terkadang tidak menyentuh tema tentang kesejahteraan, tetapi isu lebih luas terkait kesetaraan gender, demokrasi, kemerdekaan, anti perang, hak asasi manusia, lingkungan, dan keagamaan.

Termasuk Gerakan Sosial Islam (GSI), kemunculan salah satu dari gerakan sosial ini bersumber dari spirit keagamaan.

Terdapat beberapa sumber daya dari GSI, kemudian menjadi ciri sangat khas dari tipe gerakan sosial ini. Pertama, masjid yang menjadi lembaga utama bagi praktik keagamaan dalam masyarakat muslim, seringkali dimanfaatkan sebagai suatu struktur mobilisasi para partisipan. Di dalam masjid kalangan aktifis gerakan sosial menyelenggarakan khutbah, ceramah dan kelompok-kelompok studi untuk menyelenggarakan pesan gerakan, mengorganisasi tindakan kolektif dan merekrut anggota baru. Selain itu, masjid juga menawarkan jaringan organik dan nasional yang menghubungkan komunitas-komunitas aktifis diberbagai tempat (Wikatoorowicz, 2012). Melalui masjid para tokoh Islam kerap memberikan ceramah tentang penderitaan bangsa Palestina akibat penjajahan Israel, melalui masjid juga banyak disebarkan berbagai buletin tentang Palestina, dan pengumuman kapan aksi demonstrasi membela Palestina dilakukan (waktu dan lokasi).

Kedua, LSM-LSM Islam merupakan kumpulan organisasi tingkat menengah yang digunakan, LSM Islam seperti klinik medis, rumah sakit, yayasan-yayasan derma, pusat-pusat budaya dan sekolah-sekolah, telah menyediakan barang dan jasa untuk memperlihatkan bahwa Islam adalah jawaban persoalan-persoalan sehari- hari dalam masyarakat. Ketiga, para aktifis gerakan sosial Islam juga melakukan mobilisasi melalui struktur asosiasi-asosiasi profesional dan mahasiswa. Dalam masyarakat muslim, asosiasi-asosiasi ini sering kali berfungsi sebagai gelanggang politik alternatif dimana berbagai kontrol atas sumber daya kelembagaan (Wikatoorowicz, 2012).

Salah Satu Non Governmental Organization (NGO) Islam Berpartisipasi di Aksi Bela Palestina Jilid II di Depok, 15 Desember 2024, Sumber : Dokumentasi Pribadi.

Berbagai lembaga LSM Islam atau Non Governmental Organization (NGO), memiliki peran sangat besar membantu perjuangan bangsa Palestina. Mereka bekerja menyebarkan informasi tentang situasi di Palestina melalui kanal media yang mereka miliki, dengan menyajikan informasi berupa laporan, artikel, liputan, dan seminar, bahkan mereka berani untuk mengungkapkan terjadi pelanggaran hak asasi manusia dilakukan zionis-Israel, serta mendesak komunitas internasional segera bertindak. Kemudian LSM Islam juga sering memberikan bantuan makanan, air bersih, obat-obatan, dan tenda bagi warga Palestina. Dana mereka berasal dari sumbangan masyarakat, dermawan, dan relawan.

Sedangkan asosiasi dan organisasi mahasiswa Islam di berbagai negara juga memainkan peran penting, memberikan dukungan tiada henti atas perjuangan rakyat Palestina. Organisasi kemahasiswan Islam mengadakan seminar, diskusi publik, bedah buku, atau forum ilmiah untuk memberikan informasi kepada mahasiswa dan masyarakat umum, tentang perjuangan rakyat Palestina melawan penjajahan, serta menginisiasi penggalangan dana melalui berbagai bentuk kegiatan seperti konser amal, nonton film dokumenter Palestina, bazar buku, atau donasi langsung.

Gerakan sosial Islam melalui berbagai jaringannya telah menjadi kekuatan penting di dalam membela hak-hak rakyat Palestina yang di rampas oleh zionis Israel.

Referensi Artikel

1. Heywood, Andrew. 2016. Ideologi Politik Sebuah Pengantar (Pustaka Pelajar, Yogyakarta).

2. Kristeva, Nur Sayyid Santoso. 2023. Analisis Sosial Membentuk Kesadaran Kritis. (Pustaka Pelajar, Yogyakarta).

3. Wiktorowicz, Quintan. 2012. Gerakan Sosial Islam : Teori, Pendekatan dan Studi Kasus. (Penerbit Gading Publishing dan Paramadina, Jakarta).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image