Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fauzan Akbar

Apakah Gelar Sarjana Dibutuhkan dalam Kehidupan Sosial?

Edukasi | 2024-12-16 18:56:10

Pada Konteks Kehidupan Sosial, kini kita berada ditengah tengah arus perkembangan zaman yang signifikan. Banyak sekali aspek yang perlu dipenuhi, perlu untuk dicukupi sehingga kita bisa dengan leluasa dalam menikmati kehidupan ini. Sebagai makhluk Sosial kita tidak akan pernah mungkin dapat menjadi makhluk individualis, sebab kita akan terus membutuhkan orang lain, melibatkan orang lain, dalam menjalani kehidupan ini. Kompleksitas Perubahan sosial sering kali terjadi dalam konstelasi yang heterogen menyebabkan masyarakat saling bersaing untuk memperoleh kebutuhan dan kepentinganya. Hal ini memicu terpecahnya masyarakat menjadi berbagai Stratifikasi sosial yang ada, karena tidak semua mampu mendapatkan keinginanya dengan mudah.

Keragaman Status Ekonomi, Status Pendidikan, Posisi dalam pekerjaan, Kepentingan Politik, Lingkungan, kekuasan dan sumber daya manusia mengantarkan setiap individu atau masyarakat untuk meraih tujuan kehidupanya. Mengutip dari buku “Ilmu Sosial Dasar” Karya Dr. beni Ahmad Saebani M.Si (CV Pustaka Setia, Bandung, 2023) Hal. 2. Status Sosial menjadi topik yang penting dalam konteks kehidupan sosial. Status adalah kedudukan seseorang dalam kelompok Masyarakat yang dapat diperoleh dengan sendirinya, Usaha, maupun diberikan. Status Sosial akan menentukan derajat, Kewajiban dan Tanggung jawab seseorang dalam masyarakat. Dilansir Bola.com Jumat ( 09/06/2023). Dalam mencapai Status Sosial setiap individu memiliki caranya masing masing.

Terutama dalam Persaingan di dunia pekerjaan dan karir yang semakin kompetitif. Melihat realitas yang kini sedang banyak dihadapi oleh banyak orang, yaitu kebanyakan perusahan ketika membuka lowongan pekerjaan akan mengutamakan para pelamar yang bergelar S1, seandainya menerima pelamar yang tidak bergelar S1, maka posisi atau status yang akan didapatkan pun akan berbeda dengan yang bergelar S1, jika posisi yang diterima oleh pelamar bergelar S1 adalah seorang manager, maka mungkin saja bagi si pelamar yang tidak bergelar S1 adalah Pekerja lapangan. Maka akan jelas terlihat perbedaan dari segi peran, status dan pastinya Nominal Gaji/upah yang didapat. karena gelar yang dimiliki seseorang itu menjadi salah satu standar penentu kredibilitas dan kapabilitas seseorang.

Berdasarkan gambaran diatas, point yang dapat diambil adalah bahwa gelar sarjana menjadi kebutuhan atau tidak, menjadi penting atau tidak, tergantung pada tujuan individu, jika seorang individu sudah merasa puas akan kondisi nya tanpa harus menempuh pendidikan tinggi, jika midnset seorang individu merasa tidak perlu memiliki gelar untuk mencapai status yang ia inginkan, maka Gelar sarjana akan menjadi sebuah hal yang amat tidak penting, dan sebaliknya jika tujuan seorang individu itu membutuhkan gelar sarjana untuk mencapainya maka menjadi pentinglah sebuah gelar sarjana. Namun dilain sisi, sebenarnya memiliki gelar sarjana bukan hanya terfokuskan pada gelarnya atau pada prospek kerja yang akan diraih, tapi ada banyak aspek benefit yang akan didapat ketika meraih gelar sarjana, yaitu:

  1. Keterampilan dan Pengetahuan Proses meraih sarjana bukan hal yang mudah dan singkat, tapi memerlukan banyak waktu dan melewati proses pendidikan yang sangat kompetitif terlebih dahulu, dan di saat proses pendidikan inilah yang akan memperkaya seorang individu akan keterampilan dan pengetahuan .
  2. Pengembangan Diri Proses meraih sarjana memerlukan daya bersaing yang tinggi, terutama dalam meningkatkan dan mempertahankan nilai yang baik (IPK), serta bersinergi di dalam organisasi kemahasiswaan. Maka dorongan dorongan itu yang akan memicu mahasiswa untuk terus mengembangkan diri. Di mana dalam hal ini akan menempa mahasiswa yang cerdas, berpengalaman dan berintegritas.
  3. Jaringan Sosial atau Relasi Proses ini yang akan menempa sebuah koneksi yang memiliki arah dan tujuan yang sama meskipun tidak semua hasil sama, akan tetapi koneksi inilah yang kelak akan menjadi kunci mempermudah kita dalam bersaing sehat di dunia akademis, maupun berkolaborasi.
  4. Peluang Karir atau Prospek Kerja Seperti halnya contoh realita yang telah saya berikan sebelumnya, bahwa di zaman sekarang rata rata para HRD atau perusahaan akan mengutamakan yang bergelar S1, terutama dalam profesi profesi tertentu.

Demikian Menyandang gelar S1 adalah penting namun tidaklah mutlak karna tergantung pada tujuuan ehidupan seseorang, ada orang yang alih alih tertarik mengejar gelar sarjana tapi lebih tertarik berfokus pada peningkatan potensi diri diluar pendidikan formal dan ada pula yang menempuh pendidikan formal untuk menempa diri, mengembangkan pengetahuan dan mendapatkan gelar sarjana. Semua sepakat bahwa pendidikan itu sangat penting tidak ada yang menggugatnya, hanya saja pendidikan yang seperti apa yang diinginkan dan yang dibutuhkan pendidikan formal atau pendidikan informal.

- Pendidikan formal adalah pendidikan yang terstruktur, tersistematis dan diatur oleh lembaga pendidikan, contoh: Universitas dan semacamnya

  • Pendidikan Informal adalah pendidikan yang tidak terstruktur, tidak sistematis dan tidak diatur oleh lembaga pendidikan, Contoh: Pelatihan, Workshop dan semacamnya Dampak negatif terhadap dinamika Sosial.
  1. Diskriminasi Masyarakat cenderung mendiskriminasi individu tanpa gelar sarjana, atau memandang mereka kurang berpendidikan atau tidak kompeten. 2. Kesenjangan Sosial Konflik ini akan memperburuk kesenjangan sosial atas.
  2. Kubu, kubu yang bergelar dan tidak bergelar kemudian akan memperlemah solidaritas sosial.
  3. Persaingan tidak seimbang Terciptanya Persaingan yang tidak seimbang dalam pasar kerja, pembatasan kesempatan kerja bagi individu tanpa gelar sarjana

Dampak positif terhadap dinamika sosial

  1. Kesadaran Sosial Konflik ini akan memicu kesadaran setiap individu akan pentingnya pendidikan dan kesetaraan.
  2. Motivasi Memotivasi individu untuk selalu meningkatkan kemampuan dan menggali potensi diri melalui pendidikan.
  3. Kemitraan Meskipun terjadinya beberapa perbedaan status dalam dunia perkejaan, tapi semestinya dua hal ini harus dapat bersinergi di dalam tujuan yang sama.

Kesimpulan Diri sendiri adalah Tanggung jawab kita sendiri. Baik buruknya, Pantas tidaknya, suatu hal yang berkaitan dengan diri sendiri, maka yang paling tahu adalah kita sendiri. Kamu tahu apa yang pantas untuk mu dan apa yang tidak. Jadilah Versi terbaik dalam diri mu sendiri. Angkatlah derajat mu dan ambil peran mu dalam berkehidupan masyarakat, bergelar atau tidaknya kamu akan sia sia jika kamu tidak dapat menjadi makhluk sosial yang baik. Namun yang selalu harus diingat adalah segala sesuatu yang kamu perbuat akan selalu ada konsekuensi nya akan selalu berdampak terhadap kehidupan mu. Tapi jika kamu tidak mengingatnya, Maka penyesalan adalah teman terbaikmu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image