Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Study Rizal Lolombulan Kontu

Pengantar: Catatan Mazhab Ciputat

Agama | 2025-04-09 22:31:08

Setiap zaman melahirkan kegelisahannya sendiri. Dalam dunia politik, sosial, dan budaya, selalu ada arus yang menghegemoni, dan di sisi lain, ada suara-suara yang berusaha tetap kritis di tengah derasnya kepentingan. "Catatan Mazhab Ciputat" lahir sebagai upaya untuk membaca zaman, menafsirkan peristiwa, dan menyuarakan kegelisahan intelektual dari sudut pandang yang kerap tersisih dari narasi dominan.

Mazhab Ciputat, lebih dari sekadar label geografis, adalah semangat intelektual yang menolak tunduk pada kemapanan tanpa kritik. Ia adalah tradisi berpikir yang terus bergerak, menggugat status quo, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tak nyaman bagi mereka yang menikmati kemapanan itu. Dari sanalah catatan-catatan ini bermula—sebagai rekaman pemikiran yang tidak sekadar mengamati, tetapi juga merespons, mempertanyakan, dan bahkan, dalam batas tertentu, menggugat.

Di dalamnya, kita akan menjumpai berbagai refleksi atas fenomena sosial-politik yang mewarnai kehidupan kita hari ini. Tentang “premanisme”, yang tak hanya hidup di pasar dan jalanan, tetapi juga di ruang kekuasaan. Tentang “dinasti politik”, yang mengkhianati demokrasi dengan mempersempit akses kepemimpinan hanya bagi mereka yang memiliki darah dan jaringan kekuasaan. Tentang “politik uang”, yang menjadikan demokrasi sebagai barang dagangan, di mana kekuasaan bukan lagi soal amanah, tetapi investasi yang harus balik modal. Tentang “politik identitas”, yang sering kali lebih digunakan sebagai alat mobilisasi ketimbang upaya membangun keberagaman yang sehat.

Tak berhenti di situ, catatan ini juga menyoroti “demonstrasi mahasiswa”, yang sejak lama menjadi bagian dari denyut perubahan sosial, namun di tengah lanskap politik hari ini sering mengalami tantangan besar, baik dari dalam maupun luar. Lalu ada “kriminalisasi politik”, yang mengingatkan kita bahwa hukum kerap kali bukanlah alat keadilan, melainkan senjata untuk membungkam lawan. Dan ada pula “mahar politik”, yang semakin menegaskan bahwa demokrasi kita telah mengalami komersialisasi, di mana idealisme harus membayar harga mahal hanya untuk sekadar mendapat ruang di panggung politik.

“Catatan Mazhab Ciputat” bukan sekadar ulasan peristiwa. Ia adalah upaya memahami mengapa semua ini terjadi, menyingkap struktur yang bekerja di baliknya, dan menggugah kesadaran bahwa kritik bukanlah sekadar hobi para pemikir, tetapi tanggung jawab moral bagi siapa saja yang masih percaya bahwa perubahan adalah mungkin.

Setiap Rabu, catatan ini akan hadir, bukan untuk memberikan jawaban mutlak, tetapi untuk mengajak berpikir lebih dalam. Karena di tengah kabut politik yang semakin pekat, melupakan kegelisahan adalah awal dari kekalahan. (srlk)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image