Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Finurika Nadzifatun Hasanah

Krisis Pengangguran Muda dan Solusinya

Edukasi | 2024-12-16 16:01:08
https://kaltim.suara.com/amp/read/2024/03/23/150000/pengangguran-di-kaltim-turun-040-persen-terendah-dalam-10-tahun-terakhir

Krisis pengangguran muda telah menjadi salah satu isu yang paling penting di Indonesia saat ini. Jakarta, VIVA – Data Badan Pusat Statistik pada Februari 2024 menunjukkan angka pengangguran Indonesia masih didominasi oleh usia muda dengan rentang 15-24 tahun, yaitu 16,42 persen. Menurut data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) per Februari 2024, ada 3,6 juta Gen Z usia 15-24 yang menganggur tahun ini. Sementara total pengangguran terbuka di Indonesia ada di angka 7,2 juta. Itu artinya, Gen Z menyumbang 50,29% dari total pengangguran terbuka di Indonesia. Jakarta, CNBC Indonesia - Lonjakan pengangguran terutama di kalangan generasi Z alias gen Z kini tengah menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat.

Dengan melihat banyaknya pengangguran di usia muda ini membuat miris mengingat seharusnya Gen Z saat ini berada dalam usia produktif. Di balik banyaknya angka pengangguran ini, pasti terdapat sebab mengapa krisis pengangguran muda ini bisa terjadi. Bisa kita lihat bahwa banyak sekali murid lulusan SMA/SMK/MA atau bahkan lulusan kuliah, mereka masih bingung untuk menentukan arah tujuan mereka selanjutnya, banyak sekali dari mereka yang tidak tau potensi dan minat bakat yang ada pada diri mereka. Sehingga itu bisa menjadi penyebab gagalnya mereka dalam menentukan jenjang karir kedepannya.

Ada juga beberapa faktor yang menjadi penyebab adanya pengangguran di usia muda yaitu mereka yang tidak memiliki keterampilan tinggi serta tingkat Pendidikan yang rendah. Ketika melamar sebuah pekerjaan untuk posisi tertentu, tentunya perusahaan akan menyertakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pelamar pekerjaan. Contohnya seperti pelamar harus lulusan minimal SMA dan melampirkan bukti berupa ijazah atau memiliki keterampilan khusus. Oleh karena itu, apabila pelamar kerja tidak memiliki keterampilan khusus maupun tidak memenuhi persyaratan yang diajukan oleh perusahaan maka pelamar tersebut tentu akan tereliminasi dari posisi tersebut.

Sehingga mereka yang ingin mencari kerja harus memenuhi persyaratan keterampilan maupun tingkat pendidikan yang diajukan oleh perusahaan. Ini juga berlaku untuk perusahaan yang memiliki persyaratan dan standar yang cukup tinggi ketika mau merekrut karyawan, sehingga warga yang tinggal di kota pun menyesuaikan hal tersebut dengan menambah keterampilan serta memiliki pendidikan yang tinggi. Berbeda dengan tenaga kerja di desa, warga desa terkadang tidak terlalu diperhatikan dan lapangan kerja yang ada di desa pun sedikit. Kebanyakan warga di desa memilih menjadi petani atau menggarap lahan orang lain, namun tenaga kerja seperti petani dan lainnya tidak dimanfaatkan lebih baik. Sehingga menyebabkan terjadinya pengangguran.

Besarnya Angkatan kerja yang tidak seimbang dengan kesempatan kerja juga menjadi penyebab terjadinya pengangguran. Ketika jumlah tenaga kerja dengan jumlah lapangan kerja yang tidak seimbang. Banyak masyarakat yang telah lulus dan menjadi seorang sarjana dan lulusan SMA/ SMK maupun SMP yang telah siap kerja memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan suatu pekerjaan sesuai dengan kemampuannya. Namun, banyaknya warga yang siap kerja tersebut harus bersaing ketat, karena lapangan kerja yang tersedia di negara tersebut tidak banyak. Dan penyebab selanjutnya adalah masalah geografis atau jauh dari perkotaan. Umumnya perusahaan akan membangun kantornya berada di kota, di mana penduduk kota biasanya memiliki keterampilan tinggi untuk dapat memajukan perusahaan tersebut serta tingkat pendidikan yang tinggi pula. Oleh karena itu, penduduk kota lebih besar mendapatkan peluang pekerjaan dibandingkan dengan warga yang tinggal di desa. Selain itu, perusahaan juga cenderung memilih atau memberikan persyaratan kepada pelamar yaitu berdomisili dekat dengan kantor atau perusahaan tersebut. Maka dari itu pengangguran dikalangan muda ini dapat berdampak negatif pada diri sendiri serta masyarakat atau lingkungan sekitar.

Hal tersebut dikarenakan berkurangnya kesempatan kerja yang dapat disebabkan kelesuan ekonomi, turunnya potensi diri, menghilangnya keterampilan kerja, menurunnya pajak penghasilan serta tingkat kesejahteraan masyarakat yang menurun. Selain itu pengangguran dikalangan muda juga bisa menyebabkan tingginya angka kriminalitas. Salah satu sebab mengapa orang berbuat kriminalitas adalah tidak punya uang, butuh uang, punya utang, dll. Seperti kita tahu bahwa pengangguran akan berdampak pada ekonomi sebuah keluarga karena tidak mendapatkan penghasilan. Beberapa tindakan seperti pencurian, penjambretan, penipuan, perampokan bahkan sampai pembunuhan tidak sedikit yang disebabkan oleh faktor ekonomi.

Dan mungkin saja para pelaku kejahatan melakukan hal demikian karena tidak memiliki penghasilan (pengangguran), bahkan banyak sekali para remaja yang menjadi bagian dari pelaku kejahatan tersebut. Pengangguran muda juga dapat berdampak pada kesenjangan kesempatan bekerja, sehingga membuat orang tersebut merasa tidak diperlakukan dengn adil. Contohnya adalah kasus yang sering terjadi di Indonesia, yaitu orang-orang yang memiliki koneksi akan mendapatkan kesempatan bekerja lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak. Sehingga dapat memunculkan rasa iri atau orang yang tidak mendapatkan pekerjaan merasa ia tidak diperlakukan dengan adil. Pengangguran juga berdampak pada hilangnya keahlian atau keterampilan seseorang, serta meningkatkan angka kemiskinan. Pengangguran dapat membuat angka kemiskinan menjadi meningkat. Orang yang pengangguran tentu tidak memiliki penghasilan, sehingga membuat orang tersebut susah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan membuat angka kemiskinan semakin meningkat.

Selanjutnya bisa berdampak pada kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial merupakan dampak yang berkelanjutan dari meningkatnya angka kemiskinan, sehingga memunculkan masalah-masalah lain pada bidang sosial. Dan yang terakhir bisa berdampak pada kondisi politik di suatu negara menjadi tidak stabil. Pengangguran menyebabkan kondisi politik di suatu negara menjadi tidak stabil. Hal ini dikarenakan pengangguran dapat membawa banyak masalah dan dampak pada lingkungan yang menyebabkan pemerintahan saat itu menjadi tidak stabil. Untuk itu perlu adanya solusi dari permasalahan ini, salah satunya adalah pentingnya akan pendidikan dan pelatihan bagi pemuda sebelum terjun ke dunia kerja. Pemuda sebaiknya fokus pada pendidikan terlebih dahulu sebelum mencari pekerjaan. Pendidikan yang rendah dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mereka di masa depan. Pendidikan perlu ditingkatkan dengan menambah keterampilan hidup dan pengembangan karakter, bukan hanya keterampilan praktis. Selanjutnya ada pelatihan, pelatihan yang dimaksud di sini adalah seperti program bimbingan karier di sekolah menengah atas.

Gysbers, N. C., & Henderson, P. (2014). Developing and Managing Your School Guidance and Counseling Program. John Wiley & Sons. Buku ini menjelaskan pentingnya program bimbingan karir dalam membantu siswa merencanakan masa depan mereka dan memberikan informasi tentang berbagai pilihan karir. Program bimbingan karir di sekolah menengah atas (SMA) memiliki peran yang sangat penting dalam membantu siswa merencanakan masa depan mereka. Dengan adanya layanan ini, siswa dapat memperoleh informasi yang relevan mengenai berbagai pilihan karir dan pendidikan yang tersedia setelah mereka lulus. Schmid, G., & Gazier, B. (2002). The Dynamics of the Labor Market and the Role of Public Policy.

In The Changing Nature of Work (pp. 67-84). Berghahn Books. Karya ini membahas pentingnya kebijakan publik yang mendukung pemuda dalam memasuki pasar kerja, termasuk kebijakan upah. Melalui bimbingan yang diberikan oleh guru bimbingan konseling (BK), siswa dapat memahami kebutuhan pasar kerja dan menyesuaikan pilihan studi mereka dengan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan. Ini membantu siswa untuk tidak hanya memilih jurusan yang mereka minati, tetapi juga memiliki prospek baik di dunia kerja. Selain itu, program bimbingan karir juga berfungsi untuk meningkatkan motivasi siswa dalam melanjutkan pendidikan. Dengan mengetahui jalur karir yang mungkin mereka ambil, siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar dan berprestasi di sekolah. Penelitian menunjukkan bahwa layanan bimbingan karir dapat meningkatkan minat siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

Program ini juga membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan perencanaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan karir mereka. Melalui sesi bimbingan, siswa diajarkan cara membuat rencana karir yang realistis dan terukur, serta bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Ini termasuk pengembangan soft skill yang penting, seperti komunikasi dan kerja sama, yang sangat dibutuhkan di dunia kerja. Secara keseluruhan, program bimbingan karir di SMA tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga membentuk pola pikir dan sikap positif siswa terhadap masa depan mereka. Dengan dukungan yang tepat, siswa dapat merencanakan karir mereka dengan lebih baik dan siap menghadapi tantangan di dunia kerja. OECD (2015).

Youth Employment Policy Review: Indonesia. OECD Publishing. Laporan ini memberikan analisis tentang tantangan yang dihadapi pemuda di pasar kerja dan pentingnya kebijakan yang fleksibel untuk meningkatkan kesempatan kerja bagi lulusan baru. Kebijakan upah dan dukungan pemerintah juga tidak kalah penting, perlu ada kebijakan yang lebih fleksibel terkait upah untuk pekerjaan muda tanpa pengalaman, seperti membayar mereka di bawah upah minimum untuk jangka waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk mendorong perusahaan menerima lebih banyak lulusan baru. Dan jika tidak ada perubahan dalam kebijakan upah dan pelatihan. Maka situasi pasar kerja untuk pemuda tidak akan membaik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image