Dari Modal 100 Ribu hingga Menjadi Favorit Pecinta Kuliner Bandung
UMKM | 2024-12-15 22:33:58Siapa yang tak kenal seblak? Kuliner khas Bandung ini telah merajai hati para pecinta makanan pedas dan gurih. Namun, tahukah Anda ada satu usaha seblak yang menarik perhatian, bukan hanya karena rasanya yang unik, tetapi juga kisah inspiratif di balik berdirinya? Seblak siUtun, yang kini dikenal banyak pelanggan setia, bermula dari sebuah tantangan hidup yang diubah menjadi peluang emas.
Kisah Seblak siUtun dimulai pada Maret, saat pemiliknya tengah bersiap menyambut kelahiran anak pertama. "Berawal dari cuti hamil, saya dan suami sudah mulai berhenti bekerja untuk mempersiapkan kelahiran. Setelah beberapa minggu tanpa kegiatan, kondisi keuangan mulai diuji," ungkap pemilik Seblak siUtun.
Awalnya, pasangan ini berniat menjual spaghetti tulang. Namun, ada keraguan dalam hati. Di saat yang bersamaan, tukang seblak di sekitar rumah mereka pindah lokasi. Melihat peluang tersebut, mereka memutuskan untuk berjualan seblak dengan konsep prasmanan yang masih jarang ditemukan kala itu.
"Dengan modal hanya Rp100.000, kami memulai bisnis ini. Saat itu, bahan yang dibeli hanya sekadar untuk sampel, seperti kerupuk yang dibeli ¼ kilo agar cukup membeli varian lain," kenangnya. Meski sempat berhenti selama masa pemulihan pasca melahirkan, Seblak siUtun kembali bangkit dan terus berkembang.
Dari sekian banyak penjual seblak, Seblak siUtun memiliki ciri khas tersendiri. Rahasianya terletak pada resep kaldu kuah yang kental alami, tanpa tambahan maizena. “Kami menggunakan bahan-bahan premium dan takaran yang pas agar rasa kuahnya kuat serta berkarakter. Meski hanya ada dua pilihan kuah, yaitu gurih dan manis gurih, pelanggan bisa memilih tingkat kepedasan sesuai selera, bukan berdasarkan level, melainkan menggunakan takaran centong," jelasnya.
Secara garis besar, proses pembuatan Seblak siUtun mirip dengan seblak pada umumnya. Bumbu bawang dan kencur digiling halus, lalu dimasak dengan kuah kaldu yang sudah disiapkan. Keunikan muncul dari seasoning premium yang digunakan, membuat rasanya lebih istimewa.
Seblak siUtun mengandalkan bahan-bahan lokal berkualitas tinggi. "Kami percaya bahwa bahan lokal juga memiliki kualitas premium. Selain itu, kami menjaga kualitas bahan baku dengan meminimalisir stok yang dipajang untuk menghindari bahan basi atau berbau kurang sedap. Estimasi saat persiapan sangat penting," ujar pemilik.
Mengusung konsep prasmanan, Seblak siUtun menawarkan berbagai topping yang bisa dikombinasikan sesuai keinginan pelanggan. Menariknya, semua topping yang disediakan adalah bestseller dan tidak ada yang menjadi deadstock. Hal ini membuktikan bahwa setiap varian memiliki tempat di hati para pelanggan.
Untuk menarik pelanggan, Seblak siUtun aktif memanfaatkan media sosial, seperti Instagram. Mereka rajin membuat Instastory dan konten-konten update tentang menu yang ditawarkan. “Kami sering menampilkan pelanggan di Instastory untuk membangun kedekatan dan menciptakan momen spesial. Alhamdulillah, strategi ini berhasil membuat banyak pelanggan melakukan repeat order hingga menjadi langganan tetap,” ujarnya.
Tentu, perjalanan bisnis Seblak siUtun tidak selalu mulus. Ada beberapa tantangan yang dihadapi seperti keterbatasan modal membuat rencana pengembangan bisnis lebih jauh terhambat. Saat ini, mereka masih menumpang di rumah mertua dengan tempat yang kurang luas dan minim fasilitas parkir. Serta ,Musim hujan menjadi tantangan tersendiri karena pelanggan cenderung malas keluar rumah. Bahkan, pesanan online pun sering terkendala driver yang membatalkan order saat hujan deras. Meski begitu, semangat mereka untuk terus berkembang tak pernah padam.
Seblak siUtun memiliki mimpi besar untuk memperkenalkan seblak asli Bandung ke seluruh Indonesia dan bahkan mancanegara. "Kami ingin Seblak siUtun dikenal lebih luas. Mohon doanya agar kami bisa mewujudkan impian ini," ungkap pemilik penuh harap.
Seblak siUtun selalu terbuka terhadap kritik dan saran pelanggan. “Kami menerima review jujur dari pelanggan, baik melalui media sosial maupun secara langsung. Semua masukan itu menjadi bahan evaluasi agar kami bisa lebih baik lagi,” tambahnya.
Selain seblak, Seblak siUtun juga menyediakan menu pendamping seperti es kulkul dan aneka minuman segar. Dulu, mereka sempat menjual basreng cobek, bakso ikan, dan roti bakar, namun kini fokus pada es kulkul dan minuman sebagai pelengkap seblak yang tetap eksis hingga sekarang.
Menariknya, Seblak siUtun tetap konsisten dengan ciri khas mereka tanpa ikut tren seperti Seblak Mamang Rafael. "Kami percaya bahwa seblak yang kami sediakan sudah cukup punya tempat di hati pelanggan. Jadi, konsistensi adalah kunci bagi kami," ujarnya tegas.
Seblak siUtun bukan sekadar bisnis kuliner biasa. Di balik kelezatannya, tersimpan kisah perjuangan, inovasi, dan mimpi besar untuk membawa kuliner khas Bandung ke tingkat yang lebih tinggi. Jika Anda penasaran dengan rasa kuah kaldu alami yang kental serta topping prasmanan yang lengkap, Seblak siUtun wajib ada di daftar kuliner yang harus dicoba!
Selamat menikmati pedas gurihnya Seblak siUtun!
Penuls, Rizqi Afrelina
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.