FOMO Tren Bag Charm, Konsumtif Gak Sih?
Gaya Hidup | 2024-12-12 07:48:51Akhir-akhir ini, pasti anda sering melihat orang membawa tas dilengkapi dengan gantungan tas lucu atau menarik yang sering disebut dengan istilah bag charm. Tren ini sedang menjamur terutama pada kalangan Gen - Z yang dipopulerkan lewat aplikasi TikTok, Instagram, maupun media sosial lainnya yang mendorong banyak orang untuk ikut serta dalam tren ini. Karakter lucu seperti Labubu yang sedang viral, Powerpuff Girls, Kuromi, dan karakter lain menjadi favorit.
Tren bag charm sendiri merujuk kepada tren memasang banyak gantungan pada tas. Selain itu, tren ini disebut sebagai salah satu cara untuk mengekspresikan diri sesuai dengan desain bag charm yang unik maupun representatif terhadap kepribadian pengikut tren tersebut.
Namun sebenarnya, tren ini sangat mencerminkan perilaku konsumtif yang dimiliki sebagian besar Gen-Z. Hal ini dapat dibuktikan dengan perilaku pembelian bag charm dalam skala banyak dikarenakan beberapa bag charm disajikan dalam bentuk blind box. Konsep blind box dapat membuat konsumen membeli bag charm dalam skala banyak dikarenakan mereka tidak tahu karakter mana yang akan mereka dapat. Alhasil, konsumen membeli dalam skala banyak hanya agar mendapat sensasi kesenangan instan jika mereka mendapat karakter sesuai keinginan mereka dan untuk mengoleksi semua karakter yang tersedia.
Selain itu, pengaruh media sosial dalam perilaku pembelian bag charm sangat besar. Akibat banyak konten yang diunggah dalam media sosial soal bag charm, masyarakat khususnya Gen - Z terdorong untuk ikut serta dalam tren ini. Hal ini merujuk pada FOMO atau Fear Of Missing Out, di mana seseorang takut untuk merasa tertinggal dalam sebuah tren terkini. Alhasil, para konsumen secara impulsif membeli bag charm dalam skala banyak karena FOMO dan rasa ingin diterima dalam kelompok sosial tertentu.
Perilaku konsumtif banyak menimbulkan efek negatif bagi kehidupan, seperti:
1. Finansial makin memburuk
2. Ketidakpuasan dalam belanja
3 Memperburuk adanya ketimpangan sosial.
Lantas, bagaimana caranya agar dapat mengurangi perilaku konsumtif?
Pertama-tama, anda dapat membatasi penggunaan sosial media agar tidak mendapatkan exposure terlebih soal bag charm atau barang-barang yang sekiranya tidak dibutuhkan lainnya. Kedua, atur anggaran pengeluaran dan pemasukan perminggu/perbulannya agar dapat melacak dan meningkatkan kesadaran tentang apa yang akan dibeli. Selanjutnya, anda bisa mengatur skala prioritas akan apa yang sekiranya paling penting untuk dibeli dan apa yang tidak penting untuk dibeli. Lalu yang terakhir, anda harus tetap teguh akan pendirian untuk membatasi diri dalam berbelanja! Hal ini adalah hal yang paling penting, karena jika semua yang dilakukan di atas sudah terpenuhi, namun tidak teguh dalam pendirian, maka semuanya akan sia-sia.
Marilah membatasi diri dalam berbelanja dan jadilah bijak untuk diri anda sendiri!
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.