Madura, Pulau Indah Segudang Masalah
Kultura | 2024-12-10 09:58:28Madura, sebuah pulau seluas 4.250 km² ini cukup terkenal di Indonesia. Entah karena stigma tentang watak penduduk pulau ini maupun karena budaya masyarakatnya yang memiliki keunikan terlepas dari jarak yang cukup dekat dengan masyarakat berkebudayaan Jawa. Di tahun 2009, ketika sebuah jembatan yang diberi nama jembatan Suramadu selesai dibangun, hubungan antara masyarakat Madura dengan masyarakat Surabaya -kota terdekat dari pulau tersebut-, makin intens terjadi.
Dengan dibangunnya jembatan tersebut, praktis mengubah banyak hal mulai dari aktivitas ekonomi sampai perkembangan sosial budaya yang terjadi baik di Madura maupun di Surabaya. Setelah sebelumnya perjalanan ke Surabaya memerlukan penggunaan transportasi darat dan laut, sekarang dapat ditempuh hanya dengan transportasi darat yang jauh lebih efisien dan cepat.
Alasan utama dibangunnya jembatan Suramadu adalah sebagai upaya untuk mengembangkan ekonomi pulau Madura yang pada saat itu merupakan wilayah tertinggal. Namun setelah 15 tahun berlalu, pulau Madura tetap tidak mencapai apa yang diharapkan dan tetap menjadi wilayah yang terbelakang secara ekonomi di Jawa Timur.
Masalahnya adalah pulau Madura merupakan sebuah pulau memanjang yang mana pembangunan jembatan tersebut sebenarnya hanya memiliki dampak signifikan bagi kota terdekat dari jembatan tersebut, kota Bangkalan. Sejak dulu memang belum ada upaya serius dari pemerintah untuk mengembangkan pulau ini dikarenakan memang pada dasarnya pulau ini minim potensi yang bisa digali.
Tanah Madura tidaklah begitu subur walaupun banyak penduduknya yang berprofesi sebagai petani. Begitupun dengan perairannya, tidak semua wilayah perairan di pulau ini yang dijadikan sebagai pusat kegiatan perikanan. Pada beberapa sisi dari pulau ini ada wilayah yang memiliki iklim yang cenderung kering sehingga dijadikan sebagai sarana untuk membangun sektor pembuatan garam yang menjadikan pulau ini sebagai salah satu pemroduksi garam terbesar di Indonesia.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengembangkan Madura dari sisi ekonomi adalah pembangunan infrastruktur yang menyasar pada pusat-pusat kegiatan ekonomi di Madura seperti sektor pertanian, perikanan, dan sektor produksi garam. Selain itu, perlu ada sosialisasi yang berkelanjutan untuk semakin meningkatkan pengetahuan masyarakat madura yang masih banyak menggunakan cara-cara tradisional yang tidak efisien dalam kegiatan produksi mereka.
Ekonomi bukanlah satu-satunya masalah besar di pulau tersebut. Pendidikan sebagai hal dasar dan yang paling krusial dalam perkembangan suatu masyarakat juga mengalami kemandekan dalam perkembangannya di pulau tersebut. Pemikiran masyarakat yang masih kolot menyebabkan pendidikan dianggap sebagai hal yang tidak begitu penting dan tidak menjadi fokus dalam perkembangan diri tiap individu.
Ketidaktahuan dan pengaruh budaya yang abai terhadap pendidikan membuat sedikit sekali masyarakat pulau ini yang berusaha meraih pendidikan sebagai sarana untuk mencapai hidup yang lebih baik. Tingkat pendidikan yang rendah juga membuat masyarakat pulau ini mendapat beberapa stigma dari orang-orang luar. Tidak sedikit yang percaya terhadap stereotipe bahwa orang madura adalah jenis orang yang arogan, tidak tau malu, dan tidak punya rasa hormat terhadap orang lain.
Solusi dari masalah ini adalah dengan meningkatkan kualitas sekolah-sekolah di Madura khususnya dengan cara menjaga kualitas dan kompetensi dari setiap pengajar. Diperlukan pula sosialisasi untuk semakin meningkatkan kesadaran masyarakat madura akan pentingnya pendidikan untuk hidup yang lebih baik dan untuk perkembangan pulau madura pada umumnya.
Masalah terakhir yang dibahas di sini, yaitu budaya Madura yang konservatif. Budaya yang konservatif tidak selamanya adalah sesuatu yang buruk. Namun, budaya konservatif di madura sering kali menjadi salah satu penyebab dari terhambatnya perkembangan dari masyarakat madura itu sendiri. Masalah pendidikan bahkan ekonomi bisa dikaitkan dengan budaya madura.
Banyak masyarakat madura yang masih berpikir bahwa pendidikan bukan hal yang penting, khususnya bagi perempuan. Mereka beranggapan bahwa kodrat perempuan adalah mengurus rumah tangga, jadi pendidikan bukan hal yang ditekankan terhadap anak perempuan mereka. Masyarakat juga masih berpikir bahwa pendidikan formal bukanlah fokus utama, melainkan pendidikan agama lah yang harus diperdalam. Banyak kasus di mana anak-anak yang mondok tidak bersekolah secara formal di pondoknya sehingga ketika lulus dari pondok, anak-anak itu tidak punya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di luar pondoknya.
Pendidikan merupakan salah satu solusi utama untuk mengatasi hal ini. Untuk membuat pemikiran masyarakat semakin terbuka diperlukan langkah yang berkelanjutan untuk secara bertahap membuat generasi penerus di pulau ini semakin sadar akan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam upaya membangun pulau tempat kelahiran mereka menjadi tempat yang lebih baik dan nyaman ditinggali oleh setiap penduduknya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.