Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fira Masita

Migrasi dan Adaptasi Etnis Madura di Kawasan Religi Ampel Surabaya

Sejarah | 2024-06-27 21:44:11
Pasar Tradisional Ampel, koleksi pribadi

Kawasan Ampel di Surabaya merupakan salah satu daerah yang memiliki sejarah panjang dan kaya akan keragaman etnis. Salah satu kelompok etnis yang memiliki pengaruh besar di kawasan ini adalah etnis Madura. Migrasi etnis Madura ke Ampel tidak hanya berdampak pada perubahan demografi, tetapi juga membawa dinamika sosial, ekonomi, dan budaya yang khas. Sejak zaman kolonial Belanda, banyak orang Madura bermigrasi ke Surabaya dan sekitarnya untuk mencari pekerjaan dan mencari kehidupan yang lebih baik. Alasan utama mereka migrasi adalah faktor ekonomi.

Madura yang seringkali mengalami kekurangan sumber daya alam dan terbatasnya lahan pertanian, mendorong penduduknya untuk mencari peluang di luar pulau. Para migran Madura kemudian menetap di kawasan Ampel, sebuah daerah yang menjadi pusat aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat Muslim di Surabaya. Dalam penelitian Hoiril Sabariman dkk. (2020), tercatat bahwa para migran memilih untuk menetap di daerah di mana mereka melihat adanya peluang ekonomi yang lebih baik, yang pada gilirannya mencerminkan pentingnya motif ekonomi dalam keputusan migrasi.

Mereka membawa budaya, tradisi, dan bahasa mereka sendiri ke kawasan tersebut, sehingga terjadi proses adaptasi antara budaya Madura dengan budaya lokal. Setibanya di Ampel, etnis Madura mulai menetap dan berbaur dengan komunitas lokal lainnya. Mereka dikenal sebagai pekerja keras dan memiliki keterampilan dalam berbagai bidang seperti perdagangan, jasa, dan industri kecil. Di pasar-pasar tradisional Ampel, banyak pedagang Madura yang menjual berbagai komoditas, mulai dari bahan pangan, pakaian, hingga barang-barang kebutuhan sehari-hari.

Menurut Hoiril Sabariman dkk. (2020) strategi yang diadopsi oleh populasi migran Madura adalah adaptasi bahasa dengan dialek lokal, partisipasi dalam kegiatan budaya dan sosial seperti tahlilan (pertemuan keagamaan Islam) dan pernikahan, serta menyesuaikan preferensi makanan dengan selera lokal. Upaya-upaya ini dilakukan untuk mendapatkan penerimaan dan membangun hubungan dalam masyarakat. Adaptasi budaya etnis Madura di Ampel berlangsung dengan cukup harmonis.

Mereka mempertahankan tradisi dan kebiasaan mereka sambil juga menyerap budaya lokal. Salah satu contohnya adalah dalam hal religi. Etnis Madura, yang mayoritas beragama Islam, turur serta dalam kehidupan keagamaan di Ampel yang terkenal dengan Masjid Ampel, sebuah situs bersejarah yang didirikan oleh Sunan Ampel, salah satu Wali Songo yang terkenal di Jawa.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image