Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zahra Asywaqie

Tidur yang Cukup Kunci Produktivitas Otak, Mengapa Demikian?

Gaya Hidup | 2024-12-04 12:31:39

Sumber: sleepfoundation

Otak yang produktif berarti otak yang mampu bekerja dengan baik untuk belajar, mengerjakan tugas, dan lain sebagainya. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas otak, seperti makan makanan yang bergizi, olahraga teratur, dan tidur yang cukup.

Tidur yang cukup juga mengambil peran yang tak kalah penting dalam mempengaruhi produktivitas otak manusia.

Mengutip dari Sleep Foundation, tidur yang cukup dapat meningkatkan fokus dan konsentrasi serta meningkatkan berbagai aspek kognitif lainnya.

Bagaimana kurang tidur dapat mempengaruhi produktivitas otak dan apa dampaknya?

Durasi tidur yang pendek ataupun tidur yang terputus-putus termasuk bentuk dari kurang tidur. Tidak terpenuhinya kebutuhan tidur dengan cukup membuat otak kesulitan untuk berfungsi dengan baik dikarenakan otak tidak memiliki cukup waktu untuk memulihkan diri. Neuron di otak yang terlalu banyak bekerja bisa menjadi kurang optimal dalam berbagai fungsinya. Kurang tidur dapat menyebabkan menurunnya kinerja intelektual, prestasi akademik, kreativitas, dan risiko keselamatan seperti mengantuk saat mengemudi, serta sering dikaitkan dengan menurunnya fungsi kognitif, demensia, sampai prognosis penyakit yang lebih buruk.

Dampak jangka pendek kurang tidur dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti rasa kantuk berlebihan di siang hari yang dapat berpengaruh pada menurunnya kinerja, kurangnya konsentrasi dan fokus sehingga memperlambat waktu berpikir dan reaksi, fleksibilitas kognitif yang terhambat mengurangi kemampuan beradaptasi dan berkembang dalam situasi yang berubah-ubah, memicu emosi yang berlebihan, memperburuk kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.

Adapun dalam jangka panjang dapat menimbulkan demensia hingga penyakit alzheimer.

Apakah dampak kognitif akibat dari kurang tidur sama bagi setiap orang?

Tidaklah setiap orang mengalami dampak yang sama. Faktor genetik dapat mempengaruhi gangguan kognitif bagi sebagian orang. Menurut penelitian, orang dewasa lebih mampu dalam mengatasi dampak kurang tidur dibanding dengan remaja. Remaja dianggap lebih berisiko terkena dampak buruk dari kurang tidur. Selain itu, penelitian menemukan bahwasannya wanita lebih mampu dalam mengatasi dampak kurang tidur dibanding pria.

Selain insomnia, Obstructive Sleep Apnea (OSA) merupakan salah satu gangguan tidur yang umum terjadi yang kemudian berkaitan dengan rasa kantuk di siang hari serta masalah kognitif. Penelitian mengungkapkan bahwa penderita OSA berisiko tinggi terkena demensia.

Apakah dengan meningkatkan kualitas tidur akan bermanfaat pada kinerja kognitif?

Meningkatkan kualitas tidur menjadi cara praktis bagi orang-orang dengan gangguan tidur untuk meningkatkan kinerja kognitif mereka. Tidur yang cukup dapat memberikan kesempatan kepada otak untuk memulihkan diri dan terhindar dari akibat buruk lainnya pada berbagai aspek kognitif yang disebabkan dari kurang tidur serta pencegahan terhadap penyakit alzheimer dan demensia.

Orang-orang yang mengalami gangguan kognitif ataupun rasa kantuk yang berlebihan di siang hari hendaknya berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu untuk mengidentifikasi gangguan tidur yang dialami serta kiat-kiat apa yang hendaknya dilakukan untuk mendapatkan tidur yang lebih baik. Terdapat banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas tidur dimulai dengan mengoptimalkan lingkungan kamar tidur dengan menjaga kebersihan tempat tidur dan rutinitas sehari-hari. Menetapkan jadwal tidur yang teratur, menghindari alkohol dan kafein di malam hari, serta meminimalkan penggunaan gadget di kamar tidur adalah beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk mendapatkan tidur yang berkualitas.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image