Peran Generasi Muda dalam Transformasi Kota Surabaya untuk Menghidupkan Kembali Minat Baca di Era Digital
Pendidikan dan Literasi | 2024-12-02 21:10:19Kota Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang terus mengalami kemajuan dalam hal pembangunan baik fisik maupun nonfisik. Pemerataan pembangunan sangat perlu dilakukan dengan tujuan untuk menyejahterakan rakyat, memenuhi hak manusia, dan meningkatkan taraf pendidikan. Suatu pembangunan yang berhasil tentu berasal dari sumber daya manusia yang baik, sedangkan sumber daya manusia yang baik berasal dari pendidikan yang berkualitas pula. Oleh karena itu, generasi muda sebagai agent of change tidak hanya cukup mempersiapkan kebutuhan pembangunan, namun juga peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.
Namun, di tengah upaya pembangunan tersebut, muncul masalah rendahnya tingkat literasi bagi anak usia remaja. Menurut data dari Program for International Student Assessment (PISA) 2018, hanya sekitar 30% anak usia 15 tahun yang mencapai atau melampaui tingkat kompetensi minimal dalam membaca. Indonesia menempati peringkat bawah dalam daftar PISA di antara 79 negara yang disurvei . Hal ini tentu menjadi penghambat dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Seperti halnya fenomena yang banyak terjadi di daerah saya yaitu Kota Surabaya, maraknya penggunaan gadget yang telah menghantui remaja telah menghiasi sudut-sudut perkampungan kecil kota. Di dunia yang didorong dengan kemajuan teknologi saat ini tentunya berpengaruh pada pola kehidupan masyarakat, termasuk pelajar.
Kemajuan teknologi seperti gadget bagi kalangan pelajar dapat memberikan dampak positif bagi mereka. Misalnya, mereka dapat mengetahui seluruh informasi tanpa adanya batasan jarak ataupun waktu. Namun, kemajuan teknologi dapat menjadi suatu ancaman bagi generasi penerus bangsa apabila tidak disertai dengan tindakan bijaksana. Penggunaan gadget yang berlebihan bagi pelajar menimbulkan dampak negatif yaitu mereka melupakan kewajiban sebagai seorang pelajar dan menjadi adiksi terhadap internet. Keadaan tersebut berpengaruh bagi kehidupan mereka dan cenderung untuk mendominasi perasaan, pikiran, dan perilaku.
Bahkan, tak sedikit dari mereka lebih memilih gadget daripada sebuah buku dalam genggaman tangan mereka. Menurut data UNESCO, tingkat literasi masyarakat Indonesia masih memprihatinkan dan tergolong rendah. Salah satu faktor penyebab tingkat literasi Indonesia rendah adalah kurangnya minat baca. Minimnya kebiasaan membaca tidak hanya mengurangi kemampuan literasi, tetapi juga menghambat pengembangan pemikiran kritis dan wawasan luas yang biasanya diperoleh melalui membaca buku. Oleh karena itu, penting untuk mengupayakan strategi dan gagasan yang dapat menumbuhkan minat baca. Berikut beberapa peran generasi muda dalam menghidupkan minat baca di Kota Surabaya :
1. Sebagai agen perubahan dalam menormalisasi kegiatan hidup positif
Generasi muda sebagai agen perubahan juga harus memiliki peran dalam mengatasi masalah minimnya minat baca. Menormalisasi kegiatan hidup positif seperti membaca buku di ruang publik, transportasi umum, dan taman kota. Kegiatan ini tampak sederhana, namun apabila berjalan konsisten akan menarik minat masyarakat khususnya pelajar. Menormalisasi membaca di ruang publik penting untuk menumbuhkan budaya literasi dan memberikan contoh positif bagi masyarakat. Aktivitas ini juga memanfaatkan waktu luang dengan produktif dan mengubah pandangan bahwa membaca adalah kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat. Hal ini diharapkan dapat mengubah paradigma masyarakat tentang pentingnya membaca buku dan menciptakan budaya membaca yang lebih kuat serta menyenangkan bagi masyarakat.
2. Kolaborasi program literasi konkrit tiap wilayah
Adanya program literasi yang konkrit dan spesifik di tiap perkampungan Kota Surabaya. Program ini dapat berupa mini perpustakaan tiap perkampungan kota yang di dalamnya terdapat berbagai buku sebagai penunjang literasi dan pendidikan. Tidak hanya terdapat berbagai buku, adanya fasilitas permainan tradisional akan lebih menarik minat anak dan beralih untuk tidak kecanduan terhadap gadget. Kolaborasi dengan karang taruna menjadi langkah strategis dalam mewujudkan program literasi ini. Karang taruna sebagai organisasi kepemudaan di tingkat komunitas dapat berperan aktif dalam mengelola mini perpustakaan dan mengadakan berbagai kegiatan literasi.
3. Komunitas kreatif literasi digital
Generasi muda dapat membentuk sebuah komunitas kreatif literasi berbasis digital. Dengan memanfaatkan media sosial, mereka bisa menciptakan konten kreatif seperti ulasan buku dan diskusi literasi yang menarik bagi audiens online. Komunitas literasi berbasis digital juga memungkinkan anggota untuk menjangkau lebih banyak orang, menciptakan interaksi yang lebih dinamis, dan memperluas jangkauan literasi ke berbagai kalangan. Selain itu, dengan mengadakan tantangan membaca atau kontes menulis, mereka dapat mendorong partisipasi aktif dan meningkatkan semangat baca di kalangan pemuda. Inisiatif semacam ini tidak hanya memperkuat minat baca, tetapi juga menciptakan rasa kebersamaan dan saling mendukung dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan literasi.
Dengan penerapan strategi dan gagasan yang telah diuraikan, diharapkan Kota Surabaya dapat mencapai perubahan signifikan dalam pola pikir dan kebiasaan masyarakat, khususnya pelajar terkait dengan literasi dan penggunaan teknologi. Normalisasi kegiatan membaca di ruang publik akan memicu minat baca yang lebih besar, program kolaborasi literasi di setiap perkampungan akan memberikan akses yang lebih mudah bagi pelajar. Komunitas kreatif literasi berbasis digital diharapkan mampu membentuk komunitas pelajar yang lebih terhubung, kritis, dan berpengetahuan luas. Melalui upaya-upaya ini, kita berambisi menciptakan lingkungan yang mendukung pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas.
Daftar Pustaka
Saboo, A., 2022. Indonesia rendah tingkat literasi, peluang dan tantangan. Liputan6.com. (https://www.liputan6.com)
Utami, S., 2023. Pemerataan Pembangunan: Pengertian, Tujuan, dan Contohnya. Kompas.com. (https://www.kompas.com/skola/read/2023/01/13/180000069/pemerataan-pembangunan--pengertian-tujuan-dan-contohnya.)
Yosefina, M., 2024. Dampak Positif dan Negatif HP Bagi Pelajar. Florestimurkab.go.id. (Dampak Positif dan Negatif HP Bagi Pelajar – Dinas Kominfo Flotim)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.