Remaja Putri Berisiko Alami Penyakit Ini Jika Tidak Mengonsumsi Tablet Tambah Darah
Eduaksi | 2024-11-29 22:46:26Remaja merupakan individu yang berada pada fase transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada fase tersebut, remaja akan mengalami berbagai perubahan secara fisik, psikis, dan psikososial. Salah satu perubahan secara fisik yang akan dialami khususnya oleh remaja putri saat memasuki masa pubertas adalah menstruasi. Masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang terjadi dengan pesat. Sehingga, dapat memengaruhi gizi yang dibutuhkan oleh remaja juga semakin meningkat, termasuk zat besi.
Zat besi sangat diperlukan untuk menjaga fungsi vital di dalam tubuh dan sebagai komponen utama pembentukan hemoglobin, yaitu protein di dalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Zat besi berperan penting dalam mendukung kesehatan dan tumbuh kembang remaja. Apabila tubuh kekurangan zat besi, maka akan menghambat produksi hemoglobin di dalam tubuh yang akan menyebabkan kurangnya oksigen.
Pada saat menstruasi, remaja putri akan kehilangan zat besi melalui darah yang keluar dan berisiko mengalami anemia defisiensi zat besi. Oleh karena itu, pentingnya mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) yang berperan dalam menggantikan asupan zat besi yang hilang pada saat menstruasi. Namun, kurangnya kesadaran dan pemahaman terhadap timbulnya anemia apabila tidak mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri dapat menjadi suatu masalah yang serius. Hal ini dikarenakan anemia defisiensi zat besi merupakan penyakit yang jika tidak diobati akan berdampak panjang dan memengaruhi kehidupan penderitanya.
Pemerintah telah menetapkan kebijakan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri untuk mengonsumsinya satu tablet per minggu melalui sosialisasi dan edukasi yang dilakukan oleh pihak sekolah. Namun, upaya tersebut tidak selalu berjalan mulus dalam membentuk generasi penerus bangsa menuju Indonesia emas 2045, kenyataannya masih banyak remaja putri yang tidak mengonsumsi dan membuang-buang Tablet Tambah Darah (TTD) yang dibagikan di sekolah. Faktornya pun beragam, mulai dari mual yang dirasakan setelah mengonsumsinya, pengaruh dari orang tua dan lingkungan yang tidak memiliki kesadaran akan pentingnya zat besi, adanya mindset bahwa jika mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) akan menyebabkan kemandulan, merasa tidak perlu mengonsumsi tablet tersebut karena tidak ada gejala anemia yang dirasakan, dan lain sebagainya.
Ciri-ciri Penderita Anemia Defisiensi Zat Besi
Pada umumnya, ciri-ciri anemia pada remaja putri tidak menunjukkan perbedaan secara signifikan pada gejala yang sering terjadi. Tetapi, ada beberapa gejala yang membedakan antara anemia defisiensi zat besi dengan jenis anemia yang lain. Berikut ciri-ciri anemia defisiensi zat besi pada remaja putri:
1. Sulit berkonsentrasi yang bisa saja memengaruhi akademiknya.
2. Merasa sangat lelah.
3. Kulit terlihat pucat dan terasa dingin, terutama pada area wajah, telapak tangan, dan kaki.
4. Sesak napas.
5. Dada terasa nyeri dan denyut jantung berdetak lebih cepat.
6. Pusing atau sakit kepala yang disebabkan kurangnya oksigen akibat penurunan produksi hemoglobin.
7. Kuku menjadi rapuh.
8. Rambut mudah rontok.
9. Menurunnya nafsu makan.
10. Mengalami perubahan suasana hati.
11. Lidah bengkak dan terdapat luka di ujung mulut.
12. Susah menelan makanan.
13. Telinga berdenging.
14. Berat badan menjadi turun.
15. Siklus menstruasi terganggu.
Komplikasi Anemia Defisiensi Zat Besi
Penyakit anemia defisiensi zat besi yang tidak diobati dapat berdampak panjang dan memengaruhi kehidupan penderitanya. Selain itu, juga akan menyebabkan berbagai komplikasi berbahaya, yaitu:
1. Gangguan Pada Jantung
Anemia defisiensi zat besi menyebabkan jantung berdetak dengan cepat dan tidak beraturan. Bila tidak segera diobati akan menyebabkan gagal jantung.
2. Risiko Kelahiran Prematur
Ibu hamil juga rentan mengalami anemia defisiensi zat besi, apabila tidak memenuhi asupan zat besi maka dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dengan berat badan bayi yang rendah.
3. Menghambat Tumbuh Kembang Pada Bayi dan Anak-anak
Anemia defisiensi zat besi dapat mengakibatkan stunting pada bayi dan anak-anak karena memengaruhi pertumbuhan, perkembangan fisik, dan kemampuan motorik. Sehingga, tubuh mereka menjadi lebih kecil dibanding anak-anak pada umumnya.
Cara Mencegah Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Remaja Putri
1. Menjaga Pola Makan Tetap Seimbang
Remaja putri harus menjaga pola makan seimbang agar gizi terpenuhi dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging, sayur, buah, kacang-kacangan, dan sebagainya.
2. Cek Kesehatan Untuk Mendeteksi Anemia
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk memantau dan mengetahui kadar normal hemoglobin dapat mendeteksi adanya anemia.
3. Mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
Bagi remaja putri yang sudah menstruasi sangat dianjurkan untuk mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) sebagai langkah preventif untuk menghindari anemia.
Peran orang tua sangat penting dalam membangun kesadaran pada remaja putri untuk mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) sebagai langkah preventif dalam menangani anemia yang dapat memengaruhi kehidupannya di masa depan. Dengan keterlibatan orang tua dan perhatiannya terhadap kesehatan remaja dapat membantu dalam membentuk generasi muda yang sehat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.