Apa yang Kamu Makan Hari Ini, Cerminan Dirimu di Masa Depan
Info Sehat | 2025-02-05 17:55:31
Pernahkah kamu mendengar pepatah "Kamu adalah apa yang kamu makan"? Ungkapan ini bukanlah sekadar kiasan, melainkan sebuah kebenaran ilmiah yang telah terbukti. Makanan yang kita konsumsi setiap hari memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kesehatan tubuh kita, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Mengapa Makanan Sangat Penting?
Tubuh kita adalah sebuah mesin yang kompleks yang membutuhkan bahan bakar agar berfungsi dengan optimal. Makanan yang kita makan adalah bahan bakar utama tubuh. Nutrisi yang terkandung dalam makanan, seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral, akan diubah menjadi energi yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh untuk melakukan berbagai aktivitas.
Namun trend pola makan yang berkembang dikalangan remaja saat ini lebih menyukai makan-makan cepat saji dibandingkan dengan makanan olahan rumah. Beberapa penelitian mengatakan jika para remaja lebih banyak mempunyai kebiasaan konsumsi makanan cepat saji. Salah satu yang menjadi pengaruh pemilihan asupan makan pada remaja yaitu melalui pemasaran dari media sosial.
Menurut artikel media online Liputan6.com yang diterbitkan 20 januari 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang baru-baru ini melakukan skrining terhadap 33.106 remaja putri pada akhir 2024. Hasilnya, sebanyak 8.861 remaja terdeteksi menderita anemia dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Dari jumlah tersebut, 346 orang mengalami anemia berat, 3.268 anemia sedang, dan 5.247 anemia ringan.
Menurut Dinkes Karawang, kebiasaan pola makan tidak sehat menjadi penyebab utama anemia di kalangan remaja putri. Mereka lebih sering memilih jajanan seperti Seblak, Mie Pedas, dan Bakso dibandingkan makanan bergizi yang seimbang.
Konsumsi jajanan seperti Seblak, Mie Pedas, dan Bakso. bukanlah penyebab anemia, tetapi dari kebiasaan konsumsi makanan sehari-hari yang kita makan tidak bergizi. Anemia merupakan suatu keadaan tubuh dimana kadar Hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah dibandingkan nilai normal. Anemia biasanya disebut juga kurang darah tepatnya adalah kekurangan jumlah sel darah merah (eritrosit) (Taufiq, Ekawidyani dan Sari, 2020).
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Menurut WHO kasus anemia mempengaruhi 1,62 miliar orang (24.8 %) dari populasi di dunia (Suarjana et al., 2022). Berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2018 prevalensi anemia pada remaja di Indonesia terbilang masih cukup tinggi yaitu sebesar 32 %, artinya 3-4 dari remaja menderita anemia.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, anemia lebih banyak dialami oleh Perempuan sebanyak 18 % dibandingkan laki-laki sebanyak 14 %. Anemia pada remaja putri ini biasanya disebabkan karena kekurangan zat besi Anemia pada remaja putri yang ditandai dengan lesu, lemah, letih, lelah, dan lalai. Sehingga pada remaja akan menyebabkan kurang konsentrasi, terganggunya fungsi kognitif, terganggunya pertumbuhan dan perkembangan, kelelahan, meningkatkan kerentanan terhadap infeksi karena sistem kekebalan tubuh yang menurun, menurunkan fungsi dan daya tahan tubuh.
Anemia remaja yang tidak ditangani dengan baik, dapat berlanjut hingga dewasa dan dapat meningkatkan kesakitan dan kematian terutama pada Perempuan.
Dampak Jangka Panjang
Dampak anemia pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS) akan terbawa hingga dia menjadi ibu hamil anemia yang dapat mengakibatkan :
1. Meningkatkan risiko Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), prematur, BBLR, dan gangguan tumbuh kembang anak diantaranya stunting dan gangguan neurokognitif.
2. Perdarahan sebelum dan saat melahirkan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan bayinya.
3. Bayi lahir dengan cadangan zat besi (Fe) yang rendah akan berlanjut menderita anemia pada bayi dan usia dini,
4. Meningkatnya risiko kesakitan dan kematian neonatal dan bayi.
Cara Mencegah Anemia
Untuk memiliki masa depan yang sehat agar terhindar dari anemia, salah satunya kita perlu membangun kebiasaan makan yang baik sejak dini. Berikut adalah beberapa tips untuk memilih makanan yang sehat:
1. Perbanyak konsumsi buah dan sayuran yang banyak mengandung vitamin c (daun katuk, bayam, daun singkong, jambu, jeruk, pisanng, kiwi, tomat, brokoli) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
2. Makan makanan yang banyak mengandung zat besi berasal dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam) dan bahan makanan nabati (sayuran hijau, kacang-kacangan).
3. Menambah pemasukan zat besi dalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah. Wanita mengalami hamil, menyusui, sehingga kebutuhan zat besinya sangat tinggi yang perlu disiapkan sedini mungkin semenjak remaja
4. Perbanyak konsumsi air putih: Air putih sangat penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
5. Tidak mengkonsumsi kopi dan teh setelah makan karena akan mengganggu proses penyerapan zat besi
Oleh karena itu, makanan yang kita konsumsi hari ini adalah investasi untuk kesehatan kita di masa depan. Dengan memilih makanan yang sehat dan bergizi, kita dapat mencegah terjadinya anemia dan meningkatkan kualitas hidup kita. Ingatlah, kesehatan adalah kekayaan yang tak ternilai harganya. Jadi, mulailah mengubah pola makan Anda mulai sekarang!
Sumber buku :
Taufiqa, Z., Ekawidyani, K. R., & Sari, T. P. (2020). Aku Sehat Tanpa Anemia Buku Saku Anemia untuk Remaja Putri. CV Wonderland Family Publisher.
Suarjana, I. M., Dewi, N. N. A., & Nursanyoto, H. (2022). Monografi Analisis Faktor Penyebab Anemia Pada Remaja Putri (F. D. T (ed.)). CV Bintang Semesta Medika.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
