Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Chelsea Zalsabella

Pencegahan HIV Pada Remaja: Strategi Holistik Menekan Lonjokan Kasus di Indonesia

Gaya Hidup | 2025-12-16 13:08:32

Human Immunodeficiency Virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh, membuat penderitanya rentan infeksi oportunistik dan berpotensi berkembang menjadi Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Penularan utama lewat kontak cairan tubuh terkontaminasi seperti darah, semen, dan cairan vagina—terutama hubungan seksual tak aman serta berbagi jarum suntik narkoba. Studi Kelly (2008) menekankan pemahaman mekanisme ini krusial untuk intervensi kesehatan masyarakat di Indonesia.

Remaja usia 15-19 tahun jadi kelompok rentan. Masa transisi ini penuh perubahan fisik, sosial, dan emosional yang picu rasa ingin tahu tinggi, termasuk seks pranikah tanpa pengaman dan narkoba suntik. Data Kementerian Kesehatan per Maret 2025 mencatat 2.700 kasus HIV baru di kelompok ini—kenaikan signifikan dari tahun sebelumnya. Penyebabnya? Celah edukasi HIV/AIDS, pemahaman rendah soal seks sehat, dan minimnya akses kondom.

Stigma dan diskriminasi sosial masih jadi momok besar. Remaja takut dicap, sehingga ogah tes dini, konsultasi, atau ambil antiretroviral (ARV). Akibatnya, status HIV dirahasiakan, kondisi memburuk, dan virus menyebar lebih luas. Upaya kurangi stigma harus prioritas nasional, ciptakan layanan kesehatan ramah remaja tanpa diskriminasi.

Pencegahan butuh pendekatan multi-sektoral komprehensif. Keluarga sebagai garda terdepan: beri edukasi dan pengawasan dini. Sekolah wajib selenggarakan kurikulum pendidikan seks berbasis sains dan nilai positif. Puskesmas serta rumah sakit tingkatkan layanan: tes HIV sukarela, konseling, dan distribusi kontrasepsi gratis. Kolaborasi lintas sektor ini kuatkan fondasi perilaku sehat.

Literasi kesehatan jadi kunci pemberdayaan. Program harus tanamkan pemahaman risiko HIV, motivasi preventif berkelanjutan, dan advokasi hak remaja atas layanan kesehatan. Dorong mereka kelola kesehatan seksual-reproduksi secara bertanggung jawab, tanpa rasa malu.

Secara keseluruhan, strategi holistik—gabungkan edukasi, kebijakan, dukungan sosial, dan keterlibatan komunitas—dapat tekan angka infeksi secara drastis. Ini tak hanya selamatkan remaja, tapi capai target pengendalian HIV/AIDS nasional selaras Sustainable Development Goals (SDGs). Saatnya bertindak sekarang: remaja sehat, Indonesia maju.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image