Peranan Apoteker dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan yang Optimal di Apotek
Edukasi | 2024-11-29 09:06:32Apoteker memegang peran vital dalam sistem pelayanan kesehatan, khususnya di apotek. Pelayanan kefarmasian di apotek kini berkembang dari yang semula berfokus pada pengelolaan obat (drug oriented) menjadi pelayanan komprehensif (pharmaceutical care) yang mencakup pelayanan obat dan farmasi klinik seperti pemberian informasi, monitoring penggunaan obat, serta pencegahan kesalahan pengobatan, dengan tujuan utama meningkatkan kualitas hidup pasien (Permenkes RI No. 35, 2014).
Salah satu wujud nyata pelayanan kefarmasian di apotek yang menerapkan konsep pharmaceutical care adalah pemberian informasi mengenai obat (Susyanty AL, Sri H, 2007). Meningkatnya globalisasi, kemajuan teknologi, dan perubahan gaya hidup juga meningkatkan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan apotek yang kini lebih berfokus pada pasien. Apotek diharapkan memberikan pelayanan prima sesuai dengan standar kompetensi farmasis komunitas BPP-ISFI (Handayani et al., 2006). Pelaksanaan pelayanan kefarmasian di apotek mencakup pelayanan obat non-resep, komunikasi dan informasi edukasi, pelayanan obat resep, serta pengelolaan obat (Direktorat Jenderal Pelayanan Farmasi, 2003).
Pelayanan apoteker di apotek meliputi berbagai aspek penting untuk mendukung keberhasilan terapi pengobatan pasien yang terdiri dari : 1. Memberikan obat sesuai resep atau perintah dokterSalah satu tugas utama apoteker adalah memberikan obat sesuai dengan resep dokter. Apoteker memverifikasi resep untuk memastikan obat yang diresepkan tepat, dosisnya sesuai, dan tidak ada interaksi obat yang berbahaya. Jika ada ketidaksesuaian atau masalah, apoteker akan berkomunikasi dengan dokter untuk melakukan klarifikasi atau penyesuaian.2. Menerima konsultasi pasien tentang penggunaan obat
Apoteker juga berperan sebagai sumber informasi utama bagi pasien terkait cara penggunaan obat yang benar. Mereka memberikan penjelasan mengenai dosis obat yang tepat, waktu penggunaan obat (sebelum atau sesudah makan), potensi efek samping yang akan muncul, serta cara penyimpanan obat yang tepat. Selain itu, apoteker membantu pasien memahami interaksi obat dengan makanan atau obat lain yang dapat membahayakan.3. Mencegah penyalahgunaan obatApoteker bertanggung jawab untuk mencegah penyalahgunaan obat, terutama obat-obatan yang termasuk psikotropika atau narkotika. Mereka akan memastikan bahwa obat tersebut hanya diberikan kepada pasien yang berhak dan sesuai dengan dosis yang aman. Selain itu, apoteker memantau pembelian obat untuk mencegah penyalahgunaan dan memberi edukasi tentang risiko penyalahgunaan obat.4. Menangani permasalahan kesehatan non-resepSelain obat resep, apoteker juga memberikan saran kepada pasien yang membutuhkan obat bebas, seperti suplemen, vitamin, atau produk perawatan kulit.
Apoteker membantu pasien memilih obat yang tepat dan memberikan informasi agar penggunaan obat bebas tetap aman, meskipun tidak memerlukan resep dokter.5. Mengelola sediaan obat, alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Apoteker bertanggung jawab untuk mengelola stok obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai (BMHP). Mereka memastikan kualitas obat tetap terjaga, memantau tanggal kadaluwarsa, dan memastikan apotek selalu memiliki persediaan obat yang cukup. Apoteker juga memastikan alat kesehatan dan BMHP selalu tersedia dalam kondisi baik, sesuai dengan kebutuhan pasien, dan memiliki izin edar yang sah dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga aman digunakan.6. Mengelola layanan kesehatan preventif
Beberapa apotek juga menyediakan layanan kesehatan preventif, seperti pemeriksaan tekanan darah, gula darah, atau kolesterol. Apoteker yang terlatih dapat melakukan tes kesehatan dasar dan memberikan rekomendasi kepada pasien jika hasilnya abnormal, serta menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.7. Memantau penggunaan obat Apoteker sering terlibat dalam pemantauan terapi obat, terutama untuk pasien dengan penyakit kronis atau yang menggunakan obat jangka panjang. Mereka membantu dokter menilai efektivitas terapi, mendeteksi efek samping, serta mengevaluasi interaksi obat.
Apoteker dapat memberikan saran untuk penyesuaian dosis atau penggantian obat jika diperlukan.8. Memberikan pelayanan dalam layanan obat elektronikDi era digital, apotek semakin mengadopsi teknologi. Apoteker kini terlibat dalam pengelolaan resep elektronik (e-prescriptions), memberikan konsultasi melalui telemedicine, dan memantau pengobatan pasien secara daring, memberikan pelayanan yang lebih cepat dan efisien, terutama bagi pasien yang tidak bisa datang langsung ke apotek.
Pelayanan apoteker di apotek sangat luas yang berfokus pada keselamatan dan kesejahteraan pasien. Apoteker sebagai profesional kesehatan, tidak hanya memberikan obat sesuai resep dokter, tetapi juga memastikan penggunaan obat yang tepat dan aman. Melalui berbagai layanan, mulai dari konsultasi obat hingga pemantauan terapi, apoteker membantu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, apoteker berperan besar dalam mendukung keberhasilan terapi pengobatan, pencegahan penyakit, serta edukasi kesehatan masyarakat.
Referensi
Handayani, R. S., Gitawati, R., Muktiningsih, S.R., & Raharni, R. (2006). Eksplorasi Pelayanan Informasi yang Dibutuhkan Konsumen Apotek dan Kesiapan Apoteker Memberi Informasi Terutama untuk Penyakit Kronik dan Degeneratif. Majalah Ilmu Kefarmasian, 3(1), 38-46. 10.7454/psr.v3i1.3398Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Direktorat Jenderal Pelayanan Farmasi dan Alat Kesehatan. 2003. Standar Pelayanan Farmasi di Apotek, Jakarta.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di ApotekSusyanty, A. L., & Hayanti, S. (2007, April). Prioritas Pasien Akan Kebutuhan Pelayanan Informasi Obat di Apotek Jakarta. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 10(2), 131-137.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.