Literasi Digital Upaya Penanggulangan Penyebaran Isu Hoaks: Dampak dan Solusi untuk Masyarakat
Iptek | 2024-11-28 20:17:42Di era yang serba digital ini, segala informasi di dapatkan dengan sangat mudah. Hal tersebut tentunya di fasilitasi oleh teknologi yang semakin canggih. Tentu hal tersbut memiliki dampak positif maupun negatif, saat ini sangat mudah untuk membuat, menghilangkan dan merubah sebuah informasi. Namun dari segala kemudahan tersebut perluasan informasi sangat cepat sehungga sulit sekali bagi kita untuk membedakan berita atau informasi yang sesuai dengan fakta atau yang hoaks. hal tersebut yang kemudian menciptakan informasi bohong atau hoaks di Masyarakat.
Dampak dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dapat bermanfaat dengan baik apabila digunakan dengan bijak. kemajuan teknologi harus diiringi dengan kemampuan lliterasi yang baik dari Masyarakat, dari literasi yang baik bisa menghindari Masyarakat dari informasi bohong dan tidak langsung mempercayai setiap konten yang ditemukan. Mengikuti perkembangan zaman yang serba digital, literasi digital kini harus dimiliki oleh semua orang agar dapat menggunakan teknologi dengan baik dan menghindari diri dari terkena informasi yang tidak benar. (Annisa, Agustina and Puspitasari, Wahyuningtyas, 2021). Dari kemampuan literasi digital nanti nya Masyarakat dapat mencari, menemukan, memilah serta memahami informasi yang benar dan tepat.
Secara umum, literasi digital dianggap sebagai kebijaksanaan masyarakat (netizen) dalam menggunakan internet dan media digital. Gilster (1997:3) menjelaskan bahwa selain seni berpikir kritis, kompetensi lain yang dibutuhkan adalah mempelajari bagaimana menyusun pengetahuan serta membangun sekumpulan informasi yang dapat diandalkan dari beberapa sumber yang berbeda. Seseorang yang memiliki literasi digital diharapkan mampu mencari serta membangun strategi dalam menggunakan search engine guna menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan informasinya. Dengan demikian, literasi digital dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mencari, mempelajari, dan memanfaatkan berbagai sumber media dalam berbagai bentuk (Raharjo and Winarko, 2021).
Seseorang yang membuat berita hoaks memiliki tujuan yang berbeda-beda, ada yang bertujuan untuk menimbulkan pertengkaran antar komunitas, ada yang hanya sekedar iseng dan yang paling parah hoaks tersebut disebarkan untuk menjatuhkan seseorang. Apalagi di masa politik seperti sekarang ini, kita harus hati-hati dalam membaca berita yang kita dapatkan serta dalam membagikan informasi-informasi yang belum benar kejelasannya. Sebagai contoh, berdasarkan informasi yang diunggah oleh communication.uii.ac.id. Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, deretan berita hoaks tersebar diberbagai platform termasuk media sosial. Sebut saja sharing yang kebabalasan di WhatsApp Group yang biasanya sangat sering terjadi. Merujuk data yang dipublikasikan oleh Databoks KataData pada akhir tahun lalu, tercatat ada 96 berita hoaks terkait Pemilu 2024. Artinya dari 355 konten yang tersebar di media sosial sepanjang Juli hingga November 2023, 27 persennya adalah berita hoaks.
Berdasarkan catatan penelitian Mastel (2017) mengenai epidemi hoax nasional, cara untuk memerangi hoax yang tersebar di masyarakat adalah dengan melakukan mitigasi. Mitigasi tersebut antara lain menghilangkan stimulan yang didominasi isu sosial politik dan SARA, memfasilitasi akses terhadap sumber yang dapat dijadikan referensi, mengambil tindakan hukum yang efektif, dan meningkatkan literasi masyarakat melalui peran pemerintah, tokoh masyarakat, dan komunitas. Literasi digital diharapkan mampu memampukan khalayak dalam menghasilkan pesan atau informasi dan disiarkan untuk mencari informasi yang dibutuhkannya.
Audiens saat ini tidak hanya dapat berfungsi sebagai penerima, namun juga sebagai pelaku komunikasi, khususnya di dunia digital. Jika seseorang dapat memanfaatkan media sosial untuk aktivitas sehari-hari, maka ia dapat menjadi pengguna yang aktif dan optis (Fitriarti, 2019). Kemampuan literasi digital diharapkan menjadi obat dari maraknya berita hoaks, dengan kemampuan literasi digital yang dimiliki Masyarakat, diharapkan tidak dengan mudah mempercayai apapun yang didapatkan sebelum menemukan kejelasan yang benar.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.