Mengupas Perbedaan Ekonomi Pembangunan Pakistan, Qatar, dan Arab Saudi: Analisis Berdasarkan HDI dan Neraca Perdagangan
Ekonomi Syariah | 2024-11-27 10:18:40Ekonomi pembangunan adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari bagaimana suatu negara, khususnya negara berkembang, dapat meningkatkan taraf hidup masyarakatnya melalui pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pemerataan hasil pembangunan, dan pengentasan kemiskinan. Bidang ini berupaya memahami faktor-faktor yang memengaruhi pembangunan, serta bagaimana kebijakan ekonomi dapat dirancang untuk menciptakan perubahan positif bagi masyarakat.
Dalam artikel ini, penulis akan membahas perbedaan pembangunan ekonomi di Pakistan, Qatar, dan Arab Saudi dengan menggunakan dua indikator utama: Human Development Index (HDI) dan Neraca Perdagangan. Analisis ini akan menunjukkan bagaimana strategi pembangunan berbeda memengaruhi kualitas hidup masyarakat di ketiga negara tersebut.
Perbandingan HDI Negara Pakistan, Qatar dan Saudi Arabia (2018-2022)
HDI adalah indikator komposit yang mengukur pembangunan manusia berdasarkan tiga dimensi utama: umur panjang dan sehat (kesehatan), pengetahuan (pendidikan), dan standar hidup layak (pendapatan). Nilai HDI yang lebih tinggi menunjukkan kualitas hidup yang lebih baik. Berdasarkan data HDI 2018-2022:
1. Pakistan
Memiliki nilai HDI yang stagnan di angka 0,54 selama lima tahun berturut-turut. HDI yang rendah ini menunjukkan bahwa Pakistan memiliki tantangan besar dalam pembangunan manusia, seperti pendidikan, kesehatan, dan standar hidup. Perbaikan signifikan tidak terlihat, yang mengindikasikan perlunya reformasi kebijakan atau investasi lebih dalam pembangunan manusia.
2. Qatar
Mencatat HDI stabil di angka 0,87 pada 2018-2019, turun ke 0,86 pada 2020-2021 akibat pandemi, dan meningkat menjadi 0,88 pada 2022. Hal ini menunjukkan bahwa Kebijakan pembangunan Qatar fokus pada diversifikasi ekonomi, investasi dalam pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur modern sehingga mengalami peningkatan pembangunan manusia
3. Arab Saudi
Menunjukkan tren peningkatan dari 0,86 (2018-2020) menjadi 0,88 pada 2022. Hal ini yang menunjukkan kemajuan kecil tetapi konsisten dalam aspek pendidikan, kesehatan, dan standar hidup.
Perbandingan Neraca Perdagangan atau Current Account Balance (% of GDP) Pakistan, Qatar, dan Arab Saudi (2018–2022)
Current account balance adalah salah satu komponen neraca pembayaran yang mencerminkan selisih antara ekspor dan impor barang, jasa, pendapatan investasi, serta transfer bersih dengan negara lain, dinyatakan sebagai persentase terhadap Gross Domestik Product (GDP). Data ini menunjukkan kesehatan ekonomi suatu negara dan kemampuan untuk membiayai kegiatan ekonomi domestik melalui surplus atau ketergantungan pada modal asing akibat defisit. Berikut analisis dari tiga negara tersebut:
1. Pakistan: Defisit Berkelanjutan
Current account balance Pakistan selalu negatif, menunjukkan bahwa negara ini memiliki defisit neraca berjalan sepanjang periode tersebut. Defisit berkurang secara signifikan pada 2020 hingga -1,51%, kemungkinan karena penurunan impor akibat pandemi COVID-19. Namun, defisit melebar kembali pada 2022 menjadi -5,35%, mencerminkan tantangan dalam pengelolaan perdagangan internasional dan aliran devisa.
2. Qatar: Fluktuasi Signifikan
Qatar mengalami penurunan tajam dari surplus 9,08% (2018) ke defisit -2,07% (2020) selama pandemi, tetapi bangkit dengan kuat menjadi surplus besar 26,62% (2022). L onjakan surplus juga mencerminkan keberhasilan diversifikasi investasi Qatar di sektor energi dan pengelolaan cadangan devisa.
3. Saudi Arabia: Surplus Konsisten
Sempat mengalami penurunan menjadi defisit -3,48% (2020) selama pandemi, Saudi Arabia kembali ke surplus 13,67% (2022). Seperti Qatar, surplus ini didorong oleh ekspor minyak dan gas serta kebangkitan harga energi global. Surplus ini juga mencerminkan pengelolaan neraca perdagangan yang baik
Berdasarkan analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa Perbedaan pembangunan ekonomi antara Pakistan, Qatar, dan Arab Saudi mencerminkan dampak kebijakan dan pengelolaan sumber daya yang beragam terhadap kualitas hidup dan stabilitas ekonomi. Pakistan menghadapi stagnasi HDI dan defisit neraca berjalan yang terus berlanjut, menunjukkan perlunya reformasi dalam pembangunan manusia dan pengelolaan perdagangan. Sebaliknya, Qatar dan Arab Saudi berhasil mempertahankan HDI tinggi dan mencatat surplus neraca berjalan besar, berkat pengelolaan sektor energi yang baik dan investasi strategis pada pendidikan serta infrastruktur. Hal ini menegaskan pentingnya diversifikasi ekonomi, pemanfaatan sumber daya alam yang bijaksana, dan kebijakan pembangunan yang inklusif untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan.
Sumber: OIC Statistics Database (OICStat) - Query
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.