Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Ekonomi Kota Surabaya Tahun 2023

Ekonomi Syariah | 2024-11-26 09:23:54

Sebagai ibu kota provinsi Jawa Timur, Surabaya mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Surabaya merupakan pusat niaga terbesar di Indonesia sekaligus pusat industri dan jasa, tidak hanya menjadi barometer perekonomian Jawa Timur namun juga penyumbang utama perekonomian nasional. Pada tahun 2023, Surabaya diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan ekonomi, mengingat kota ini harus beradaptasi dengan banyak tantangan global dan nasional pasca pandemi COVID-19. Artikel ini mengkaji pertumbuhan ekonomi Surabaya pada tahun 2023 menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS).

A. PDRB Menurut Lapangan Usaha

1. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2023 Terhadap Tahun 2022 (y-on-y)

Ekonomi Kota Surabaya tahun 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 5,70 persen dibandingkan tahun 2022. Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha kecuali Pertambangan dan Penggalian. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Pengadaan Listrik dan Gas yang tumbuh sebesar 30,84 persen. Kemudian lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan tumbuh sebesar 11,16 persen; sedangkan lapangan usaha Jasa Lainnya sebesar 9,28 persen.

Struktur perekonomian Kota Surabaya pada Tahun 2023 masih didominasi oleh Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Engine sebesar 28,16 persen, Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 18,93 persen, dan Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum sebesar 16,03 persen. Sementara itu, sumber pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya pada Tahun 2023 didominasi oleh Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Engine sebesar 1,54 persen, diikuti Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 1,12 persen, Industri Pengolahan sebesar 0,65 persen, Transportasi dan Pergudangan sebesar 0,58 persen, serta Informasi dan Komunikasi sebesar 0,50 persen.

B. PDRB Menurut Pengeluaran

1. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2023 Terhadap Tahun 2022 (y-on-y)

Ekonomi Kota Surabaya tahun 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 5,70 persen dibandingkan tahun 2022. Pertumbuhan terjadi pada semua komponen pengeluaran. Pengeluaran yang mengalami pertumbuhan yakni komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 5,09 persen; komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT sebesar 14,45 persen; komponen konsumsi pemerintah sebesar 3,82 persen; dan komponen Pembentukan Modular Tetap Bruto (PMTB) sebesar 5,70 persen. Pengeluaran Konsumsi LNPRT merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun 2023.

Struktur PDRB Kota Surabaya menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku Tahun 2023 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Perekonomian Kota Surabaya masih didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang mencakup lebih dari separuh PDRB Surabaya yaitu sebesar 60,39 persen, diikuti PMTB sebesar 26,70 persen, Net Ekspor Barang dan Jasa sebesar 7,75 persen, Pengeluaran Komsumsi Pemerintah sebesar 3,32 persen.

Beberapa faktor penting yang mendorong pertumbuhan perekonomian Surabaya adalah:

1. Sektor Komersial dan Industri

Sektor ini masih menjadi tulang punggung perekonomian Surabaya. Peningkatan investasi di bidang manufaktur dan peningkatan aktivitas perdagangan telah mendorong pertumbuhan ekonomi secara signifikan.

2. Sektor Jasa: Sektor jasa khususnya pariwisata dan transportasi juga mengalami pertumbuhan pesat. Dibukanya kembali sektor pariwisata pasca pandemi COVID-19 berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

3. Infrastruktur yang Memadai

Perbaikan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah daerah secara berkesinambungan, antara lain: Jalan tol, pelabuhan, bandara meningkatkan konektivitas dan daya tarik investasi.

4. Inovasi dan Teknologi

Surabaya semakin menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan. Pertumbuhan start-up dan perusahaan berbasis teknologi informasi menjadi salah satu penggerak perekonomian.

Seharusnya, persentase pertumbuhan ekonomi 2023 bisa jauh melampaui 4,29 persen. Bahkan pertumbuhan bisa di angka 6 persen. Sebab, aktivitas perekonomian sudah pulih dari terpaan pandemi Covid-19. Bahkan, kegiatan perekonomian bisa lebih baik daripada tahun ini. ”Sehingga wajar kalau pertumbuhan ekonomi juga naik,” ujar Aning.

Di sisi lain, APBD Surabaya juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun depan kekuatan APBD dipatok Rp 11,2 triliun. Naik sekitar Rp 600 miliar dari tahun ini. Artinya, konsumsi dan daya beli masyarakat juga diproyeksi meningkat sehingga janggal kalau tingkat pertumbuhan ekonomi Surabaya stagnan. ”Ini tidak linier dengan kekuatan APBD yang meningkat,” tegas politikus PKS itu.

Dalam pertumbuhan ekonomi, sambung Aning, Surabaya punya andalan di tiga bidang. Yaitu, perdagangan dan jasa, industri makanan dan minuman, serta reparasi mobil dan engine. ”Dari tiga ini saja pertumbuhan ekonomi sudah bisa melesat. Apalagi ditambah bidang lain,” tutur graduate ITS itu.

Sekretaris Komisi C DPRD Surabaya Agoeng Prasodjo mendorong pemkot lebih kreatif. Menurut dia, banyak bidang yang seharusnya bisa digarap lebih maksimal. Karena itu, dia meminta bappedalitbang untuk membuat terobosan baru. Misalnya, terkait bidang transportasi. ”Situasi dari pandemi ke bukan pandemi saja bisa menaikkan tingkat perekonomian. Mobilitas warga juga meningkat,” ujarnya.

Menanggapi kritik DPRD, Kepala Bappedalitbang Kota Surabaya Febrina Kusumawati berjanji mengkaji lagi potensi pertumbuhan ekonomi Surabaya tahun depan. Termasuk menciptakan inovasi yang bisa meningkatkan perekonomian. ”Kita akan kaji lagi. Semua potensi akan dimaksimalkan,” papar Febrina.

Diketahui, tingkat perekonomian Kota Pahlawan selalu tercatat positif dari tahun ke tahun. Bahkan sering kali melampaui capaian Provinsi Jatim dan nasional. Hanya pada 2020 yang terkontraksi short 4,85 persen karena terpaan pandemi Covid-19. Tapi, kemudian melompat ke angka 4,29 persen pada 2021.

Melihat slant kenaikan ekonomi, dewan meminta pemkot meningkatkan target pertumbuhan ekonomi. Persentase minimalnya 6 persen seperti sebelum korona merebak. Untuk mencapai angka itu, pemkot harus mencari terobosan baru memaksimalkan pendapatan daerah.

Meski pertumbuhan ekonomi Surabaya stabil, namun masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diselesaikan, antara lain:

1. Ketimpangan

Pertumbuhan ekonomi belum sepenuhnya dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Dibutuhkan lebih banyak upaya untuk mengurangi ketimpangan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2. Ketergantungan pada sektor tradisional

Meskipun sektor jasa dan industri kreatif berkembang pesat, Surabaya masih sangat bergantung pada sektor komersial dan industri tradisional. Diversifikasi ekonomi penting untuk mengurangi risiko

3. Lingkungan Hidup

Pertumbuhan ekonomi yang pesat harus diimbangi dengan upaya perlindungan lingkungan. Permasalahan polusi dan limbah merupakan tantangan serius yang harus segera diatasi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image