Mendukung Pembelajaran Antarbudaya dan Global melalui Deep Learning
Didaktika | 2024-11-22 05:26:38Deep learning mendukung siswa untuk memahami isu-isu global secara mendalam dan relevan dengan era globalisasi. Dengan pendekatan ini, siswa dapat mengembangkan perspektif antarbudaya yang lebih luas, yang merupakan kemampuan penting dalam memahami dan menangani masalah internasional, serta berkontribusi secara aktif dalam komunitas global.
Deardorff (2006) dalam artikel "Identification and assessment of intercultural competence as a student outcome of internationalization" yang diterbitkan di Journal of Studies in International Education menegaskan bahwa kompetensi antarbudaya adalah hasil penting dari internasionalisasi pendidikan. Kompetensi ini dapat dicapai melalui pendekatan pembelajaran yang mendalam (deep learning), yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi berbagai perspektif budaya dengan cara yang lebih terstruktur dan bermakna.
Selain itu, Leask (2009) dalam artikel Using formal and informal curricula to improve interactions between home and international students di Journal of Studies in International Education menyebutkan bahwa pembelajaran antarbudaya yang efektif membutuhkan integrasi antara kurikulum formal dan informal. Deep learning menyediakan ruang bagi siswa untuk menggali pengalaman global melalui diskusi, kolaborasi lintas budaya, dan pemecahan masalah yang relevan secara internasional.
Reimers (2020) dalam bukunya Educating Students to Improve the World juga menekankan bahwa pembelajaran global dan antarbudaya tidak hanya mempersiapkan siswa untuk berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai budaya tetapi juga meningkatkan kemampuan mereka untuk memimpin inisiatif yang mendukung keberlanjutan global. Dengan metode deep learning, siswa dapat mendalami isu-isu seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan, dan konflik antarnegara dengan pendekatan berbasis solusi yang inovatif.
Melalui penerapan metode deep learning, siswa tidak hanya memahami isu-isu global secara konseptual tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai antarbudaya. Hal ini mendorong mereka untuk menjadi individu yang empatik, berpikiran kritis, dan berkomitmen untuk berperan aktif dalam menyelesaikan tantangan global. Strategi pembelajaran seperti *project-based learning*, debat lintas budaya, dan kolaborasi internasional dapat memperkuat pembentukan kompetensi ini, memberikan siswa keterampilan abad ke-21 yang relevan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.