Potensi Ekonomi Sirkular Berbasis Kearifan Lokal oleh Pemuda: Keseimbangan Profit dan Alam
Eduaksi | 2024-11-20 12:53:42Potensi ekonomi berbasis inovasi di Indonesia sangat besar. Salah satunya adalah inovasi berbasis alam. Lewat demografi kaum muda yang besar, budaya yg beragam, dan adat yg luhur, secara logis Indonesia seharusnya dapat dengan mudah meraup banyak keuntungan ekonomi berbasi inovasi. Kegiatan berekonomi dan alam dapat dipertemukan pada suatu titik yang menguntungkan secara profit tetapi tetap ramah lingkungan. Titik tengah ini adalah ekonomi sirkular.
Ekonomi sirkular adalah sebuah kegiatan perekonomian yang konsepnya melingkar, suatu barang diubah lagi menjadi barang awalnya. Sebagai contoh Jerman, menerapkan sirkular ekonomi, dengan penerapan :
1. Pelarangan penimbunan limbah
2. Audit bangunan sebelum dihancurkan
3. Instrumen ekonomi seperti pajak pajak pada penimbunan sampah
4. Memiliki kebijakan untuk pengembalian dana deposit bagi konsumen yang membawa wadah sendiri.
Ujar Ni Nyoman Clara Listya Dewi (Pengamat Ekonomi Sirkular Univ.Udayana, 2024) pada sesi Penyuluhan PKM Ekonomi Sirkular Kepemudaan, inisiasi dari Program Studi HI UKI dan Udayana, 19 November 2024 di Jakarta dan Bali, secara hybrid yang dihadiri berbagai organisasi mahasiswa dan kepemudaan dari Cawang dan sekitarnya, seperti OMK Rawamangun, Senat Mahasiswa FISIPOL UKI, BPM FISIPOL UKI, FTC UKI, Wanareksa, dan lainnya.
Lalu, di Indonesia, ekonomi sirkular masih tergolong baru untuk mendukung konsep ekonomi hijau dan pembangunan karbon. (Perpres No. 97/2017) bertujuan untuk mengurangi sampah rumah tangga hingga 30% dan memastikan penanganan sampah rumah tangga sebanyak 70%. Jika ditarik melalui mekanisme "Bottom-Up", UMKM seharusnya dapat menjadi katalisator ekonomi sirkular di Indonesia. UMKM mampu mendorong masyarakat untuk membuka lapangan kerja dan menjaga rantai sirkularitas. UMKM dapat memulai langkah melalui 5R, selain berekonomi tinggi, juga bisa ramah lingkungan.
Kemudian, lewat UMKM berbasis masyarakat dan pemuda, dapat dilakukan inovasi dengan cara menggabungkan paradigma kearifan lokal dalam kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh UMKM di tingkat masyarakat. Kearifan lokal, menurut Darynaufal Mulyaman (Direktur Pusat Kajian CESFAS UKI), sudah menerapkan paham-paham ekonomi sirkular, seperti, Sasi Maluku dengan memberi satu waktu istirahat, Arat Sabulungan Mentawai, menjaga daur kehidupan dengan pandangan semua mempunyai jiwa, serta Tri Hita Karana Bali : hubungan antara Tuhan, manusia, dan alam harus seimbang.
Semua kearifan lokal ini bahkan lebih tua dari konsep ekonomi sirkular. Oleh karena itu, sudah seyogyanya kaum muda dapat memiliki inisiatif dari kearifan lokal bangsanya sendiri dan menerapkannya menajdi sebuah inovasi ekonomi berbasis sirkular agar membantu mengatasi perubahan iklim dan ramah lingkungan, seperti daur kehidupan yang dapat diterapkan pada rantai pasok atau produksi, inovasi teknologi kerakyatan, serta lainnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.