Menghidupkan Semangat Pahlawan dengan Literasi Digital
Kabar | 2024-11-17 10:00:42Setiap 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan Nasional. Namun, tahun ini, perayaan tersebut memiliki pendekatan berbeda. Melalui acara bertajuk "Bangkitnya Generasi Pahlawan di Era Digital," Smartfren Community dan LTN NU Kabupaten Malang mengajak generasi muda menjadi pahlawan digital.
Acara yang dilaksanakan di Gedung PCNU Kabupaten Malang dimulai dengan penuh khidmat. Hal ini melalui lantunan Lagu Indonesia Raya dan Yalal Wathon, sebuah simbol semangat nasionalisme yang tak pernah padam. Dalam sambutannya Mas Gufron, Ketua Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN) Nahdlatul Ulama’ (NU) Kabupaten Malang, menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai perjuangan pahlawan. "Hari Pahlawan bukan hanya soal mengingat sejarah, tetapi bagaimana kita melanjutkan perjuangan dengan cara yang relevan di zaman ini," ungkapnya.
Tema besar yang diangkat dalam acara ini, yaitu Bangkitnya Generasi Pahlawan di Era Digital, seakan menjawab tantangan zaman. Era digital memberikan peluang besar sekaligus tanggung jawab besar bagi generasi muda untuk menjadi pahlawan di dunia mereka sendiri, baik melalui literasi digital, menciptakan inovasi, hingga membangun komunitas yang lebih baik.
Pentingnya Literasi Digital di Era Modern
Sesi utama diisi oleh Dr. Dani Miftahul Akhyar, S.T., M.Si, Head of Community Development & CSR Smartfren. Dalam paparannya, Dr. Dani menjelaskan bagaimana teknologi dapat menjadi alat pemberdayaan generasi muda. "Generasi digital memiliki keistimewaan dalam mengakses informasi, namun tantangannya adalah bagaimana informasi itu dimanfaatkan untuk hal positif," katanya. Ia juga memperkenalkan program-program unggulan Smartfren yang mendukung edukasi digital di masyarakat.
Dr. Dani Miftahul Akhyar, S.T., M.Si turut menekankan pentingnya memahami komunikasi yang efektif di era digital, terutama dalam menghindari penyebaran hoaks dan informasi yang merugikan. Beliau juga memperkenalkan Leader Smartfren Community, Selamet Hariadi dan Endrita Agung Wicaksono, yang aktif dalam membangun jejaring komunitas berbasis digital untuk mendukung inovasi di berbagai daerah.
AI dan Teknologi
Teknologi kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI) menjadi bahasan menarik dalam acara ini. Dr. Ahsan Shohifur Rizal, peneliti PBSI dari UNESA, memberikan materi yang menggugah tentang perkembangan AI, termasuk penggunaannya dalam dunia literasi. Salah satu poin yang ia sampaikan adalah penerapan AI dalam membuat berita serta pengembangan kitab kuning berbasis AI, yang menggabungkan tradisi keilmuan Islam dengan inovasi teknologi.
Beliau sampaikan AI mempercepat pekerjaan dalam menulis berita, namun kurang tepat kalau ditujukan tulisan yang butuh riset. Sesi ini dilanjutkan dengan diskusi interaktif antara pembicara dan peserta, yang membahas tantangan sekaligus peluang penerapan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Acara ditutup dengan doa bersama, mengingatkan para peserta bahwa semangat menjadi pahlawan tak pernah lepas dari doa dan usaha. Dengan hadirnya berbagai pembicara inspiratif, kegiatan ini berhasil mengajak generasi muda untuk merenungi peran mereka di era digital. Mereka diingatkan bahwa menjadi pahlawan di zaman ini tidak lagi sekadar bertempur di medan perang, tetapi juga membangun bangsa melalui inovasi, literasi digital, dan karya nyata yang bermanfaat.
Hari Pahlawan bukan hanya milik masa lalu, tetapi juga inspirasi untuk masa depan. Dengan dukungan komunitas seperti Smartfren Community dan LTN NU Kabupaten Malang, generasi muda memiliki panggung besar untuk terus melanjutkan perjuangan pahlawan, meski dalam bentuk yang berbeda. Mari jadikan era digital sebagai ruang untuk menciptakan perubahan positif dan menjadi pahlawan bagi lingkungan kita.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.