Maraknya Begal Buat Masyarakat Dihantui Rasa Takut
Humaniora | 2024-11-16 19:01:22Akhir-akhir ini terdapat banyak sekali kasus pembegalan yang terjadi di jalan raya, pembegalan yang terjadi tidak memandang waktu dan usia, para pelaku melakukan pembegalan pada pagi, siang, hingga malam hari. Usia korban yang dibegal pun bervariasi, mulai dari remaja hingga orang dewasa. Hal ini lah yang membuat masyarakat resah untuk melakukan aktivitas di luar rumah.
Sebenarnya apa itu begal? Secara terminologi, begal adalah sebuah tindakan kriminal seperti perampokan yang dilakukan oleh seseorang disertai kekerasan, biasanya mereka menggunakan senjata. Dalam banyak kasus, para pengendara motor merupakan sasaran empuk bagi pelaku begal, namun pengendara transportasi selain motor juga dapat menjadi korban pembegalan. Aksi pembegalan ini sudah lama terjadi di Indonesia, namun pada bulan September hingga Oktober ini aksi pembegalan meningkat di berbagai wilayah Indonesia, mulai dari Jakarta, Bandung, Surabaya, hingga Denpasar.
Salah satu contoh pembegalan terjadi di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat pada hari sabtu tanggal 26 Oktober 2024 pukul 03.25 WIB. Dilansir dari laman berita detik.com, kejadian ini bermula saat korban yang berumur 27 tahun melintas di tempat kejadian dan melihat seseorang sedang berjalan kaki, korban merasa iba sehingga ia berniat untuk memberi tumpangan kepada orang tersebut. Saat korban membonceng pelaku, tiba-tiba ada pelaku lain yang menodongkan celurit ke arah korban. Pelaku kemudian merampas STNK, SIM A, SIM C, Hp Iphone korban, uang sebesar Rp650.000 dan sepeda motor korban. Korban yang kaget dengan situasi tersebut pun akhirnya pasrah memberikan harta benda nya kepada pelaku, ia kemudian melaporkan hal ini kepada pihak kepolisian.
Aksi pembegalan lainnya terjadi di Kawasan Gunung Anyar, Surabaya pada hari Selasa tanggal 1 Oktober 2024 pukul 08.30 WIB. Dilansir dari laman berita detik.com, peristiwa ini berawal ketika Maria Livia (pelaku) yang berusia 23 tahun memesan taksi online ke Mulyosari, kemudian datanglah driver taksi online bernama Pujiono (korban) berumur 47 tahun untuk mengantar pelaku. Namun, pada saat di tengah jalan pelaku tiba tiba menjerat leher korban dengan tali tas nya. Korban yang terus-terusan melawan membuat pelaku mengeluarkan pisau di dalam tas nya dan menancapkan pisau tersebut ke leher korban, korban yang merasa kesakitan pun keluar dari mobil dan pelaku membawa kabur mobil korban. Pelaku yang tidak mengetahui jalan pun akhirnya tersesat dan berhasil diamankan oleh security untuk dibawa ke pihak kepolisian. Korban yang tergeletak di pinggir jalan kemudian dibawa ke RSUD dr. Soetomo untuk diobati, tetapi naasnya korban meninggal dunia pada tanggal 28 Oktober 2024 setelah menjalani perawatan intensif.
Terdapat banyak sekali faktor mengapa seseorang menjadi pelaku begal. Faktor yang paling mendominasi seseorang untuk melakukan aksi ini adalah karena faktor ekonomi, seperti ketidakstabilan perekonomian seseorang karena minimnya lapangan pekerjaan, di PHK, hingga menjadi pengangguran, hal ini dapat memunculkan niat untuk mencuri harta benda orang lain agar kebutuhan sehari-hari nya dapat terpenuhi. Selain itu, dalam beberapa kasus pelaku pembegalan adalah anak remaja, salah satu faktor yang menyebabkan mereka menjadi pelaku begal adalah faktor lingkungan sekitar dan teman sebaya yang kurang baik.
Menurut saya, aksi pembegalan ini harus segera diberantas oleh pihak kepolisian. Keberadaan para pembegal yang dapat menyerang kita kapan saja dan dimana saja membuat masyarakat dihantui rasa takut dan tidak aman untuk melakukan kegiatan di luar rumah. Selain itu, pembegalan yang dilakukan pastinya merugikan korban karena mereka harus menyerahkan harta benda mereka kepada pelaku. Selain harta benda dirampas, tak jarang pula korban pulang dalam keadaan babak belur karena ia melawan ketika di begal oleh pelaku, parahnya lagi terdapat beberapa korban yang meninggal dunia akibat dari peristiwa pembegalan yang ia alami.
Polisi seharusnya bekerja sama dengan pemerintah untuk menindaklanjuti aksi pembegalan ini, sosialisasi kepada para pelajar juga penting untuk mengurangi kemungkinan mereka (para pelajar) menjadi pelaku begal. Selain memberikan sosialisasi, polisi juga harus memberi efek jera kepada para pelaku agar kejadian begal dapat berkurang dan masyarakat dapat kembali merasa aman untuk beraktivitas di luar rumah.
Sebagai seorang mahasiswa di Universitas Airlangga, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi terjadinya tindakan begal. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari pulang di atas jam 9 malam, menghindari melewati jalanan yang sepi ketika pulang, dan mengajak teman untuk pulang bersama. Selain itu, kita juga dapat mengedukasi kepada sesama mahasiswa dan orang di sekitar kita untuk tidak melakukan tindakan begal dan menjelaskan seberapa bahayanya aksi begal yang dilakukan. Dengan melakukan tindakan tersebut, kita dapat mengurangi aksi begal di sekitar kita.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.