Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ummu Zidan

Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama, Masalah Buat Loe?

Agama | 2024-11-14 11:11:51

Ada-ada saja kerjaan Kemenag. Nampaknya lembaga pemerintah yang membidangi agama ini memang gagal fokus dalam mengurusi rakyatnya. Betapa kompleks permasalahan umat Islam saat ini. Mulai dari rusaknya generasi hingga korupsi tingkat tinggi membutuhkan peran lembaga negara untuk membasmi. Namun Kementrian Agama justru malah mengurusi kerukunan umat beragama yang baik-baik saja.

Tak ada hujan, tak ada angin. Namun Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Sekjen Kemenag RI menyampaikan akan senantiasa berupaya merekatkan kerukunan umat beragama (KUB).

Sejumlah publik figur pun dilibatkan, yakni artis tanah air Dude Herlino, Ustazah Oki Setiana Dewi, Husein Ja'far al-Hadar dalam kampanye kerukunan umat beragama. Upaya ini dibutuhkan untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya toleransi dan saling menghormati.

Padahal selama ini masyarakat tidak pernah mempersoalkan kehidupan di tengah-tengah beragamnya agama. Orang Nasrani bebas untuk beribadah di gereja atau memperingati hari besar agama mereka tanpa ganggguan dari umat Islam. Muslim pun tidak pernah diganggu ketika mereka beribadah. Demikian pula dengan umat beragama yang lain. Pun tidak pernah ada antar umat beragama yang memaksa untuk pindah agama. Apalagi bagi seorang muslim yang memahami ajaran Islam serta taat syariat, akan senantiasa berperilaku baik kepada orang-orang non muslim. Sebagaimana dalam surat Al-Kafirun ayat 6.

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

Artinya: "Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."

Demikianlah Islam mengajarkan kepada para pemeluknya.

Justru dengan terbentuknya PKUB inilah dikhawatirkan muncul berbagai masalah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka membuat sendiri segala macam aturan yang kemudian dibenturkan sendiri. Hal seperti ini malah membuat umat semakin bertanya-tanya, ada apa sebenarnya di balik ini semua.

Toleransi dan kerukunan umat beragama menurut Kemenag sendiri adalah saling tenggang rasa, saling menghargai, toleransi antar umat beragama, tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu, melaksanakan ibadah sesuai agamanya, mematuhi peraturan keagamaan baik dalam Agamanya maupun peraturan negara atau pemerintah (kemenag.co.id). Namun apa yang ditekankan oleh PKUB tidak mencerminkan gambaran kerukunan yang seperti ini. Bahkan terkesan kebablasan dan gagal fokus. Yang ada justru pencampuradukan agama.

Sebagai seorang muslim, mestinya pejabat kementrian agama manjadikan akidah dan syariat Islam sebagai pijakan, bukan malah mengekor apa yang diaruskan oleh Barat. Barat dengan lembaga think tang-nya "Rand Corporation" telah mentargetkan misinya agar umat Islam semakin jauh dari agamanya. Musuh Islam sengaja menciptakan stempel radikal, teroris, fundamentalis, intoleransi pada muslim yang taat pada agamanya. Sementara mereka memakai senjata Islam ramah dan moderat untuk dimanfaatkan buat kepentingan musuh sendiri.

Sungguh ini sebuah upaya pecah belah di antara sesama muslim sebagaimana dilakukan oleh penjajah di masa kolonialisme dulu. Memang ini adalah cara yang palimg efektif untuk meredam kebangkitan Islam. Sebab kebangkitan Islam adalah ancaman bagi negara-negara kapitalis penjajah.

Jika umat Islam semakin cerdas dalam memahami Islam dan ajarannya, maka penjajah tidak akan berkutik ketika hendak melanjutkan aksi merampas kekayaan alam negeri ini. Sistem ekonomi Islam telah mengharamkan kekayaan alam dikeruk oleh asimg, meskipun namanya manis, yaitu investasi. Sebagaimana dalam sebuah hadits Rasulullah Saw.

اَلْمُسْلِمُوْنَ شُرَكَاءُ في ثلَاَثٍ فِي الْكَلَإِ وَالْماَءِ وَالنَّارِ

“Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api.” (HR Abu Dawud dan Ahmad)

Maka sejatinya rakyatlah yang memiliki seluruh sumber daya alam serta hasil-hasilnya. Tidak boleh kekayaan alam ini dimiliki oleh individu, apalagi pemilik modal asing.

Umat Islam tidak butuh diajari Barat untuk menerapkan Islam dan bersikap toleransi. Karena Islam adalah agama sempurna serta paripurna. Tinggal bagaimana para penguasa negeri-negeri muslim mau berupaya menerapkan Islam untuk menata kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Sejak 14 abad yang lalu pun Rasulullah sudah memberi teladan bagaimana mengatur masyarakat yang beragam agama dengan syariat Islam. Orang-orang non muslim pun begitu merasakan keadilan, kesejahteraan, ketentraman ketika berada di bawah naungan cahaya Islam beserta segenap aturannya yang menyeluruh. Mereka bebas beribadah dan melaksanakan ajaran agamanya. Mereka juga dengan sukarela membayar jizyah sebagai tanda ketundukannya pada syariat.

Sebab Islam diturunkan oleh Allah Swt, Sang Pencipta manusia dan alam semesta. Pasti seluruh aturannya akan membawa kemaslahatan bagi manusia dan semesta.

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

Artinya, "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (Q.S. Al-Anbiya 107)

Wallahu’alam bish-shawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image