Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Niswana Wafi Alfarda

Palestina Kian Membara, Umat Harus Bergerak Nyata

Dunia islam | 2024-11-14 08:47:18
Freepik.com

Sejak serangan terbaru, yang terjadi pada 6 Oktober 2024, penjajah Zion*s terus-menerus mengepung dan menginvasi Gaza utara. Hal ini mengakibatkan kematian 600 orang dan puluhan ribu orang mengungsi. Jumlah korban tewas di Jalur Gaza sejak serangan zion*s pada 7 Oktober 2023 mencapai 42.603 orang tewas dan 99.795 lainnya terluka. Selain itu, diduga lebih dari seribu orang meninggal di bawah reruntuhan bangunan. Sedangkan warga lainnya yang masih hidup harus menghadapi kelaparan dalam pengungsian.

Freepik.com

Sungguh miris, dunia tetap diam seribu bahasa di tengah serangan Israel yang bertubi-tubi dalam menghancurkan wilayah Gaza. PBB hanya mengeluarkan kecaman. Hal yang dilakukan oleh Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) hanyalah meminta Zion*s Israel untuk mematuhi perintah pengadilan tinggi PBB supaya mencegah genosida di Gaza. Yordania juga hanya mengeluarkan kecaman. Negara-negara Muslim, termasuk negara Arab, justru bungkam.

Ham*s menyatakan bahwa diamnya negeri-negeri muslim dan komunitas internasional membuat Zion*s Israel terus melakukan pembantaian dan tindak kejahatan pada warga Palestina. Ham*s meminta dunia Arab dan umat Islam, PBB, dan badan internasional lainnya untuk menghentikan "holocaust" yang dilakukan oleh "Nazi baru" (Israel).

Diamnya dunia Arab dan umat Islam merupakan pengkhianatan yang luar biasa terhadap saudara muslim kita di Palestina. Padahal, Allah SWT telah berfirman dalam surah Al-Hujurat ayat 10, "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara."

Namun, para penguasa muslim telah "buta, tuli, dan bisu" karena tidak menanggapi permintaan tolong dari anak-anak Palestina yang terluka, kelaparan, dan kehilangan keluarganya. Nasionalisme telah mengikat tangan dan kaki para penguasa muslim sehingga mereka tidak menganggap masalah Palestina sebagai urusan mereka. Mereka hanya menyibukkan diri dengan masalah internal negaranya. Nasionalisme telah menghalangi pemimpin muslim untuk benar-benar bergerak nyata membela Palestina dengan mengirimkan militer untuk jihad fisabilillah.

Nasionalisme tidak hanya menjangkiti para penguasa, tetapi juga mengubah pemahaman, persepsi,dan ketundukan umat Islam, sehingga sebagian dari mereka tidak peduli dengan penderitaan saudara Muslim di Palestina. Hal ini terlihat pada konser musik Tamer Hosny di Alexandria, Mesir, pada Jumat (18/10/2024), dihadiri ratusan ribu muslim. Padahal, di dekat mereka, ribuan muslim Palestina sedang meregang nyawa. Nasionalisme benar-benar merusak moralitas mereka.

Padahal, nasionalisme tidak berasal dari Islam dan justru bertentangan dengan Islam. Rasulullah Saw. bersabda, "Bukan dari golongan kami orang-orang yang menyeru kepada asabiah (nasionalisme atau sukuisme), orang yang berperang karena asabiah, dan orang-orang yang mati karena asabiah." (HR Abu Dawud). Oleh karena itu, umat Islam harus membuang dan menjauhi nasionalisme dan melihat masalah Palestina sebagai masalah bersama umat Islam.

Selain alasan nasionalisme, keberadaan para penguasa di negeri-negeri muslim juga berkontribusi pada diamnya umat Islam terhadap masalah Palestina. Dalam buku yang berjudul Sejarah Nasionalisme di Dunia Islam, Shabir Ahmed dan Abid Karim menjelaskan bahwa Barat telah membuat mekanisme yang memungkinkan kaum muslim terus terpecah-belah. Keberadaan para penguasa antek penjajah di tengah kaum Muslim adalah mekanisme untuk memecah belahnya.

Para penguasa memperoleh kekuasaannya dengan melakukan kolusi dengan Barat, bukan melalui pilihan rakyat. Setelah berkuasa, mereka menjunjung tinggi batas-batas wilayahnya, yang merupakan hasil dari merobek-robek tanah kaum muslim. Mereka bahkan rela berperang dengan saudara sesama muslim untuk memperluas wilayahnya. Selain itu, mereka menindas dan mengancam pihak-pihak yang berusaha memperkenalkan Islam ke dunia politik. Mereka bertindak demikian karena mereka dipengaruhi dan diawasi oleh kaum kafir yang menduduki tanah tersebut. Para penguasa tidak peduli dengan penderitaan muslim Palestina karena kecintaan terhadap kekuasaan dan posisi mereka sangatlah besar.

Umat benar-benar tidak dapat berharap para penguasa itu untuk membebaskan Palestina. Mereka hanya membela Palestina secara retoris dan mengecamnya, tanpa melakukan apa-apa. Mereka tidak akan pernah mengirimkan pasukan ke Palestina, meskipun memiliki militer yang kuat dan senjata canggih. Selain itu, mereka tetap tidak memboikot dan terus menjalin hubungan dagang dengan Zion*s Israel. Itu juga berlaku untuk organisasi negara muslim lainnya, seperti Liga Arab dan Organisasi Konferensi Islam (OKI). Mereka hanya mengecam tanpa melakukan gerakan nyata untuk mendorong dunia Islam agar melakukan jihad akbar.

Genosida di Palestina merupakan urusan seluruh kaum muslim, bukan hanya persoalan kaum muslim Palestina saja. Dan seluruh umat Islam harus sadar akan hal ini. Sebagaimana sabda Rasulullah saw., “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR Bukhari dan Muslim)

Sudah menjadi kewajiban kaum muslim untuk terus bersuara dan meminta para pemimpin negara muslim agar segera mengirimkan pasukan berkekuatan penuh untuk berjihad di Palestina. Militer muslim harus datang untuk membebaskan Palestina, bukan sebagai pasukan perdamaian di bawah komando PBB yang tidak melakukan aksi nyata. Jihad adalah satu-satunya cara untuk menghancurkan Israel yang biadab, bukan dengan retorika.

Kaum muslim harus terus membela Palestina. Meskipun ada banyak upaya yang dilakukan Barat untuk menghentikan perjuangan pembebasan Palestina, tetapi umat Islam harus tetap bersemangat dalam menyuarakan hal ini. Sebagaimana firman Allah SWT, "Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu dan janganlah kamu lari (karena takut kepada musuh) maka kamu menjadi orang-orang yang merugi" (QS Al-Maidah [5]: 41). Perjuangan dan pembelaan umat Islam untuk Palestina merupakan amal saleh yang memiliki pahala yang sangat besar di sisi-Nya.

Pembebasan Palestina dapat terwujud setelah Allah memberikan kekuasaan seperti pada zaman Rasulullah dahulu. Yakni kekuasaan dalam bentuk negara, sistem, dan kekuasaan yang benar-benar membantu dan memenangkan Islam dan kaum muslimin. Kekuasaan ini akan berfungsi sebagai junnah, atau perisai, yang melindungi umat Islam dari musuh mereka. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Muttafaqun ’alaih)

Kekuasaan tersebut ialah Khilafah Islam. Khilafah akan menjadi junnah/pelindung bagi seluruh kaum muslim. Khilafah juga akan menyatukan seluruh negeri-negeri muslim, baik rakyatnya, wilayahnya, ataupun militernya. Segera setelah Khilafah ditegakkan, pembebasan Palestina akan menjadi prioritas utama. Khilafah akan menolak solusi yang ditawarkan oleh lembaga internasional seperti PBB dan negara Barat (AS dan Eropa). Hal ini karena pada hakikatnya solusi ini hanyalah lanjutan dari penjajahan di Palestina.

Selain itu, Khilafah akan memboikot seluruh produk dan ide-ide sesat Israel yang selama ini telah menyesatkan kaum muslim. Khilafah akan melakukan tindakan nyata untuk membebaskan Palestina dengan mengirimkan tentara besar-besaran untuk menghancurkan Israel hingga ke akarnya. Khilafah juga akan berjihad melawan negara lain pendukung Israel seperti Amerika Serikat.

Untuk memastikan bahwa umat Islam di Palestina dapat hidup dengan baik, Khilafah akan membangun kembali tanah tersebut. Infrastruktur lunak, seperti sistem pendidikan dan kesehatan, serta infrastruktur keras, seperti bangunan, sarana transportasi, dan telekomunikasi, adalah bagian dari pembangunan. Untuk melindungi serangan lanjutan dari musuh Islam, Khilafah akan menempatkan pasukan yang cukup untuk berjaga-jaga di tanah ribath (perbatasan) Palestina.

Menegakkan Khilafah merupakan agenda utama umat Islam saat ini. Kaum muslim harus menyadari bahwa Khilafah adalah satu-satunya solusi atas penjajahan di Palestina. Sebagaimana firman Allah SWT yang telah disebutkan dalam surah Ali Imran ayat 110, "Kalian (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah (berbuat) yang munkar, dan beriman kepada Allah." Oleh karenanya, harus ada kelompok dakwah di tengah-tengah umat. Kelompok yang benar-benar ingin kembali menegakkan Islam yang benar.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image