Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Andi

Ali Azhar D: Tradisi Sedekah Bumi Bertahan di Tengah Perubahan Zaman

Sejarah | 2024-11-07 13:57:13
Foto Konten Kreator Ali Azhar D (Kiri dengan Deker Putih) saat mengikuti acara Kirab dan Tayub atau Nayub di Sedekah Bumi Kelurahan Jeruk, Surabaya. (20/10/2024) (Foto: Amelia)

Ali Azhar D, seorang konten kreator yang kerap membagikan konten seputar sejarah, budaya, pariwisata, dan isu-isu kepemudaan, berbagi pandangannya mengenai perkembangan tradisi Sedekah Bumi di masyarakat Jawa.
"Sedekah Bumi merupakan ritual yang sarat akan makna dan nilai-nilai luhur yang patut kita lestarikan bersama," ujar Ali Azhar D dalam wawancara dengan kami.

Menurutnya, tradisi ini merepresentasikan rasa syukur masyarakat Jawa atas hasil bumi yang melimpah. "Di dalamnya terkandung filosofi harmonisasi antara manusia, alam, dan leluhur yang sangat berharga," imbuhnya.
Namun, Ali Azhar D mengakui bahwa Sedekah Bumi tak luput dari pengaruh perubahan zaman. Ia mencontohkan adanya pergeseran pada prosesi kuliner dalam ritual tersebut.

"Dulu, menyembelih kambing menjadi sajian wajib dalam kenduri. Namun, kini hal itu semakin jarang kita jumpai. Penggunaan tumpeng pun lebih banyak menggantikan hidangan tradisional lainnya," jelasnya.

Selain itu, Ali Azhar D juga menyoroti perubahan pada kesenian yang menyertai ritual Sedekah Bumi. "Tari tayuban yang identik dengan Sedekah Bumi kini telah berasimilasi dengan budaya modern, seperti penambahan yel-yel dan tarian kontemporer. Bahkan, penggunaan sound system 'Horeg' turut merubah suasana yang semestinya khidmat dan syahdu."

Meskipun demikian, Ali Azhar D menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi ini. Ia melihat potensi besar dalam memanfaatkan teknologi digital untuk melestarikan Sedekah Bumi.
"Dokumentasi melalui video, media sosial, dan platform digital lainnya dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan apresiasi masyarakat, terutama generasi muda, terhadap warisan budaya ini," ungkapnya.

Selain itu, Ali Azhar D juga menyoroti perlunya kolaborasi antara pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan komunitas budaya, untuk merevitalisasi Sedekah Bumi.
"Dengan cara ini, tradisi ini dapat terus menjadi bagian integral dari identitas budaya Jawa dan menjadi inspirasi bagi banyak orang," pungkasnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image