Pertumbuhan dan Perkembangan Psikomotorik
Edukasi | 2024-11-05 18:34:05Pertumbuhan (growth) adalah proses peningkatan yang ada pada diri seseorang yang bersifat kuantitatif, atau peningkatan dalam hal ukuran.
Berikut adalah pengertian pertumbuhan menurut beberapa ahli:
1. Soetjiningsih dan Ranuh (2015): Pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif,
yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu.
2. Kartono dalam Sobur (2013): Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil
dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik,yang berlangsung secara normal pada diri anak yang sehat dalam peredaran waktu tertentu.
Contoh pertumbuhan: Bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lebar panggul, dan bertambahnya berat badan.
Perkembangan (development) adalah proses perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organ-organ tubuh ke arah keadaan yang makin terorganisasi (bisa dikendalikan) dan terspesialisasi (sesuai kemauan fungsinya masing-masing).
Berikut adalah pengertian perkembangan menurut beberapa ahli :
1. Brunner (2011): Perkembangan adalah perubahan yang terjadi dalam diri individu yang disebabkan oleh interaksi antara faktor-faktor genetik dan lingkungan.
2. Siegler (2011): Perkembangan adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi kognitif.
3. Soetjiningsih dan Ranuh (2015): Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kualitatif, yaitu perubahan yang menyangkut kualitas atau sifat dari sesuatu.
Contoh: Bayi belum bisa jalan > berjalan tertatih-tatih 2 - 3 langkah > lancar sampai beberapa langkah.
Perbedaan Petumbuhan dan Perkembangan
Terdapat perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan yaitu:
1. Pertumbuhan adalah proses penambahan jumlah atau ukuran sel, organ, atau sistem dalam tubuh individu. Pertumbuhan biasanya diukur dengan parameter fisik seperti berat dan tinggi badan.
2. Perkembangan merujuk pada perubahan sistematis dalam keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan individu seiring waktu, yang melibatkan aspek fisik, kognitif, sosial, dan emosional. Perkembangan biasanya diukur melalui pencapaian tahapan perkembangan yang diharapkan pada setiap usia.
Fase-Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Renatal dan Anak-Anak
Masa sebelum lahir (Prenatal Period), Masa bayi baru lahir (New Born), Masa bayi (Babyhood), BalitaMasa Kanak-kanak Awal (Early Chilhood), Masa Kanak-kanak Akhir (Later Chilhood)
Fase-Fase Pertumbuhan Remaja
1. Masa remaja awal (usia 10-13 tahun)
( Sejumlah perubahan pada tubuh yang akan mereka alami, seperti tumbuhnya rambut di bawah lengan dan dekat kemaluan, perkembangan payudara pada wanita dan pembesaran buah zakar pada pria, Pada tahap perkembangan remaja awal, anak-anak cenderung egois dan merasa pemikirannya benar. Karena itu, orang tua perlu memberikan alasan atau argumen setiap kali memberi nasihat.
2. Pertengahan masa remaja (usia 14-17 tahun)
(Remaja laki-laki mungkin akan mengalami pertumbuhan yang pesat pada tahap ini dan suaranya akan pecah dan bertambah lebih berat. Sedangkan pertumbuhan remaja perempuan akan melambat pada masa ini dan sebagian besar dari mereka akan memiliki periode menstruasi yang teratur.)
3. Masa akhir remaja/dewasa muda (usia 18 tahun ke atas)
(Pada tahap ini, remaja sudah bisa mampu berpikir tentang ide-ide secara rasional, memiliki kontrol impuls (mengontrol perilaku dan emosinya) dan bisa mengesampingkan kepuasan diri, serta merencanakan masa depan. Mereka juga memiliki rasa identitas dan individualitas yang lebih kuat dan bisa mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri).
Teori Vigotsky
proses perkembangan mental anak, seperti ingatan, perhatian, dan penalaran, tidak hanya didapatkan oleh anak itu sendiri, tetapi juga melibatkan pengaruh dari lingkungan sosial dan budayanya. Sebagai misal, terdapat satu budaya yang menekankan metode 'mencatat,'sedangkan budaya lain mengedepankan metode “mengingat atau hafalan”. Perbedaan budaya ini dapat memengaruhi cara anak dalam belajar.
Contoh implementasi teori perkembangan kognitif Vygotsky dalam proses belajar-mengajar adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan pengaturan kelas yang kooperatif, sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-masing Zona Perkembangan Proksimal mereka.
2. Guru dan teman sebaya sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif pada anak. Maka itu, pembelajaran dengan cara kerja kelompok kooperatif bisa mempercepat perkembangan anak.
Teori Jean Piaget
Menurut Piaget, anak dilahirkan dengan beberapa skemata sensorimotor, yang memberi kerangka bagi interaksi awal anak dengan lingkungannya. Pengalaman awal si anak akan ditentukan oleh skemata sensorimotor ini. Dengan kata lain, hanya kejadianyang dapat diasimilasikan ke skemata itulah yang dapat di respons oleh si anak, dan karenanya kejadian itu akan menentukan batasan pengalaman anak. Tetapi melalui pengalaman, skemata awal ini dimodifikasi.
- Tahap Perkembangan Intelektual menurut Piaget
Perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berfikir logis dari masa bayi hingga dewasa, menurut Piaget perkembangan yang berlangsung melalui empat tahap, yaitu:
1. Tahap sensori-motor : 0 – 1,5 tahum
2. Tahap pra-operasional : 1,5 – 6 tahun
3. Tahap operasional konkrit : 6 – 12 tahun
4. Tahap operasional formal : 12 tahun ke atas
Perkembangan Psikomotorik
Perkembangan psikomotorik adalah perkembangan mengontrol gerakan – gerakan tumbuhan melalui kegiatan yang terkoordinasi antara saraf pusat otot. Dimulai dengan gerakan kasar yang melibatkan bagian besar dari tubuh tubuh, seperti duduk, berjalan, berlari, meloncat, dan lain – lain.
- Keterampilan motoric dibagi menjadi dua jenis yaitu :
➢ Keterampilan motorik halus, seperti keterampilan kecekatan jari, menulis, menggambar, menangkap bola dan sebagainya ;
➢ Keterampilan motarik kasar,meliputi kegiatan-kegiatan otot seperti berjalan, berlari naik dan turun tangga, melompat dan sebagainya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.