Cara Menghitung Biaya Pengiriman Barang Menggunakan Forwarder: Studi Kasus Mesin Produksi
Bisnis | 2024-11-04 14:44:47Menghitung biaya pengiriman barang internasional bisa jadi tugas yang menantang, terutama bagi perusahaan yang baru pertama kali melakukan pengiriman skala besar. Namun, menggunakan jasa freight forwarder bisa sangat membantu dalam proses ini. Berikut adalah cara sederhana menghitung biaya pengiriman barang menggunakan forwarder, dilengkapi dengan studi kasus untuk mempermudah pemahaman.
Langkah-langkah Menghitung Biaya Pengiriman Barang dengan Freight Forwarder
1. Menentukan Jenis Pengiriman
Langkah pertama adalah memilih jenis transportasi yang sesuai, apakah menggunakan udara, laut atau darat. Jenis transportasi ini akan berpengaruh besar pada biaya. Pengiriman lewat udara lebih cepat tapi cenderung mahal, sedangkan lewat laut lebih murah tapi memakan waktu lebih lama
2. Menghitung Volume dan Berat Barang
Freight forwarder biasanya menghitung biaya berdasarkan berat (kg) dan volume (cbm-cubic meter) dari barang yang dikirim. Rumus volume adalah :
Jika berat aktual barang lebih besar dari berat volumetrik, biaya akan dihitung berdasarkan berat aktual. Namun, jika berat volumetrik lebih besar, maka yang dipakai adalah berat volumetrik.
3. Menghitung Biaya Berdasarkan Incoterms
Incoterms (International Commercial Terms) adalah aturan internasional yang menentukan tanggung jawab antara penjual dan pembeli. Incoterms yang populer di antaranya adalah FOB (Free On Board), CIF (Cost, Insurance and Freight), dan DAP (Delvered at Place). Incoterms ini memengaruhi siapa yang bertanggung jawab atas biaya tertentu sepert asuransi, transportasi, dan bea cukai.
4. Menambahkan Biaya Tambahan
Beberapa biaya tambahan yang perlu diperhitungkan meliputi :
- Biaya Asuransi (Opsional), tapi penting untuk barang berharga atau rentan rusak.
- Biaya Handling dan Dokumen. Termasuk pengurusan dokumen seperti manifest, bill of lading, serta biaya handling di pelabuhan atau bandara.
- Biaya Bea Masuk dan Pajak. Biasanya tergantung jenis barang dan negara tujuan.
5. Memperkirakan Biaya Lain-lain
Biaya lain-lain bisa meliputi biaya untuk inspeksi barang, biaya pergudangan sementara, atau biaya tambahan jika ada penundaan.
Studi Kasus: Pengiriman Mesin Produksi dari China ke Indonesia
Misalkan ada perusahaan di Indonesia yang ingin membeli mesin produksi dari China. Mari kita coba hitung biayanya dengan menggunakan jasa forwarder.
Detail Pengiriman :
- Barang : Mesin Produksi
- Ukuran Barang : 2 Meter x 2 Meter x 1.5 Meter
- Berat Barang : 500 kg
- Moda Transportasi : Laut ( Lebih hemat untuk alat berat )
- Incoterms : FOB (Free On Board) - artinya, pengirim hanya bertanggung jawab hingga barang di atas kapal di pelabuhan China.
Langkah Perhitungan:
1. Hitung Volume Barang :
Volume mesin ini adalah 6 cbm.
2. Biaya Pengiriman Berdasarkan Berat dan Volume
Katakanlah forwarder mengenakan tarif $100 per cbm untuk pengiriman laut. Karena volume yang dihitung adalah 6 cbm, maka biaya pengiriman dasar adalah :
3. Biaya Tambahan (Asuransi, Handling, dan Dokumen)
- Asuransi (Opsional): Misalnya asuransi 1% dari nilai mesin ($10,000), maka biayanya adalah $100.
- Handling dan Dokumen : Forwarder mungkin mengenakan biaya handling dan dokumen sebesar $50.
4. Biaya Bea Masuk dan Pajak di Indonesia
Di Indonesia, barang impor dikenakan bea masuk sekitar 10% dan PPN 11% dari nilai barang + biaya pengiriman. Jadi, jika nilai mesin $10,000, maka:
- Bea Masuk : 10% dari $10,600 = $1,060
- PPN : 11% dari $10,600 = $1,166
Total biaya bea masuk dan pajak = $1,060 + $1,166 = $2,226.
Rincian Total Biaya
Jadi, total biaya yang diperlukan untuk mengimpor mesin produksi ini dari China ke Indonesia adalah sekitar $2,976.
Menghitung biaya pengiriman barang bisa menjadi rumit, tetapi dengan menggunakan jasa freight forwarder dan mengetahui elemen-elemen biaya, perusahaan bisa memperkirakan total biaya dengan lebih akurat. Penting untuk memilih forwarder yang bisa membantu dalam proses pengurusan dokumen, asuransi, dan bea cukai agar pengiriman berjalan lancar dan aman.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.