Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Grace Putri Tesalonika

Modernisasi Alutsista: Menilik Kebutuhan dan Tantangan dalam 5 Tahun ke Depan

Teknologi | 2024-10-30 08:04:42
Sumber: Forkominhan

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan posisi geografis yang strategis, memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kedaulatan dan keamanan wilayahnya. luasnya wilayah ini tentunya memiliki efek pertahanan negara yang kompleks, sangat terbuka, dan mudah diakses dari berbagai sumber. Dalam situasi seperti ini, modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) menjadi sangat penting. Penulis sepenuhnya setuju dengan rencana modernisasi persenjataan Indonesia dalam kurun waktu lima tahun ke depan yang didasarkan pada evaluasi menyeluruh.

Kondisi dan jumlah alutsista, sarana dan prasarana yang tidak memadai, profesionalisme yang rendah, dan rendahnya kesejahteraan anggota TNI semuanya menjadi masalah. Peralatan militer yang dimiliki rata-rata berusia lebih dari dua puluh tahun dan sebagian besar sudah ketinggalan zaman dan usang (Achmad, 2011). Modernisasi dapat meningkatkan kemampuan pertahanan Indonesia, serta memungkinkan militer kita untuk menggunakan peralatan yang lebih canggih dan efektif, karena beberapa sistem persenjataan bahkan tidak sesuai dengan teknologi saat ini, yang tentunya dapat menghambat kemampuan pertahanan negara.

Perkembangan geopolitik di wilayah Asia Tenggara dan Asia Pasifik membutuhkan kekuatan pertahanan yang kuat dari Indonesia. Indonesia membutuhkan kemampuan pencegahan yang kuat untuk menghadapi berbagai ancaman, seperti terorisme, pembajakan, dan sengketa teritorial. Untuk mengganti peralatan yang sudah tua dengan yang lebih canggih, pemerintah Republik Indonesia telah meluncurkan program modernisasi. mulai dari kepemilikan pesawat angkut hingga kapal tempur, kapal perang, dan kapal selam (forkominhan.id, 2023). Modernisasi alutsista adalah cara untuk mempertahankan kedaulatan negara lebih dari sekedar menunjukkan kekuatan.

Modernisasi alutsista juga memungkinkan pertumbuhan industri pertahanan nasional. Indonesia dapat meningkatkan kapasitas industri pertahanan nasionalnya melalui transfer teknologi dan kerjasama dengan produsen persenjataan internasional. Selain menguntungkan kemandirian pertahanan, hal ini juga berdampak besar pada perekonomian nasional melalui penciptaan lapangan kerja baru dan pengembangan teknologi.

Namun demikian, rencana modernisasi ini menghadapi sejumlah masalah yang harus diperhitungkan dengan cermat. Karena modernisasi alutsista membutuhkan dana yang tidak sedikit, aspek pendanaan menjadi perhatian utama. Perencanaan anggaran yang matang dan bertahap harus dilakukan oleh Indonesia, sambil mempertahankan keseimbangan dengan sektor pembangunan lainnya.

Salah satu masalah dengan anggaran pertahanan yang terbatas adalah transparansi pengadaan alutsista. Sektor pertahanan telah lama dikaitkan dengan korupsi, seperti yang ditunjukkan oleh banyaknya kasus korupsi dalam pengadaan alutsista di Indonesia. Salah satu kasus korupsi dana alutsista terbesar di Indonesia, seperti yang telah dilakukan oleh Brigjen Teddy atas penyalahgunaan wewenang serta korupsi anggaran pembelian alutsista sebesar US$ 12 juta, sepanjang tahun 2010-2014 (kemhan.go.id, 2016).

Pengembangan sumber daya manusia adalah tantangan berikutnya. Modernisasi tidak hanya mengacu pada peralatan yang lebih canggih, tetapi juga pada kemampuan personel untuk menggunakan dan merawat alutsista kontemporer. Untuk memastikan bahwa penggunaan alutsista yang dimodernisasi berhasil, diperlukan program pelatihan yang intensif dan berkelanjutan.

Faktor pemeliharaan juga menjadi perhatian utama. Dalam kebanyakan kasus, alutsista kontemporer membutuhkan perawatan yang jauh lebih kompleks serta mahal. Untuk menjamin sustainabilitas penggunaan alutsista kontemporer, Indonesia harus menyiapkan infrastruktur hingga sistem pemeliharaan yang memadai.

Meskipun ada banyak kesulitan, modernisasi alutsista tetap merupakan tindakan strategis yang harus dilakukan. Modernisasi ini akan memberikan keuntungan yang sifatnya jangka panjang bagi pertahanan serta kedaulatan Indonesia jika dilakukan dengan perencanaan dan eksekusi yang tepat. Hal yang penting untuk diingat bahwa modernisasi harus dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan prioritas negara hingga kemampuannya.

Kesimpulan yang dapat di ambil adalah, pelaksanaan modernisasi alutsista tetap di lakukan dalam kurun waktu lima tahun kedepan. Meskipun ada banyak tantangan yang dihadapi, langkah ini penting dalam penegasan posisi Indonesia sebagai negara maritim yang berdaulat dan dihormati di wilayah ini. Modernisasi harus dilakukan secara holistik, mempertimbangkan tidak hanya aspek teknis persenjataan tetapi juga dari kesiapan SDM, infrastruktur pendukung, dan keberlanjutan program dalam jangka panjang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image