Esensi Sumpah Pemuda dan Realita Generasi Z
Sejarah | 2024-10-28 12:35:50Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928 merupakan salah satu momentum penting dalam sejarah Indonesia. Ikrar yang terdiri dari tiga poin—satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa—menjadi dasar kokoh dalam membangun identitas kebangsaan Indonesia. Namun, seiring dengan perubahan zaman, tantangan yang dihadapi pemuda dalam menghayati dan menerapkan nilai-nilai Sumpah Pemuda juga berubah. Salah satu generasi yang menghadapi tantangan besar ini adalah generasi Z, yang lahir dalam era internet dan globalisasi. Generasi ini sering dianggap lebih "global" dibandingkan dengan generasi sebelumnya dan memiliki karakteristik unik yang mempengaruhi cara mereka melihat kebangsaan dan persatuan.
Esensi Sumpah Pemuda
Esensi Sumpah Pemuda adalah komitmen kolektif untuk membentuk persatuan dalam keragaman. Ikrar ini mencerminkan tekad pemuda Indonesia pada masa itu untuk meruntuhkan sekat-sekat suku, agama, dan golongan demi satu identitas kebangsaan yang kuat. Nilai utama yang dapat diambil dari Sumpah Pemuda adalah semangat solidaritas dan komitmen bersama untuk mencapai tujuan nasional.
Secara umum, Sumpah Pemuda mengajarkan tiga poin penting:
- Persatuan dalam Keragaman: Meski berbeda suku, budaya, dan agama, pemuda harus bersatu untuk mencapai kemerdekaan dan kebersamaan.
- Kebanggaan akan Identitas Nasional: Ikrar “berbahasa satu, bahasa Indonesia” menunjukkan bahwa kebudayaan lokal dapat menyatu dalam kerangka besar identitas nasional.
- Komitmen untuk Berjuang Bersama: Semangat ini mendorong pemuda untuk mengesampingkan perbedaan demi tujuan bersama, yaitu kemerdekaan Indonesia.
Generasi Z dan Tantangan Era Digital
Generasi Z memiliki karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya, terutama karena mereka lahir di era digital. Mereka memiliki akses tak terbatas ke informasi dan paparan budaya global yang tinggi. Menurut kajian sosiologi, generasi Z cenderung lebih terhubung dengan komunitas global dibandingkan komunitas lokal, yang berpotensi mengurangi keterikatan mereka pada nilai-nilai kebangsaan.
Di sisi lain, generasi ini memiliki potensi besar dalam menggerakkan perubahan melalui media digital. Mereka dikenal sebagai generasi yang "melek teknologi" dan "kritis", serta memiliki kesadaran sosial yang tinggi. Namun, dalam konteks nasionalisme, generasi Z juga sering terjebak pada fenomena "global citizen", di mana identitas nasional dianggap kurang relevan dibandingkan identitas global. Perbedaan ini memicu tantangan dalam menjaga relevansi esensi Sumpah Pemuda di kalangan mereka.
Relevansi Sumpah Pemuda dalam Konteks Gen-Z
Walaupun terhubung dengan dunia global, banyak pemuda gen-Z yang masih memiliki kesadaran terhadap isu-isu nasional, seperti lingkungan, kesetaraan, dan hak asasi manusia. Bahkan, mereka berpotensi untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Sumpah Pemuda melalui media sosial, membangkitkan gerakan-gerakan sosial berbasis komunitas, dan menggalang solidaritas nasional dalam bentuk yang lebih modern.
Namun, relevansi Sumpah Pemuda bagi generasi Z tidak terlepas dari beberapa tantangan:
- Kesenjangan Informasi dan Hoaks: Kemudahan akses informasi juga berpotensi memunculkan disinformasi dan hoaks yang dapat memecah persatuan nasional.
- Kepedulian Sosial yang Mendunia: Identitas "global" yang lekat dengan generasi ini dapat mengurangi fokus mereka pada permasalahan dalam negeri.
- Budaya Individualisme yang Meningkat: Media sosial mendorong generasi Z untuk lebih menonjolkan diri daripada kolektivitas, yang dapat bertentangan dengan semangat gotong royong Sumpah Pemuda.
Esensi Sumpah Pemuda, yaitu persatuan dalam keragaman, masih relevan di era modern ini, termasuk bagi generasi Z. Meskipun mereka menghadapi tantangan unik berupa globalisasi dan budaya digital, nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda dapat dijadikan sebagai fondasi untuk menumbuhkan solidaritas nasional yang adaptif dengan zaman. Melalui upaya edukasi dan pelibatan pemuda dalam isu-isu kebangsaan, harapan untuk menjaga esensi Sumpah Pemuda tetap hidup di kalangan generasi Z bukanlah hal yang mustahil.
Oleh karena itu, selayaknya bagi generasi Z—selaku entitas yang bersinggungan langsung dengan modernisasi dan globalisasi—agar selalu membuka mata kepala dan mata hatinya. Sumpah Pemuda yang digagaskan dahulu harus sedemikian relevan terhadap generasi Z sekarang ini. Walaupun tantangan dari modernisasi sangatlah besar, seperti media sosial yang dipenuhi dengan luapan informasi, tetapi harapan untuk menjadikan perangkat tersebut menjadi pemuda yang berintegritas terhadap negri ini sangatlah besar. Semua itu dimulai dari diri kita masing-masing. Kalau bukan kita, siapa lagi ! Kalau bukan sekarang, kapan lagi !
Selamat Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2024 !
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.