Mengedukasi Amil Memiliki Perencanaan Keuangan
Filantropi | 2024-10-28 10:48:12Oleh: Nana Sudiana (Direktur Akademizi)
Mengedukasi amil agar memiliki kemampuan merencanakan keuangan mereka. Berapapun kafalah (gaji) seorang amil yang diterima dari lembaga, jika tak dikelola dengan baik sama saja, akan habis dan cenderung tak cukup. Para amil harus diedukasi untuk memiliki rencana keuangan keluarga-nya secara baik.
Ia harus menghitung apa saja prioritas pengeluaran keuangan-nya, sehingga mampu setidaknya menutupi kebutuhan-kebutuhan sesuai prioritasnya. Dengan kemampuan perencanaan keuangan yang baik, akan semakin mudah untuk mencapai tujuan hidup melalui pengelolaan keuangan secara terencana.
Tujuan-tujuan hidup yang ingin dicapai oleh seorang amil antara lain dapat berupa: menikah, memiliki rumah sendiri, memiliki kendaraan pribadi, menunaikan ibadah haji, kesiapan biaya pendidikan anak, serta tersedianya dana pensiun di hari tua. Dengan proses yang terencana, seorang amil akan memiliki “arah dan arti” dalam keputusan finansial bagi keluarga-nya.
Melalui pengelolaan keuangan yang terencana dengan baik, seorang amil akan dapat mempertimbangkan efek jangka pendek dan jangka panjang atas tujuan-tujuan hidupnya. Dia dapat lebih mudah beradaptasi atas perubahan hidup dan merasa lebih aman karena tujuan-tujuannya berada di jalur yang tepat.
Dengan perencanaan keuangan yang dilakukan, seorang amil secara bertahap diharapkan mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan keuangan di masa kini dan masa depan. Hal ini juga akan semoga mampu memproteksi seorang amil dan keluarga-nya secara finansial dari risiko apapun yang mungkin terjadi.
Untuk para amil, perlu dilakukan edukasi sejak dini, bahwa mereka harus belajar untuk menabung. Berapapun angka-nya, menabung perlu secara rutin dilakukan. Saat yang sama, para amil juga diajarkan untuk berperilaku sederhana dan mampu menghemat pengeluaran.
Mereka boleh belanja, namun hanya boleh mengeluarkan uang untuk hal-hal yang penting saja. Menabung-nya pun sejak awal disesuaikan dengan semua keinginan dan rencana yang ada, baik untuk jangka pendek, menengah atau jangka panjang seperti untuk anak-anak sekolah, sewa rumah, umroh, atau yang lainnya. Rencanakan waktu, jumlah dan bagaimana mencapainya.
Untuk tujuan-tujuan jangka panjang, seperti untuk pernikahan anak, haji atau umrah, pendidikan lanjutan, wisata, dan lainnya, bisa dilakukan dengan model skema tabungan jangka panjang. Semakin panjang masa menabungnya, akan semakin ringan.
Dengan menabung apa pun tujuan yang ingin dilakukan di masa depan, memungkinkan untuk bisa diraih. Dengan mengelola keuangan secara bijak dan disiplin, dibantu dengan menabung secara konsisten, Insya Allah akan memudahkan dalam mencapai apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.