Implementasi Metode Behavioristik dalam Pembelajaran
Eduaksi | 2024-10-27 15:12:43Teori Behavioristik dalam Pembelajaran
Teori Behavioristik adalah teori pembelajaran yang berfokus pada perubahan perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan. Menurut teori ini, pembelajaran terjadi ketika ada perubahan yang tampak pada perilaku individu setelah adanya stimulus eksternal. Para ahli behavioristik percaya bahwa faktor lingkungan lebih dominan dalam mempengaruhi perilaku dibandingkan faktor internal seperti pemikiran atau perasaan. Tokoh-tokoh utama dalam teori ini meliputi B.F. Skinner, Ivan Pavlov, dan John B. Watson.
Dalam teori ini, konsep utama yang diusung adalah stimulus (rangsangan) dan respons (reaksi). Stimulus adalah sesuatu yang berasal dari lingkungan dan bisa memicu respons, yang kemudian menghasilkan perubahan dalam perilaku. Hal ini sering diaplikasikan dalam pembelajaran melalui penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment).
Prinsip Utama Teori Behavioristik
- Penguatan (Reinforcement): Penguatan adalah pemberian stimulus setelah respons tertentu, dengan tujuan untuk memperkuat atau mempertahankan perilaku yang diinginkan. Ada dua jenis penguatan: positif dan negatif. Penguatan positif berupa penghargaan untuk merangsang perilaku yang diinginkan, sedangkan penguatan negatif adalah penghapusan stimulus yang tidak menyenangkan untuk memperkuat perilaku yang diinginkan.
- Hukuman (Punishment): Hukuman adalah pemberian stimulus yang tidak menyenangkan untuk mengurangi atau menghentikan perilaku yang tidak diinginkan. Misalnya, jika siswa tidak mengerjakan tugas, mereka mungkin diberi teguran atau hukuman tertentu untuk mencegah pengulangan perilaku tersebut.
- Pembiasaan (Conditioning): Conditioning adalah proses dimana respons tertentu terbentuk melalui asosiasi berulang antara stimulus dan respons. Ivan Pavlov, melalui eksperimen dengan anjing, menunjukkan bahwa anjing dapat dikondisikan untuk mengeluarkan air liur setiap kali mendengar suara lonceng, karena suara tersebut diasosiasikan dengan makanan.
Implementasi Teori Behavioristik dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Teori behavioristik telah banyak digunakan dalam dunia pendidikan karena pendekatannya yang sederhana dan efektif dalam memengaruhi perilaku siswa. Berikut adalah beberapa implementasi praktis dari teori ini dalam kegiatan belajar mengajar:
- Penggunaan Penguatan Positif di Kelas Guru dapat memberikan penghargaan kepada siswa yang berhasil memahami materi atau berperilaku baik. Penguatan positif ini bisa berupa pujian, poin tambahan, atau hadiah kecil. Contohnya, ketika seorang siswa berhasil menjawab pertanyaan dengan benar, guru memberi pujian atau apresiasi verbal yang meningkatkan motivasi siswa untuk terus berprestasi.
- Memberikan Hukuman untuk Menghentikan Perilaku Negatif Di sisi lain, ketika siswa melakukan pelanggaran seperti mengganggu teman, guru bisa memberikan hukuman yang bersifat mendidik. Hukuman ini tidak harus bersifat keras, namun cukup untuk menimbulkan efek jera agar perilaku tersebut tidak diulangi.
- Penggunaan Metode Drill dan Latihan Untuk meningkatkan keterampilan atau pemahaman yang membutuhkan pengulangan, metode drill atau latihan intensif sering diterapkan. Misalnya, dalam pembelajaran matematika, guru bisa memberikan latihan soal yang berulang agar siswa terbiasa dengan konsep dan pola penyelesaiannya.
- Implementasi Reward System Reward system atau sistem penghargaan bisa diterapkan di kelas untuk memotivasi siswa agar rajin belajar dan menunjukkan sikap yang baik. Guru dapat mengatur sistem poin yang dikumpulkan setiap kali siswa mencapai target atau perilaku tertentu. Pada akhir periode, poin tersebut bisa ditukar dengan hadiah atau penghargaan tertentu.
- Program Perbaikan dan Remedial Jika ada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran, guru bisa memberikan program perbaikan dengan pendekatan behavioristik. Dalam program ini, siswa dihadapkan pada serangkaian soal atau tugas yang disusun secara bertahap. Penguatan diberikan setiap kali siswa menyelesaikan tugas dengan baik, sehingga mereka merasa termotivasi untuk terus belajar.
Kelebihan dan Kelemahan Teori Behavioristik
Kelebihan:
- Pendekatan ini mudah diterapkan, terutama di kelas dengan jumlah siswa yang banyak.
- Penggunaan penguatan positif dan negatif bisa meningkatkan motivasi belajar siswa.
- Membantu pembentukan kebiasaan baik melalui metode pengulangan dan penguatan.
Kelemahan:
- Fokus pada perilaku eksternal tanpa mempertimbangkan proses mental siswa.
- Cenderung mengabaikan aspek kreatif dan kritis siswa karena lebih berfokus pada pengulangan.
- Hanya efektif untuk pembelajaran yang bersifat mekanistik atau hafalan, kurang sesuai untuk konsep yang membutuhkan pemikiran analitis.
Kesimpulan
Teori Behavioristik memberikan panduan yang jelas dalam membentuk perilaku siswa melalui penguatan dan hukuman. Dengan menggunakan metode ini, guru dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dan memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi. Namun, pendekatan ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa, terutama untuk pembelajaran yang membutuhkan pemahaman mendalam. Meskipun memiliki kelemahan, pendekatan ini tetap relevan dan berguna dalam berbagai situasi pembelajaran di kelas.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.