Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Claresta Grazia Putri Bestari

Proyek Tol Jogja-Solo: Solusi Transportasi atau Ancaman Lingkungan bagi Warga Nglarang?

Info Terkini | 2024-10-24 14:20:41

Proyek pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo yang sudah mulai memasuki wilayah Jogja terutama di Kabupaten Sleman menimbulkan banyak masalah di sekitarnya. Proyek yang sempat dihentikan selama masa lebaran kini kembali aktif di wilayah Trihanggo-Tirtoadi. Dusun tempat saya tinggal yaitu Nglarang yang berada di Desa Tlogoadi juga ikut merasakan dampaknya. Sesudah bulatnya negosiasi antara pemerintah dan warga setempat mengenai ganti rugi tanah dan bangunan, bangunan milik warga pun akhirnya dirobohkan.

Satu per satu bangunan milik warga pun akhirnya rata dengan tanah. Tidak hanya rumah warga yang terkena dampak di Dusun Nglarang, tetapi juga ada satu Sekolah Dasar yang ikut tergusur karena proyek jalan tol ini yaitu SD Negeri Nglarang. Namun, sampai saat ini SD Negeri Nglarang belum juga dirobohkan karena bangunan pengganti sekolah tersebut belum juga dibangun, padahal area sekitar SD sudah rata dengan tanah. Akibatnya, lingkungan area pembelajaran di sekolah tersebut menjadi tidak kondusif. Kegiatan belajar dan mengajar pun terganggu karena pada waktu tertentu bersamaan dengan pengerjaan proyek. Suara bising dari kontraktor dan alat berat lainnya membuat fokus dalam belajar terganggu karena memang jarak antara sekolah dengan proyek sangatlah dekat.

Hal tersebut membuat kualitas belajar siswa dan siswi SD Negeri Nglarang menjadi menurun karena mereka juga belum mendapatkan sekolah pengganti. Selain warga sekolah yang merasakan dampak kebisingan, warga sekitar proyek jalan tol juga merasakan hal yang sama. Aktivitas masyarakat Dusun Nglarang juga terganggu karena ketenangan yang biasanya mereka rasakan kini sudah hilang. Pengerjaan proyek tol yang juga aktif di malam hari membuat masyarakat terganggu untuk beristirahat di malam hari. Faktanya, tingkat suara di malam hari akan terdengar lebih jelas dan keras karena efek udara yang lebih dingin daripada di saat siang hari. Padahal di waktu-waktu tersebut penting bagi kita untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik.

Selain tingkat kebisingan yang berdampak pada kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Nglarang dan terganggunya aktivitas warga, pembangunan proyek Jalan Tol Jogja-Solo juga membuat kualitas udara di Dusun Nglarang menjadi menurun. Setelah dilakukannya perobohan rumah warga, area proyek jalan tol juga dilakukan perataan tanah. Perataan tanah yang dilakukan menggunakan tanah urug digunakan untuk meninggikan permukaan tanah yang ingin dibangun jalan tol, padahal di area tersebut masih terdapat sekolah yang masih berdiri dengan utuh sehingga menimbulkan ketidakseimbangan antara proyek jalan tol Jogja-Solo dengan area sekolah yaitu SD Negeri Nglarang. Proyek Jalan Tol dengan SD Negeri Nglarang hanya dibatasi oleh sebuah pagar yang tingginya hanya 1 meter.

Perbedaan ketinggian antara tanah urug dengan pagar sekolah membuat partikel dari tanah- tanah tersebut bisa sampai ke area sekolah. Padahal, ventilasi yang terdapat di masing-masing ruangan kelas merupakan ventilasi terbuka yang dimana tidak terdapat filtrasi udara sehingga partikel debu dari tanah urug bisa dengan mudah sampai ke dalam ruangan kelas dan secara tidak langsung akan dihirup oleh warga sekolah. Debu yang sampai ke paru-paru karena tidak tersaring dibagian hidung dan tenggorokan akan menyebabkan beberapa gangguan pernapasan yang serius seperti infeksi saluran pernapasan, alergi, pneumoconiosis, batuk dan sesak napas.

Banyak akibat yang timbul dari proyek pembangunan jalan tol Jogja-Solo. Oleh karena itu diperlukannya penanganan yang tepat dari berbagai pihak. Solusi yang dapat dilakukan untuk menangani isu tersebut adalah dengan cara :

1. Penindaklanjutan sekolah pengganti SD Negeri Nglarang.

Relokasi pembangunan sekolah baru SD Negeri Nglarang seharusnya mendapatkan prioritas pada saat penggusuran jalan tol karena sekolah merupakan prasarana untuk pendidikan. Keputusan antara pihak tol dengan sekolah harus secepatnya dibulatkan karena sampai sekarang belum juga terlihat bahwa sekolah pengganti sudah mulai dibangun.

2. Pengutamaan pembangunan sekolah pengganti SD Negeri Nglarang.

Pembangunan sekolah pengganti SD Negeri Nglarang seharusnya diutamakan dari awal sehingga pada saat sekolah tersebut sudah dirobohkan para siswa dan warga sekolah lainnya tidak terkena dampak dari pembangunan proyek Jalan Tol Jogja-Solo.

3. Pengoptimalan fasilitas sekolah yang berhubungan dengan filtrasi udara.

Pihak sekolah seharusnya menindaklanjuti dampak dari pembangunan jalan tol yang dapat mengganggu sistem pernapasan. Oleh karena itu untuk meminimalkan dampak terburuk, sekolah dapat mengoptimalkan ventilasi yang ada pada masing-masing ruangan.

4. Penghimbauan kepada warga sekolah dan warga sekitar proyek jalan tol Jogja-Solo untuk menggunakan masker.

Pihak sekolah dapat mengimbau warga sekolah untuk menggunakan masker selama berada di linkungan sekolah untuk mengantisipasi dampak buruk proyek pembangunan jalan Tol Jogja-Solo terhadap kesehatan saluran pernapasan.

5. Melakukan Penanggulangan terhadap merebaknya polusi di area pembangunan jalan Tol Jogja-Solo.

Penanggulangan merebaknya polusi udara di area pembangunan jalan Tol Jogja-Solo dapat dilakukan dengan cara melakukan pengiriman secara rutin oleh pihak proyek sebagai tanggung jawab mereka dalam mengurangi tingkat polusi udara.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image