Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yesika

Mengatasi Tantangan Pengelolaan Sampah: Kunci untuk Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan Masyarakat

Eduaksi | 2024-10-24 14:14:56

Lingkungan memegang peran yang sangat vital dalam menjaga dan menentukan tingkat kesehatan masyarakat. Kebersihan dan kesehatan lingkungan adalah tanggung jawab bersama yang melibatkan semua anggota masyarakat, bukan hanya kewajiban individu. Ketika lingkungan tidak terawat dengan baik, seperti adanya tumpukan sampah yang dibiarkan menumpuk dan tidak dikelola secara benar, hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah serius. Sampah yang tidak dikelola dengan baik bisa menyebabkan pencemaran tanah, air, dan udara yang pada akhirnya mengancam kesehatan masyarakat dan menurunkan kualitas hidup (Rayhan Fadilah et al., 2024).

Di Indonesia, pengelolaan sampah masih menghadapi tantangan besar yang semakin diperburuk oleh pertumbuhan populasi yang terus meningkat. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, volume sampah yang dihasilkan dari rumah tangga, industri, dan sektor lainnya juga meningkat. Sayangnya, kapasitas serta efisiensi sistem pengelolaan sampah seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada. Berdasarkan data terbaru dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) yang dirilis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2023, dari 365 kabupaten/kota yang melaporkan data, total timbunan sampah nasional mencapai 38,6 juta ton. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 62,2% atau sekitar 24,5 juta ton sampah yang telah dikelola dengan baik, sedangkan sisanya sebesar 37,8% atau 14,6 juta ton sampah belum dikelola secara optimal.

Penyebab Utama Masyarakat Membuang Sampah Sembarangan

Lalu, apa yang menyebabkan masyarakat terus membuang sampah sembarangan meski sudah ada larangan? Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi perilaku ini. Salah satunya adalah kurangnya kesadaran dan pendidikan tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Banyak orang yang belum menyadari dampak jangka panjang dari kebiasaan buruk ini terhadap kesehatan dan kelangsungan hidup mereka. Selain itu, faktor ekonomi juga berperan. Di beberapa daerah, pengelolaan sampah resmi memerlukan pembayaran iuran atau biaya tertentu. Masyarakat yang tidak mampu atau tidak mau membayar sering kali memilih untuk membuang sampah di tempat umum, yang mereka anggap lebih praktis dan gratis. Hal tersebut saya konfirmasi ke tukang angkut sampah di rumah saya, yang menyatakan bahwa setiap rumah dikenakan iuran bulanan untuk jasa pengangkutan sampah ke tempat pembuangan.

Contoh nyata dari permasalahan ini bisa dilihat di Jl. Utama 1, di mana tumpukan sampah berserakan di sepanjang jalan. Meskipun telah dipasang peringatan untuk tidak membuang sampah sembarangan, masyarakat di sekitar jalan tersebut tetap melanjutkan kebiasaan buruk mereka. Hal ini menunjukkan bahwa peringatan atau larangan formal tidak cukup efektif jika tidak diiringi dengan perubahan perilaku dan kesadaran lingkungan. Masyarakat terus membuang sampah di jalan, seolah-olah tempat tersebut telah menjadi area pembuangan sampah yang sah. Kondisi ini menggambarkan bagaimana kebiasaan dan norma sosial yang negatif dapat memperkuat sikap pasif dan apatis terhadap kebersihan lingkungan.

Dampak Pengelolaan Sampah yang Buruk

Sampah yang tidak terkelola dengan baik ini dapat memicu berbagai masalah besar. Salah satunya adalah kontaminasi lingkungan yang serius, di mana pencemaran air dan tanah akibat sampah dapat merusak ekosistem alami. Sampah yang menumpuk menjadi tempat berkembang biaknya berbagai jenis vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, dan tikus yang dapat menyebarkan penyakit seperti demam berdarah, malaria, dan leptospirosis (Andayani et al., 2023). Selain itu, penumpukan sampah juga sering kali menyebabkan aliran air tersumbat, yang dapat berujung pada banjir di daerah perkotaan, terutama di musim hujan. Banjir ini tidak hanya merusak infrastruktur publik, tetapi juga mengancam keselamatan masyarakat, terutama yang tinggal di daerah rawan banjir.

Dalam konteks psikologi lingkungan, teori person-in-environment system menekankan pentingnya interaksi antara manusia dan lingkungannya dalam mempengaruhi perilaku dan kesejahteraan mereka (Bechtel & Wiley, 2002). Lebih jauh lagi, kondisi lingkungan yang buruk juga berpengaruh pada perilaku dan kesehatan mental masyarakat. Dalam psikologi lingkungan, dikenal adanya konsep environmental stress atau stres lingkungan, yang merujuk pada keadaan stres yang dialami seseorang akibat kondisi lingkungan yang buruk. Tumpukan sampah yang tidak terkelola, bau tidak sedap, dan pemandangan yang tidak menarik dapat secara perlahan meningkatkan tingkat stres di kalangan masyarakat yang tinggal di sekitarnya (Steg & Groot, 2019). Mereka mungkin merasa kehilangan kontrol atau harapan untuk memperbaiki lingkungan di sekitar mereka, yang pada akhirnya mengarah pada sikap apatis atau tidak peduli. Kualitas hidup mereka pun menurun karena adanya gangguan kesehatan fisik maupun mental yang timbul dari lingkungan yang tidak sehat.

Dampak dari pengelolaan sampah yang buruk tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental, tetapi juga berdampak pada estetika serta kesejahteraan lingkungan. Pemandangan sampah yang menumpuk di pinggir jalan atau di tempat-tempat umum menciptakan kesan bahwa masyarakat tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat menurunkan citra suatu daerah dan mengurangi kualitas hidup warga yang tinggal di sana. Proses pembusukan sampah yang menghasilkan bau busuk dan polusi udara juga berdampak pada kenyamanan hidup, sehingga orang cenderung merasa tertekan dan tidak betah tinggal di lingkungan tersebut.

Strategi Pengelolaan Sampah yang Efektif

Untuk mencapai pengelolaan sampah yang efektif, penting untuk menerapkan strategi yang tepat. Peningkatan edukasi dan kampanye kesadaran lingkungan sangat diperlukan agar masyarakat menyadari bahwa kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab bersama dan sangat berpengaruh pada kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri (Rahim, 2020). Di samping itu, strategi pengelolaan sampah yang lebih efisien perlu diterapkan, termasuk meningkatkan akses ke fasilitas pengelolaan sampah yang memadai dan terjangkau. Selain itu, penggunaan teknologi modern untuk mendaur ulang sampah dan mengubahnya menjadi produk yang bernilai ekonomis juga bisa menjadi solusi jangka panjang dalam mengurangi volume sampah.

Untuk mengatasi permasalahan sampah yang semakin kompleks, diperlukan strategi pengelolaan yang efektif dan menyeluruh. Salah satu pendekatan yang penting adalah pengelolaan yang terintegrasi mulai dari pengumpulan, pemindahan, hingga pengolahan sampah secara optimal. Sistem ini melibatkan aspek-aspek seperti teknis operasional, kelembagaan, pembiayaan, regulasi hukum, serta partisipasi aktif masyarakat. Peningkatan kesadaran masyarakat dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, serta sektor swasta menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat (Kodi, 2021) Berdasarkan buku Pengelolaan Sampah Perkotaan Masyarakat perlu didorong untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan melalui program-program yang melibatkan komunitas lokal. Pemerintah perlu memperketat penegakan hukum terhadap perilaku membuang sampah sembarangan, serta menyediakan infrastruktur pengelolaan sampah yang efisien. Di sisi lain, sektor swasta dapat berkontribusi dengan mengembangkan inovasi teknologi yang mendukung pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan. Dengan cara ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bersih, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

Daftar Pustaka:

Bechtel, R. B., & Wiley, J. (2002). HANDBOOK OF ENVIRONMENTAL PSYCHOLOGY.

Steg & Groot. (2019). Environmental Psychology. http://psychsource.bps.org.uk

Kodi, R. M. G. B. S. (2021). PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN.

Rayhan Fadilah, Lisna Anggia Fortunata, Della Fazera, Iin Arsenna Br. Sembiring, & Alvin Pratama. (2024). Analisis Penyalahgunaan Kawasan Tepi Jalan menjadi Tempat Pembuangan Sampah Liar di Jalan Sipirok Area, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang. SOSMANIORA: Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 3(1), 1–8. https://doi.org/10.55123/sosmaniora.v3i1.2938

Andayani1, S., Zahra2, F., Musafikah3, W., & Qibtiyah4, M. (2023). Strategi Pengadaan Bank Sampah Sebagai Pengelolaan Sampah Di Desa Tamansari Kabupaten Probolinggo. Jurnal Pengembangan Masyarakat, 4(4), 7265–7271. www.onlinedoctranslator.com

Rahim, M. (2020). STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN (Vol. 10).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image