Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Edu Sufistik

Sabar yang Utama

Agama | 2024-10-14 06:01:13

Oleh: Muhammad Syafi'ie el-Bantanie

Sabar yang utama letaknya pada “pukulan” pertama. Ketika musibah atau masalah menimpa, tetapi saat itu pula kita langsung bisa menguasai diri untuk tidak berkeluh kesah atau menggerutu, maka itulah sabar yang utama.

Imam Ibnu Hajar al-Asqalani, dalam kitab Fathul Baari, menjelaskan, “Kesabaran yang memberikan manfaat (bagi pelakunya) adalah kesabaran yang muncul ketika musibah pertama kali mendatanginya, dia menerima dan menyerahkannya kepada Allah. Jika dia merasa resah dan gelisah ketika musibah itu datang, apalagi sampai merasa putus asa, kemudian dia baru bersabar, maka kesabaran yang demikian bukanlah kesabaran yang hakiki.”

Salah satu contoh ujian yang sangat berat adalah kematian orang yang dicintai, seperti anak, pasangan hidup, atau orangtua. Mungkin kita seperti tidak bergairah menjalani hari. Semangat hidup seolah raib entah ke mana. Kita baru menyadari dan merasakan ternyata konsep sabar itu ringan dilisankan, tetapi sulit disalin dalam tindakan.

Peristiwa kematian orang yang dicintai adalah pembelajaran sesungguhnya tentang konsep sabar secara aplikatif. Karena, mungkin selama ini kita hanya belajar sabar secara teori keilmuan. Inilah ujian sesungguhnya bagi kita untuk menerapkan ilmu sabar yang sudah dipelajari. Tentu ini tidaklah mudah. Akan tetapi, kita harus bertekad untuk lulus ujian. Ridha dan sabar adalah kuncinya.

Mulailah untuk menata hati kembali secara perlahan. Bisikkan kata-kata motivasi pada hati dan pikiran kita, bahwa Allah jauh lebih menyayangi hamba-Nya daripada kita menyayangi orang yang kita cintai. Allah berkehendak menempatkan orang-orang yang kita cintai yang pergi meninggalkan kita di tempat yang mulia, yaitu surga. Allah berkehendak menjadikan anak yang meninggal dunia sebagai syafa’at bagi orangtuanya kelak di akhirat.

Oleh karena itu, berusahalah membangun kembali semangat hidup. Menegakkan kembali puing-puing jiwa yang sempat luluh lantak. Karena, kita harus yakin bahwa setelah musibah, pasti ada hikmah dan anugerah yang melimpah. Tugas kita untuk menguak hikmah dan menjemput anugerah itu.

Baca dan resapi ayat-ayat Al-Qur’an tentang sabar. Baca berulang-ulang setiap hari untuk memberikan energi positif bagi jiwa kita. Ayat-ayat Al-Qur’an yang luar biasa menyejukkan jiwa.

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, ‘Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’un’ (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah orang-orang yang memeroleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah [2]: 155 – 157).

“Katakanlah (Muhammad), ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu.’ Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memeroleh kebaikan. Bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahalanya tanpa batas.” (QS. Az-Zumar [39]: 10).

“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 45 – 46).

Simak pula hadis-hadis Rasulullah saw berikut ini:

إِذَا مَاتَ وَلَدُ الْعَبْدِ قَالَ اللهُ لِمَلاَئِكَتِهِ قَبَضْتُمْ وَلَدُ عَبْدِى؟ فَيَقُوْلُوْنَ: نَعَمْ، فَيقُوْلُ: قَبَضْتُمْ ثَمَرَةَ فُؤَدِهِ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: نَعَمْ، فَيَقُوْلُ: مَاذَا قَالَ عَبْدِىْ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: حَمِدَكَ وَاسْتَرْجَعَ، فَيَقُوْلُ اللهُ: ابْنُوْا لِعَبْدِى يَبْتًا فِى الْجَنَّةِ وَسَمُّوْهُ بَيْتَ الْحَمْدِ (رواه الترمذى)

“Ketika anak seorang hamba meninggal dunia, Allah berfirman kepada malaikat-malaikat-Nya, ‘Kalian mencabut (nyawa) anak hamba-Ku? Mereka menjawab, ‘Benar.’ Kemudian, Allah berfirman, ‘Engkau matikan buah hatinya?’ Mereka menjawab, ‘Benar.’ Kemudian, Allah berfirman, ‘Apa yang dikatakan hamba-Ku?’ Mereka menjawab, ‘Dia memuji-Mu dan memohon perlindungan kepada-Mu.’ Lalu, Allah berfirman, ‘Bangunkan sebuah rumah di surga untuk hamba-Ku (itu). Dan mereka menyebut rumah tersebut dengan baitul hamd (rumah pujian).’” (HR. Tirmidzi)

أَلاَ تُحِبُّ أَنْ لاَ تَأْتِيَ بَابًا مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ اِلاَّ وَجَدْتَهُ يَنْتَظِرُكَ (رواه أحمد و النسائى)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada orang yang anaknya meninggal dunia, “Tidakkah engkau senang apabila saat engkau tiba di salah satu pintu surga, engkau pasti menjumpai anakmu sedang menantikan dirimu?” (HR. Ahmad dan Nasai).

إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِىْ بِحَبِيْبِهِ فَبَصَرَ (وَاحْتَسَبَ) عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ (رواه البخارى)

“Apabila Aku menguji seorang hamba melalui dua kekasih (anak)-nya, kemudian dia bersabar (dan mengharapkan pahala dari Allah), niscaya Aku mengganti keduanya dengan surga.” (HR. Bukhari dan Tirmidzi)

Ayat-ayat dan hadis-hadis di atas merupakan pelipur lara. Menyembuhkan hati yang sempat tergores luka. Menyejukkan kembali jiwa yang sempat terguncang. Menentramkan batin yang sempat merana. Pada akhirnya, terima saja dengan penuh keridhaan dan kesabaran. Yakinlah, pasti ada hikmah dibalik setiap musibah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image