Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Desi Nur Cahyasari

Sejarah Keistimewaan Bulan Rajab Dalam Islam

Agama | Monday, 14 Feb 2022, 15:31 WIB

Memasuki Bulan Rajab seluruh umat muslim menyambutnya dengan suka cita. Sebab pada bulan tersebut Allah Subhanahu wa ta’ala menjadikan bulan ini sebagai salah satu bulan mulia. Keistimewaan ini diambil dari kata Rajab (bahasa arab) yang artinya “keagungan”, “kebesaran”, “kemuliaan”.

Dalam kalender Islam, bulan yang disucikan atau dikenal dengan sebutan bulan haram terdiri dari 4 yaitu Muharram, Rajab, Dzulqaidah, Zulhijah. Hal ini dijelaskan dalam Al-qur’an :

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (TQS. At-taubah : 36)

Dalam ayat tersebut Allah Subhanahu wa ta’ala melarang kita menzalimi diri sendiri pada bulan-bulan tersebut. Termasuk pada Bulan Rajab ini. Terlebih lagi menzalimi pihak lain. Menurut Imam Al-Baihaqi, “Allah Subhanahu wa ta’ala telah menjadikan dosa yang dilakukan pada bulan-bulan haram tersebut -termasuk pada Bulan Rajab ini- lebih besar. Begitu juga amal shalih dan pahalanya (yang dilakukan pada bulan-bulan haram tersebut) juga sangat besar.” (Al-Baihaqi, Syuab al-iman, III/370)

Atas ijin Allah Subhanahu wa ta’ala, banyak sekali kemuliaan bagi kaum muslim yang terealisasi dalam Bulan Rajab ini. Misalkan sebagai momen hijrah kaum muslim yang pertama ke Habasyah pada tahun ke-5 kenabian. Pada Bulan Rajab pula Allah meng-isra’-mikraj-kan Rasul tahun ke-10 kenabian.

Pada kesempatan itu, Rasul tidak hanya menerima titah kewajiban shalat. Beliau juga diamanahkan sebagai pemimpin bagi seluruh umat manusia. Saat itu Nabi Muhammad dititahkan menjadi imam para nabi dan rasul terdahulu di Baitul Maqdis.

Atas kehendak Allah Subhanahu wa ta’ala, Bulan Rajab menjadi pertemuan pertama Nabi dengan kaum Anshar yang mempunyai kemuliaan. Dan peristiwa itu menjadi cikal bakal tegaknya Negara Islam pertama di Madinah.

Sejak saat itu hukum syariah bisa diterapkan secara total. Sehingga kesucian darah, harta dan jiwa umat Islam terjaga. Bulan Rajab juga telah dijadikan oleh Allah sebagai momen istimewa peralihan kiblat kaum muslim dari masjidil Aqsa ke Masjidil Haram.

Dan masih banyak lagi momen yang terjadi pada Bulan Rajab ini. Kaum muslim juga begitu memuliakan dan menjaga kehormatan bulan haram, termasuk Rajab. Pada bulan ini, kaum muslim terdahulu mempersembahkan amal-amal mulia dan spektakuler. Serta prestasi monumental yang dicatat tinta emas sejarah untuk kemuliaan Islam dan kaum muslimin.

Karena itu seharusnya saat ini pun masyarakat Islam memuliakan bulan-bulan haram termasuk Rajab ini, dengan melipatgandakan amal-amal terbaiknya. Caranya bisa dilakukan melalui dua pendekatan yaitu pertama dengan berhenti dari apa saja yang menyalahi hukum Allah. Meninggalkan perbuatan kemaksiatan yang mendatangkan murka Allah.

Misalnya seperti menghentikan muamalah haram seperti riba. Menjauhi hasad dan dengki. Meninggalkan caci maki, menjauhi segala tindakan yang melanggar hak orang lain. Termasuk dalam hal ini meninggalkan segala bentuk kezaliman dan tidak mendukung orang-orang zalim. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala :

“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan.’ (TQS. Hud : 113)

Kedua, dengan melaksanakan amal-amal shalih dan giat melaksanakan kewajiban dari Allah. Dan memperbanyak amalan-amalan sunnah. Karena itu pada Bulan Rajab ini, kita bisa lebih disiplin dalam menjalankan shalat 5 waktu. Menambah shalat sunnah, menjalankan puasa sunnah dan perbanyak sedekah. Memperbanyak istighfar, menasehati orang lain, membantu sesame dan amalan shalih lainnya.

Termasuk seluruh aktifitas amar makruf dan nahi mungkar. Yang dapat menghilangkan kemaksiatan dan kezaliman. Melalui seluruh amalan ini, hendaknya kita semua dapat mengoptimalkan penggambaran Islam secara sempurna. (Sumber:MuslimahMediaCenter)

Wallahu A’lam Bishawab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image