Lanjutkan Pembelajaran Tatap Muka, Selamatkan Kaum Pelajar
Lomba | 2022-02-09 13:55:49Pandemi Covid-19 yang mulai terjadi pada bulan Maret tahun 2020 di Indonesia, belumlah usai hingga saat ini. Bahkan terdapat jenis virus varian baru, yakni virus covid varian Omnicron. Varian ini lebih mudah menular dibandingkan sebelumnya sehingga menyebabkan kenaikan kasus harian yang signifikan.
Pemerintah Indonesia kembali mengumumkan penambahan kasus harian, kesembuhan, dan angka kematian akibat terpapar Covid-19. Data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 pada Senin (7/2/2022), menunjukkan penambahan 26.121 kasus positif dalam 24 jam terakhir. Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 4.542.601, terhitung sejak kasus pertama oleh diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020. Lonjakan kasus harian di Indonesia, seperti halnya di negara-negara lain, disebabkan oleh virus corona varian Omicron. namun hingga saat ini, pemerintah belum inisiatif untuk terlalu membatasi kegiatan-kegiatan masyarakat dan beberapa daerah pun masih di terapkan PPKM level 1 dan PPKM level 2.
Nah, bagaimana nasib kaum pelajar terkait pembelajaran tatap muka apabila berlanjut kembali menjadi pembelajaran jarak jauh dan atau apabila Pemerintah tetap menerapkan kegiatan belajar mengajar 50 persen tatap muka dan 50% daring sesuai dengan aturan PPKM ?
Beberapa hal yang menjadi kendala bagi kaum pelajar apabila pemerintah kembali menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dalam hal ini kegiatan belajar mengajar dalam jaringan (daring), bahwasanya perlu dicermati bersama kendala terbesar bagi kaum pelajar selama daring adalah jaringan internet itu sendiri (kuota internet). Padahal Pemerintah telah memberikan bantuan kouta kepada seluruh pelajar di Indonesia, namun pada kenyataannya pendistribusian kuotanya tidak merata dan bahkan tidak tepat sasaran. Dalam kasus lain, masalah jaringan pun menjadi kendala, dimana ada pelajar yang tempat tinggalnya jauh dari kota atau jauh dari areal yang memiliki akses jaringan internet yang memadai, sehingga sulit untuk mendapatkan jaringan yang stabil untuk daring, bahkan beberapa dari mereka harus naik ke loteng rumah hingga menaiki bukit untuk mendapatkan sinyal dan jaringan yang cukup untuk dapat terhubung ke internet.
Kasus lain yang dialami oleh kaum pelajar terutama untuk yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar apabila pembelajaran jarak jauh di terapkan adalah rata-rata anak-anak SD ketika hendak daring malah tidak bisa fokus untuk kegiatan belajarnya dan bahkan untuk tugas-tugas pekerjaan rumahnya (PR) tidak dikerjakan oleh anak-anak sendiri, melainkan dikerjakan oleh Orang Tua murid, sehingga menyebabkan generasi muda saat ini menjadi minim pengetahuannya untuk pendidikan sekolah dasar.
Disamping itu, kondisi keuangan dan ekonomi orang tua murid dan pelajar tidak semuanya sama. Bahkan untuk dapat ikut serta dalam pembelajaran jarak jauh saja Orang Tua murid harus menyiapkan Gadget HP dan Kuota untuk kebutuhan belajar anaknya, sehingga harus menyiapkan dana yang cukup mahal hanya untuk persiapan daring. Sebut saja HP dengan harga 1,5 juta dan kebutuhan kuota belajar yang harus disiapkan di tiap pekannya mungkin sebesar 50 ribu. Dalam kasus ini, ada sebagian murid yang tidak memiliki gadget HP sehingga datang ke sekolah untuk belajar langsung dengan gurunya lalu diberikanlah tugas sendiri.
Oleh karenanya, pembelajaran tatap muka (PTM) tetap harus dilanjutkan namun para murid dan kaum pelajar tetap harus menjalankan protokol kesahatan yang ketat saat berada di lingkungan sekolah dan kampus dengan menjaga jarak tempat duduk antar pelajar (jarak 1 meter) memakai masker, senantiasa mencuci tangan, hindari kontak fisik secara langsung misalnya dengan cara bersalaman dan apabila ada yang sakit agar diberikan waktu untuk istrahat namun tetap diberikan tugas selama masa istrahatnya di rumah, dan prokes-prokes lainnya. Pembelajaran tatap muka lebih efektif dan kaum pelajar lebih cepat memahami pelajarannya di dalam kelas, dikarenakan terjadinya interaksi antara guru atau dosen dan murid / mahasiswa secara langsung dan bahkan bisa langsung dilakukan diskusi kelompok apabila diperlukan sehingga langsung bisa dilakukan presentasi di dalam kelas. Berbeda halnya apabila pembelajaran jarak jauh dalam hal ini daring, murid dan bahkan mahasiswa tidak terlalu fokus belajar dan menerima materi, bahkan parahnya mungkin ada beberapa pelajar yang tidak bisa join dalam daring dikarenakan kendala jaringan internet, tidak memiliki gadget yang layak, keterbatasan kuota internet dan hal lainnya. Save kaum pelajar, lanjutkan pembelajaran tatap muka.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.