Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kamaruddin

Tingkat Kemiskinan Aceh Meningkat, Rangking Pertama di Sumatera

Gaya Hidup | 2022-02-05 11:36:05
Jalan depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh | Foto : DokPri

Banda Aceh - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh merilis persentase penduduk miskin selama periode Maret 2021-September 2021. Tingkat kemiskinan di Aceh pada periode tersebut meningkat dari 15,33 persen menjadi 15,53 persen.

Berdasarkan data BPS Pusat, angka tersebut membuat Aceh masih mempertahankan posisi sebagai provinsi termiskin di sumatera dan masuk lima besar provinsi termiskin di Indonesia.

Koordinator Fungsi Statistik BPS Aceh, Dadan Supriadi, mengatakan jumlah penduduk miskin Aceh pada September 2021 sebanyak 850,26 ribu orang, atau bertambah sebanyak 16 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2021 yang berjumlah 834,24 ribu orang.

"Kemudian untuk presentase penduduk miskin perkotaan di Aceh pada Maret 2021 sebesar 10,46 persen, atau naik menjadi 10,58 persen pada September 2021," ujar Dadan dalam keterangannya, Rabu, 2 Februari 2022.

Sementara persentase penduduk miskin pedesaan pada Maret 2021 sebesar 17,78 persen, atau naik menjadi 18,04 persen pada September 2021.

Menurutnya jika dibandingkan Maret 2021, jumlah penduduk miskin September 2021 di perkotaan naik sebanyak 5 ribu orang menjadi 195,47 ribu orang pada September 2021. Pada periode yang sama jumlah penduduk miskin pedesaan naik sebanyak 10.900 orang menjadi 654.79 orang pada September 2021.

Selama periode Maret 2021-September2021, Garis Kemiskinan (GK) naik sebesar 2,19 persen, dari Rp541.109 perkapita perbulan menjadi Rp552.939 perkapita perbulan.

Untuk daerah perkotaan, GK naik sebesar 2,03 persen, dari Rp565.776 perkapita per bulan pada Maret 2021 menjadi Rp577.270 perkapita per bulan pada September 2021. Sedangkan pedesaan naik sebesar 2,26 persen dari Rp529.035 perkapita perbulan pada Maret 2021 menjadi Rp541.000 perkapita perbulan pada September 2021.

"Besarnya sumbangan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) terhadap GK pada September 2021 sebesar 75,65 persen. 73,82 persen di perkotaan dan 76,66 persen di pedesaan. Sedangkan pada Maret 2021 sebesar 75,85 persen," sebutnya.

Pada September 2021, lanjutnya, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK baik di perkotaan maupun di pedesaan pada umumnya sama yaitu

beras dengan sumbangan sebesar 18,72 persen di perkotaan dan 23,06 persen di pedesaan.

Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK yaitu 12,73 persen di perkotaan dan 11,00 persen di pedesaan. Komoditi berikutnya adalah ikan tongkol/tuna/cakalang yaitu 7,33 persen di perkotaan dan 5,71 persen di pedesaan.

"Sementara itu komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar

terhadap GK adalah biaya perumahan yaitu 6,03 persen di perkotaan dan 5,30 persen di pedesaan. Kemudian bensin yaitu 3,74 persen di perkotaan dan 3,37 persen di pedesaan dan listrik yaitu 2,27 persen di perkotaan dan 1,68 persen di pedesaan," tutupnya.

Untuk diketahui, berikut daerah miskin di Sumatera, Aceh 15,53 persen, Bengkulu 14,43 persen, Sumatera Selatan 12,79 persen, Lampung 11,67 persen. Kemudian, lima provinsi miskin di Indonesia antara lain, Papua 27,38 persen, Papua Barat 21,82 persen, Nusa Tenggara Timur 20,44 persen, Maluku 16,30 persen dan Aceh 15,53 persen.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image