Guru MTsN 9 Bantul Ikuti Peningkatan Kompetensi Guru di Kemenag Bantul
Info Terkini | 2022-01-31 10:54:27Hadirnya era disrupsi telah berdampak pada berbagai lini kehidupan, tanpa kecuali pendidikan. Guru sebagai ujung tombak pendidikan tentu harus mampu beradaptasi dengan hal ini. Penngkatan kompetensi diri pun harus selalu dilakukan.
Dalam rangka memfasilitasi upaya peningkatan kompetensi diri para guru, bidang Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Kompetensi Guru MTs dan MA. Kegiatan dihelat Kamis (27/01/2022) di Aula Kemenag Bantul. Peserta dalam kegiatan ini adalah wakil kepala bidang kurikulum di MTs dan MA se-Kabupaten Bantul.
Acara dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul, H. Aidi Johansyah, S.Ag., M.M. “Saat ini kita harus mulai bekerja sejak awal. Jika di tahun lalu, pekerjaan baru dimulai pada bulan Februari tetap tahun ini Januari telah kita mulai. Terima kepada bidang pendidikan madrasah yang telah beruntun menyelenggrakan kegiatan dalam seminggu ini,”ungkapnya.
Sementara itu dalam laporannya terkait penyelenggaran acara ini, Ahmad Musyadad, S.Ag, M.S.I, Kasi Pendidikan Madrasah menyampaikan: “Kegiatan ini merupakan realisasi dari percepatan penyerapan anggaran DIPA Pendidikan Madrasah. Nantinya akan dilakukan 4 kegiatan di bulan Januari ini dan 8 kegiatan di bulan Februari.”
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Dr. Muhajir, S.Pd.I, M.SI., dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang juga sebagai Tim Pengembang Kurikulum Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Kemenag RI. Tema yang diambil adalah Menjadi Teacher Leaders dan Teacher Transformer.
“Pendidikan tidak cukup hanya mendapatkan 4 pilar tetapi lebih daripada itu. Guru harus mampu mengajak siswa bertransformasi. Hadirnya disrupsi revolusi industri maupun disrupsi pandemi berimbas pada tergantikannya peran guru sebagai transfer of knowledge. Semua instrumen knowledge ada di youtube. Siswa dapat mengakses dengan mudah,” paparnya.
“Hanya satu peran guru yang tak tergantikan yaitu peran guru sebagai pengemban misi profetik/kenabian. Guru harus mampu menjadi inspirator bagi anak didiknya. Oleh karenanya guru harus inspiratif. Guru harus mampu mengajak siswa menemukan makna dibalik apa yang mereka pelajari. Mampu menjadi digital teacher, bekerja secara digital, dan memiliki kompetensi lain di luar apa yang menjadi kompetensinya saat ini (cross function),” lanjutnya.
Guru MTsN 9 Bantul yang juga waka kurikulum Noor Shofiyati merasa senang mengikuti kegiatan ini. “Materi dan narasumbernya bagus, banyak pencerahan yang diberikan. Satu pelajaran yang dapat saya ambil adalah bahwa di atas materi pelajaran jauh ada yang lebih penting untuk diajarkan ke siswa yaitu essential knowledge, membantu siswa menemukan makna dibalik apa yang dia pelajari. Oleh karenanya guru tidak boleh berhenti belajar. Karena menurut Muhajir, jika guru berhenti belajar maka dia mendeklarasikan kematian,” ungkap Shofi.
Kegiatan ini ditutup dengan penjelasan tata persuratan oleh arsiparis Bantul, sebagai sosialisasi tentang penulisan tata persuratan yang benar. (nsh)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.