Perlukah 10.000 Langkah Setiap Hari?
Gaya Hidup | 2025-01-07 23:52:22Dalam kehidupan modern yang semakin sibuk, banyak orang merasa terjebak dalam rutinitas harian yang menyebabkan mereka kurang bergerak. Misalnya, para pekerja kantoran yang menghabiskan banyak waktu di meja kerja dan mahasiswa yang sibuk dengan jadwal kuliah serta tugas, sering kali mendapati diri mereka duduk berlama-lama tanpa cukup bergerak. Untuk mengatasi masalah ini, banyak orang berusaha mencapai target 10.000 langkah per hari sebagai indikator kesehatan yang optimal. Namun, apakah angka ini benar-benar relevan untuk semua orang, terutama mereka yang menghabiskan banyak waktu di depan layar?
Angka 10.000 langkah pertama kali diperkenalkan di Jepang pada 1960-an melalui kampanye pemasaran pedometer bernama Manpo-kei, yang berarti "pengukur 10.000 langkah". Angka ini dipilih karena mudah diingat dan memiliki daya tarik psikologis, bukan berdasarkan bukti ilmiah yang mendalam. Sejak itu, 10.000 langkah menjadi standar yang populer, meskipun banyak orang tidak mengetahui bahwa angka ini lebih merupakan simbol dari aktivitas fisik yang teratur ketimbang sebuah target yang harus dicapai setiap hari.
Bagi sebagian orang, mencapai 10.000 langkah sehari bisa terasa sangat sulit, terutama bagi mereka yang memiliki rutinitas padat. Pekerja kantoran yang duduk sepanjang hari atau mahasiswa dengan jadwal yang padat sering merasa kesulitan untuk bergerak lebih banyak. Namun, perlu diingat bahwa memenuhi angka 10.000 langkah bukanlah syarat mutlak untuk menjaga kesehatan. Penelitian terkini menunjukkan bahwa meskipun jumlah langkah yang lebih sedikit, kita tetap dapat memperoleh manfaat kesehatan yang signifikan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam JAMA Internal Medicine menemukan bahwa wanita yang berjalan sekitar 4.400 langkah per hari sudah mengalami penurunan risiko kematian dibandingkan dengan yang berjalan lebih sedikit. Manfaat ini semakin meningkat hingga sekitar 7.500 langkah per hari, namun setelah angka tersebut tercapai, manfaat tambahan menjadi lebih sedikit. Ini menunjukkan bahwa kesehatan tetap dapat terjaga meskipun jumlah langkah lebih rendah dari angka yang sering dianggap sebagai standar.
Bagi pekerja kantoran dan mahasiswa, hal ini berarti bahwa tidak perlu merasa terbebani untuk mencapai 10.000 langkah jika angka tersebut terasa tidak realistis. Ada banyak cara untuk tetap aktif tanpa harus mengejar angka tertentu. Pekerja dapat memanfaatkan waktu istirahat untuk berjalan-jalan singkat di sekitar kantor atau memilih tangga daripada lift. Aktivitas-aktivitas sederhana ini dapat memperbaiki sirkulasi darah dan mengurangi ketegangan otot akibat duduk terlalu lama. Bagi mahasiswa, berjalan ke kampus atau melakukan peregangan ringan di antara kuliah bisa menjadi cara efektif untuk tetap bergerak tanpa mengganggu waktu belajar.
Selain jumlah langkah, kualitas aktivitas juga sangat penting. Berjalan cepat atau melakukan latihan dengan intensitas moderat hingga tinggi bisa memberikan manfaat lebih besar dibandingkan berjalan pelan. Aktivitas intensitas tinggi dapat meningkatkan detak jantung, melatih sistem kardiovaskular, dan membakar lebih banyak kalori. Oleh karena itu, kualitas langkah lebih penting daripada jumlahnya.
Penting untuk menyadari bahwa kesehatan bukan sekadar soal memenuhi angka tertentu, tetapi tentang bagaimana kita mempertahankan aktivitas fisik secara konsisten. Bagi banyak orang, termasuk pekerja kantoran dan mahasiswa, yang paling penting adalah menyesuaikan aktivitas fisik dengan gaya hidup pribadi. Mulailah dengan langkah-langkah kecil dan realistis, seperti meningkatkan jumlah langkah secara bertahap, memilih aktivitas yang menyenangkan, dan membuatnya bagian dari rutinitas harian. Dengan cara ini, manfaat kesehatan dapat diperoleh tanpa merasa terbebani oleh angka 10.000 langkah.
Pada akhirnya, meskipun angka 10.000 langkah populer, yang terpenting adalah menemukan keseimbangan antara aktivitas fisik dan istirahat, serta memiliki gaya hidup yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Setiap langkah kecil menuju gaya hidup yang lebih aktif akan memberikan dampak positif bagi kesehatan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.