Kirana Gadis Penatap Awan (7)
Sastra | 2022-01-28 14:20:54semalam aku merasa kehilangan
kau pergi tanpa berpamitan
aku mencarimu ke bukit harapan
tempat kau biasa menatap awan
yang kudapatkan hanya awan kesepian
aku berlari
ke lembah tempatmu menyepi
untuk menulis puisi
yang kutemukan hanyah gemercik air
dan senandung jangkrik bernyanyi
suaranya terasa duri menyayat hati
aku berlari
ke surau tempatmu mengadukan
keluh kesah kehidupan
aku hanya menemukan lusuhnya sajadah
terjatuh di atas tanah
aku berlari dan terus berlari
yang kutemukan hanya sobekan-sobekan kertas
berisi puisi, jelas
ungkapan peri yang menjadi duri di hati
di ujung puisi, kau katakan
biarkan aku sendiri
aku ingin tetap memandang indahnya awan
entah sampai kapan
cinta dan asamu sangat aku hargai
untuk menjadi imamku di depan
cinta dan asamu akan tetap aku simpan
maafkan aku yang pergi tanpa berpamitan
bukan karena aku membencimu
tapi aku takkan tega melihatmu
melambaikan tangan
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.