Sampah Plastik Bikin Bumi Sakit
Trend | 2024-10-08 15:46:27Sampah plastik yang terlihat sepele ternyata telah menjadi musuh besar bagi planet kita. Tahukah Anda bahwa Indonesia adalah salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di dunia? Bahkan, menurut penelitian terbaru, sungai-sungai kita kini sudah tercemar mikroplastik, yang bisa berakhir di piring makan Anda! Bagaimana bisa sampah plastik yang Anda buang hari ini, justru merusak masa depan anak cucu kita?
Penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan fakta mengejutkan—lebih dari 30% biota laut di perairan Indonesia sudah terkontaminasi mikroplastik. Tak hanya ikan, tetapi juga udang, kerang, dan bahkan garam laut yang dikonsumsi sehari-hari! Itu artinya, tanpa disadari, Anda mungkin sudah memakan partikel plastik yang berbahaya bagi tubuh.
Lebih mengkhawatirkan lagi, studi dari Universitas Indonesia (UI) menemukan bahwa Sungai Citarum, yang menjadi salah satu sumber air minum dan irigasi terbesar di Jawa Barat, telah berubah menjadi ‘sup’ plastik! Kandungan plastik di sungai ini bahkan mencapai 100 kg per kilometer. Fenomena ini menunjukkan betapa daruratnya pengelolaan sampah plastik di negeri kita.
Banyak orang belum sadar betapa bahayanya plastik. Plastik membutuhkan ratusan tahun untuk terurai secara alami. Ketika terpecah menjadi mikroplastik, partikel ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara, air, dan makanan. Penelitian terbaru dari Universitas Hasanuddin di Makassar menunjukkan bahwa 80% kerang yang dikumpulkan dari Pantai Losari mengandung mikroplastik.
Bayangkan, ketika Anda menikmati seafood di restoran tepi pantai, Anda mungkin juga menyantap serpihan plastik berukuran mikroskopis yang dapat merusak sistem pencernaan dan menyebabkan gangguan kesehatan serius seperti kanker!
Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah berupaya mengatasi masalah ini dengan target pengurangan sampah plastik hingga 30% pada tahun 2025. Beberapa kota besar seperti Bandung dan Bogor sudah melarang penggunaan kantong plastik di supermarket. Namun, apakah ini cukup? Ternyata tidak. Tanpa kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat, kebijakan ini hanya akan menjadi ilusi belaka.
Di sisi lain, komunitas lokal dan organisasi non-pemerintah terus menggaungkan berbagai kampanye peduli lingkungan. Salah satu gerakan yang patut diapresiasi adalah *Plastic Reborn*, yang mengubah sampah plastik menjadi produk bernilai tinggi seperti tas, paving block, hingga perabotan rumah tangga. Dengan dukungan yang tepat, inovasi-inovasi seperti ini bisa menjadi solusi konkret untuk mengurangi tumpukan sampah plastik di Indonesia.
Kita harus bertanya pada diri sendiri—apakah kita ingin terus hidup di antara tumpukan plastik, atau mulai bertindak untuk menyelamatkan bumi? Saatnya berhenti menunda-nunda! Kurangi penggunaan plastik sekali pakai, daur ulang sampah, dan dukung inisiatif-inisiatif lokal yang berjuang untuk lingkungan. Karena satu langkah kecil dari kita, bisa menjadi langkah besar untuk bumi yang lebih sehat!
Bumi "sakit" karena ulah kita. Apakah kita akan terus menambah rasa sakit itu, atau mulai menyembuhkan luka-luka yang ada? Keputusan ada di tangan Anda!
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.