Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nur Aini

Generasi Muda Wajib Melek Politik Islam

Politik | 2024-09-29 20:20:49

Kekhawatiran sebagian orang tentang fenomena kemunduruan demokrasi (Democratic Backsliding) di Indonesia memunculkan harapan kepada kaum muda agar menjadi agen perubahan demokrasi. Hal ini dapat terwujud dengan adanya reformasi ditubuh partai politik dengan adanya perubahan pola rekrutmen, kaderisasi dan distribusi kader. Tak heran partai politik terutamanya, banyak melakukan rekrut pada generasi muda, berlomba mencalonkan kader muda di berbagai wilayah sebagai calon kepala daerah. Maka bermunculanlah kader-kader karbitan. Di pundak generasi muda perubahan kehidupan melalui politik demokrasi dibebankan.

Pandangan ini menyesatkan karena realitanya politik demokrasi tidak berkorelasi dengan perbaikan kehidupan masyarakat. Sebaliknya, potret buram perilaku politisi pengkhianat rakyat yang lahir dari sistem demokrasi telah menjadikan negeri ini semakin terpuruk. Realitas ini yang membentuk para pemuda malas berpolitik dalam bingkai demokrasi meskipun mereka tidak memahami kesalahan demokrasi secara konseptual. Pragmatisme berpikir jugalah yang membetuk generasi muda menjauh dari politik demokrasi.

Ketika politik demokrasi itu menampakkan berbagai kerusakan yang diindera pemuda sejatinya itu bukanlah kemunduran demokrasi. Lebih tepat disebut demokrasi sebagai sebuah sistem yang merusak, sehingga demokrasi memang layak ditinggalkan oleh pemuda. Demokrasi dalam buaian sistem kapitalis hanya akan memunculkan politisi korup, apatis, individualis dan hedonis. Memang selayaknya pemuda dan siapapun yang berakal sehat tidak menjadikan demokrasi sebagai jalan perubahan.

Para pemuda harus berpartisipasi dalam perubahan politik Indonesia. Dan untuk itu pemuda membutuhkan peran partai politik untuk membimbing mereka memahami politik yang benar, dan melakukan perubahan politik. Itu dengan memahami politik Islam dan perubahan politik menuju sistem Islam, bukan mempertahankan demokrasi yang terbukti problematik.

Jadi sudah semestinya pemuda harus bergabung dengan parpol sahih untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dan negara. Mewujudkan tata dunia baru yang berbeda dengan model politik demokrasi yang jelas telah gagal sejak lama.

Kriteria parpol sahih harus dipahami pemuda: memiliki ideologi sahih (Islam) sekaligus menjadi ikatan yang menghimpun para anggotanya; memiliki konseptual politik yang dipilih untuk menjalankan perubahan (mengadopsi fikrah politik tertentu); memiliki metode langkah perubahan yang relevan dengan problem sistem (metode perubahan yang teruji); memiliki para anggota yang memiliki kesadaran yang benar (bukan sekedar karena ketokohan, kepakaran, jabatan). Dan nyatanya parpol semisal ini tidak mungkin ada dalam sistem kapitalis. Pemuda selayaknya menjauhi parpol yang tidak sahih. Parpol yang hanya melanggengkan sistem bobrok.

Dan yang tak kalah pentingnya adalah keseriusan memberikan pendidikan politik Islam yang benar, politik yang menjadikan halal dan haram sebagai pijakan. Tanggung jawab mengadakan pendidikan politik seperti ini adalah tanggungjawab negara Islam yaitu khilafah. Khilafah akan melakukan pendidikan politik Islam kepada para pemuda/Gen Z, karena politik dalam Islam adalah satu kebutuhan dan umat Islam termasuk Gen Z wajib berpolitik sesuai dengan tuntunan Islam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image

Ikuti Berita Republika Lainnya