Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ismail Suardi Wekke

HMI dan Masa Depan Anak Muda Indonesia

Curhat | Wednesday, 25 Sep 2024, 01:03 WIB
HMI (Koleksi Media Mirror)

Pangkajene (Sidrap) - HMI dan Masa Depan Anak Muda Indonesia. Malam yang ditemani dengan rintik hujan kota Pangkajene. Sampai pada dinihari, tetap saja, pesimisme menyelimuti.

Pertanyaan besarnya "akankah kemana arah dan perjalanan masa depan anak-anak muda muslim?"

Betapa masa-masa suram yang menjadi kondisi. Organisasi perkaderan dikelola (kadang-kadang dalam situasi kasuistik) seperti partai politik. Kepentingan massa dan selera temporer yang mengemuka.

Walau demikian, tetap saja berita baik yang mengiringinya. Mengkritik HMI ataupun juga KAHMI bukan dianggap sebagai kritik pada Islam. Sehingga jauh dari anggapa penodaan ataupun penistaan terhadap agama.

Kita mulai dari satu hal, betapa gaya hidup anak muda tidak lagi terlihat dari akar budaya. Mereka lebih cenderung bergaya seperti anak muda di Korea. Bukan Korea Utara, tapi Korea Selatan.

Secara visual, gaya saranghaeyo dan saranghae menjadi pilihan dalam gambar-gambar instagram. Tetap saja ini sebuah hal yang positif, dimana semangat kecintaan yang menjadi Korean Wave.

Namun, kondisi ketika hanya berhenti sampai visual semata. Tidak dalam kondisi menyerap budaya kerja Korea yang gesit, kadang kita menyebutnya gerak cepat.

Lalu sebelum semua itu berlalu, "apa yang dapat dilakukan?". Maka, penulis terpikir bahwa daya pikir (design thinking selanjutnya disingkat DT) yang menjadi keperluan kontemporer.

Dengan DT ini, menjadi kesempatan meng-install kemampuan untuk menemukan solusi atas kondisi yang dihadapi masing-masing. Tidak harus sama antara cabang atau komisariat tertentu dengan tempat lain. Mereka perlu menemukan apa yang menjadi masalah dan mengkreasikan problem solving masing-masing melalui program kerja dalam skala yang terbatas.

Hujan mulai reda, dan juga kedai kopi yang perlahan ditutup. Saatnya untuk beranjak rebahan, sehingga obrolan warung kopi ini, tidak hanya sampai pada menandaskan gelas kopi disertai sanggara otti (pisang goreng). Tetapi juga, langkah kecil yang menjadi sebuah bentuk belajar bersama.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image