Hal-hal yang Setiap Orang Tua Wajib Ketahui (Bagian Ketiga)
Parenting | 2024-09-20 16:13:55Kabar gembira bagi seluruh orang tua!! Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa Sallam bersabda (diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu): "Apabila seseorang meninggal dunia, terputuslah seluruh amal perbuatannya selain dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakannya.
Maka, dalam bahasa kekinian, hal ini disebut investasi. Yaitu membangun atau memupuk sesuatu hari ini, untuk kemudian berharap keuntungannya di kemudian hari. Ya, sejatinya, hadist Nabi dimuka, adalah ilmu dan informasi bagi kita, bahwa terdapat sejumlah amalan yang pahalanya bisa terus mengalir bahkan ketika kita sudah di alam kubur.
Salah satunya, ternyata adalah doa dari anak shaleh. Maka, bagi para orang tua, hal ini tentu menjadi perhatian. Artinya, ada tugas dan amanah bagi orang tua, untuk membuat anaknya shaleh, beriman, bertakwa, rajin beribadah dan lain-lain. Ada amanah untuk membuat anak terbiasa berdoa, minta pertolongan kepada Allah dalam situasi apapun. Ada amanah bagi orang tua untuk menunjukkan mana yang baik dan mana yang buruk kepada putra-putrinya.
Maka, diantara banyak cara dan strategi untuk membangun keshalehan anak, adalah dengan membangun atmosfir keshalehan di rumah. Mengapa, karena hal ini berpotensi terekam dengan baik pada ingatan anak. Ingat, setiap manusia punya kemampuan untuk merekam beragam peristiwa, baik yang berhubungan langsung dengan kehidupannya ataupun secara tidak lansung. Panca indera mereka stimulasi dan ragam kejadian yang ada di sekitarnya.
Bayangkan ketika suasana yang tercipta di rumah adalah suasan yang teduh, tidak banyak diputar ragam acara hiburan di televisi, banyak terdengar lantunan Al Qur'an, kesigapan kaum lelakinya untuk segera berangkat ke Mesjid ketika adzan, kesigapan para akhwatnya untuk menutup aurat sebelum keluar rumah dll. Maka, akan semakin banyak rekaman kebaikan dalam alam fikir dan alam qalbu anak. Maknanya, karena anak dominan menghabiskan waktu di rumah, maka mereka akan banyak merekam ragam kejadian di rumahnya tersebut. Rekaman tersebut berpotensi menjadi landasan pembentuk sikap dan perilakunya di kemudian hari. Rekaman tersebut akan menjadi kenangan terindah yang akan menguatkannya dalam situasi sulit. Rekaman tersebut akan menjadi peneguh sikapnya untuk tetap dijalan yang orang tuanya telah ajarkan.
Jika hari ini anak banyak dipesonakan dengan hal-hal yang datang dari dunia barat, tokoh superhero, drama, pemain sepakbola, politisi dan lain-lain, maka orang tua dapat membuat tandingannya di rumah, dan membatasi seluruh stimulus yang dapat mengganggu proses pembentukan keshalehan anak. Orang tua diharapkan dapat menunjukkan pola perilaku teladan, yang menunjukkan ketaatannya pada ajaran agama. Orang tua dapat berperan sebagai regulator untuk mengurangi stimulasi negatif sampai ke panca indra anak.
Orang tua adalah pemimpin dan arsitek pola pendidikan untuk mensholehkan anak. Mereka dituntut untuk membangun kepemimpinan pendidikan anak tanpa batas waktu, atau minimal sampai menghantarkan anak ke gerbang mukalaf-nya (aqil baligh). Diriwayatkan oleh an-Nasa'i dan Ibnu Hibban dalam kitab shahi-nya secara marfu (Suwaid, 2010) "Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban kepada setiap pemimpin atas apa yang dipimpinnyal apakah dia menjaganya atau melalaikannya, sampai meminta pertanggungjawaban terhadap seorang atas anggota keluarganya.
Nah, mengingat betapa besarnya amanah menjadi orang tua, maka persiapan menjadi orang tua shaleh harus dipersiapkan sejak dini. Setiap pemuda yang sudah aqil baligh, wajib mulai memikirkan strategi belajarnya untuk menjadi pencetak peradaban masa depan. Orang tua yang pintar dan shaleh tidak muncul dalam sekejap, melainkan dibangun melalui ribuan jam belajar serta ratusan ucapan komitmen yang terus diulang. Maka, mari pastikan, hari ini kita sebagai pemuda calon orang tua, maupun hari ini kita sebagai orang tua lebih baik dari hari kemarin
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.