Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ummu Zidan

Maulid Nabi dan Sejarah Islam di Nusantara

Sejarah | 2024-09-18 02:04:06

Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw 1446H menjadi reminder bagi kaum muslim untuk semangat bangkit dari keterpurukan dan penjajahan akibat dominasi politik negara-negara kapitalis. Karena kebangkitan hakiki pada hakekatnya adalah kemenangan Rasulullah Saw di masa-masa perjuangannya.

Diawali dengan lahirnya insan mulia yang berakhlak tinggi di bumi Makah, di antara orang-orang jahiliyah, yaitu Rasulullah Muhammad Saw. Maka dengan risalah-Nya yang agung, karakter beserta sistem jahiliyah telah berubah menjadi cahaya Islam. Lantas penyebaran Islam semakin dilancarkan dengan berbagai misi diiringi ekspedisi ilahi demi melanjutkan perjuangan Sang Nabi. Termasuk bumi Nusantara yang tidak luput dari target dakwah para pengemban misi Islam di negeri yang sekarang menjadi negeri muslim terbesar.

Maka umat Islam Indonesia harus bersyukur jika saat ini cahaya Islam tengah menaungi jiwa-jiwa mereka. Lalu tidak boleh melupakan begitu saja para wali dan da'i yang telah berjasa dalam kehidupannya yang paling penting. Sebab merekalah yang menjadi wasilah atas tertunjukinya sang nenek moyang kepada Iman dan Islam. Hingga hari ini, keimanan dan keislaman telah dipeluk oleh sebagian besar penduduknya. Alhamdulillah.

Namun, adanya pengaburan dan penguburan sejarah, menjadikan umat ini tak lagi mengenal sejarah perkembangan Islam di negerinya sendiri. Sejarah yang sampai kepada umat tak menyentuh sedikit pun tentang metode dakwah Rasulullah hingga Islam berhasil tersebar di seluruh penjuru dunia.

Tentu saja Rasulullah berdakwah menyebarkan risalah nan agung dengan metode dakwah yang jelas dan tersruktur. Diawali dengan mengubah pemikiran umat melalui pembinaan dan pengorganisasian gerakan yang tertata rapi. Menyentuh perasaannya agar mudah menerima kebenaran dan istikamah dalam kebaikan. Tentu ini bukanlah perjuangan yang tanpa rintangan dan halangan. Berbagai bentuk ancaman telah berhasil dilalui oleh Rasulullah dan para sahabat. Pahit getir perjuangan dan pengorbanan menjadi pengiring langkah beliau menuju Rabbnya. Hingga akhirnya terwujudlah tatanan kehidupan Islam dalam naungan negara Khilafah yang pertama di Madinah.

Dakwah Islam melalui jihad fisabilillah begitu gencar dilakukan hingga berhasil menaklukkan bangsa-bangsa, termasuk wilayah nusantara. Bukti yang berserakan tentang nusantara yang akhirnya menjadi bagian dari Daulah Islam begitu banyak ditemukan di literatur sejarah. Misalnya di masa Bani Umayyah (660-749 M), penguasa hindu di Nusantara mengakui kebesaran Khilafah. Pengakuan terhadap kebesaran Khilafah dibuktikan adanya dua pucuk surat kiriman Maharaja Sriwijaya kepada Khalifah masa Bani Umayyah. Surat pertama dikirim kepada Muawiyah dan surat kedua dikirim kepada Umar bin Abdul Aziz. Surat pertama ditemukan dalam sebuah diwan (arsip) Bani Umayyah oleh Abdul Malik bin Umair yang disampaikan kepada Abu Ya‘yub ats-Tsaqafi, yang kemudian disampaikan kepada Haitsam bin Adi.

Ada lagi bukti lain, yakni bahwa Aceh Darussalam mengikatkan diri dengan Kekhalifahan Islam Turki Ustmani. Sebuah arsip Utsmani berisi petisi Sultan Alaiddin Riayat Syah kepada Sultan Sulayman Al-Qanuni yang dibawa Huseyn Effendi, membuktikan Aceh mengakui penguasa Utsmani di Turki sebagai Kekhalifahan Islam.

Bukti-bukti sejarah keterikatan nusantara dengan Daulah Khilafah pun tersebar di berbagai kerajaan, seperti Kerajaan Sriwijaya, Demak Samudra Pasai dan Malaka.

Maka tak bisa dipungkiri jika kaum muslimin di Nusantara telah terikat dengan kestrukturan Daulah Khilafah. Dengan demikian, kaum muslimin seharusnya menyadari bahwa syariat Islam harus tegak di tangan Khilafah agar bisa terterapkan secara sempurna. Tidak malah memberikan stigma negatif pada Khilafah dan membunuh karakter para pejuangnya.

Sebab kumuliaan dan keberkahan akan melingkupi negeri ini jika diterapkan syariat secara totalitas dalam bingkai Khilafah.

Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Al-Fath 10

اِنَّ الَّذِيْنَ يُبَايِعُوْنَكَ اِنَّمَا يُبَايِعُوْنَ اللّٰهَ ۗيَدُ اللّٰهِ فَوْقَ اَيْدِيْهِمْ ۚ فَمَنْ نَّكَثَ فَاِنَّمَا يَنْكُثُ عَلٰى نَفْسِهٖۚ وَمَنْ اَوْفٰى بِمَا عٰهَدَ عَلَيْهُ اللّٰهَ فَسَيُؤْتِيْهِ اَجْرًا عَظِيْمًا

“Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu (Rasulullah) sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya, niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barang siapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar.” (QS Al-Fath ayat 10)

Maka taat kepada perintah Allah Swt. berarti harus menaati segala apa yang disampaikan Rasulullah saw. Melalui peringatan maulid Nabi Muhammad saw. diharapkan semakin menambah motivasi umat Islam untuk bersegera hidup di bawah naungan Khilafah, sehingga bisa meneladani Rasulullah dalam seluruh aspek kehidupan. Wallahu a’lam-bisshowwab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image