Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Admin Eviyanti

Matinya Naluri Ibu dalam Sistem Sekuler

Politik | 2024-09-14 15:12:58

Oleh Herra

Aktivis Muslimah

Nasib pilu dialami seorang remaja perempuan di Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep. Dia dicabuli kepala sekolahnya berinisial J (41) yang juga seorang PNS. Mirisnya, pencabulan ini disetujui dan diketahui ibu kandungnya yang juga seorang PNS berinisial E.

Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, mengatakan kepala sekolah dan ibu korban telah diamankan polisi. Kasus ini pertama kali dilaporkan ke polisi pada 26 Agustus lalu.

Widiarti menuturkan, kasus ini terungkap saat ayah korban mendapat informasi bahwa anaknya diantarkan ibunya ke rumah kepala sekolah. Di sana korban dicabuli kepala sekolah.

Dia menambahkan, ibu korban menyetujui pencabulan itu dengan alasan untuk ritual penyucian diri. Tak dijelaskan ritual apa yang mereka jalani. Menurut Widiarti, pencabulan itu bukan hanya sekali. Ibunya kerap mengantarkan korban ke kepala sekolah. Bahkan, korban juga pernah diperkosa dan dicabuli di salah satu hotel. Mendalami kasus tersebut, anggota Resmob Polres Sumenep melakukan interogasi terhadap pelaku. Hasilnya, J mengakui bahwa telah melakukan pencabulan terhadap korban sebanyak 5 kali. Atas perbuatannya, J dijerat Pasal 81 ayat (3) (2) (1), 82 ayat (2) (1) UU RI No. 17 Tahun 2016 perubahan atas UU No. 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak. (KumparanNEWS, 1 septemner 2024)

Miris, sedih, marah, mendengar berita di atas. Atas dasar ritual penyucian diri seorang Ibu yang seharusnya menjadi pendidik utama dan pertama justru melakukan kekejian luar biasa. Si ibu rela merusak masa depan darah dagingnya sendiri demi sesuatu yang tidak jelas.

Kasus seperti ini banyak kita temukan di masyarakat sekarang. Ada yang melakukan karena terdorong ekonomi, karena balas dendam pada ayahnya atau karena hal sepele karena si anak yang suka rewel dan masih banyak lagi. Ini menunjukkan matinya naluri keibuan nyata adanya, dan menambah panjang deretan potret buram rusaknya pribadi ibu dan rusaknya masyarakat. Fenomena ini menunjukkan adanya persoalan sistemis dan bukti kegagalan sistem yang diterapkan, khususnya sistem pendidikan dan sistem sanksi.

Islam menetapkan peran dan fungsi ibu, yaitu sebagai pendidik yang pertama dan utama. Islam juga menyediakan adanya supporting sistem di tempat kerja. Kesempurnaan sistem Islam tampak dari sistem pendidikan yang membentuk kepribadian Islam termasuk memberikan pendidikan kepada semua ibu untuk menjaga amanah dari Allah berupa anak.

Sistem sanksi yang di jalankan akan memberikan efek jera bagi semua pelaku dan juga sistem ekonomi yang menjadi faktor vital menghantarkan pada kesejahteraan umat, sehingga menjaga setiap individu dalam kebaikan, ketaatan dan keberkahan Allah. Islam juga mewajibkan negara agar mampu menjaga fitrah ibu, dan anak juga manusia semuanya.

Wallahualam bissawab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image