Rusaknya Moral dan Matinya Naluri Keibuan di Kehidupan Modern
Pendidikan dan Literasi | 2024-09-09 17:25:13
Telah terjadi sebuah peristiwa yang menyedihkan dan menggemparkan. Seorang remaja perempuan menjadi korban tindakan tidak pantas oleh seorang kepala sekolah berinisial J di Sumenep dengan keterlibatan ibu kandung korban sendiri (m.kumparan.com, 1/9/2024).
Kasus ini membuka mata kita terhadap bagaimana kemerosotan moral dapat terjadi bahkan di lingkungan keluarga dan pendidikan
Fenomena ini bukan sekadar masalah perilaku individu, tetapi mencerminkan adanya kerusakan yang lebih besar dalam tatanan masyarakat saat ini.
Pengaruh budaya modern yang memisahkan nilai-nilai agama dari kehidupan sehari-hari telah membuat banyak orang kehilangan panduan moral yang kuat.
Hawa nafsu dan kesenangan sesaat sering kali menjadi pendorong utama tindakan, tanpa mempertimbangkan dampak buruk yang ditimbulkan.
Lebih dari itu, sistem pendidikan yang ada saat ini belum mampu membentuk kepribadian yang baik secara menyeluruh.
Pendidikan seharusnya bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan moral. Sayangnya, banyak individu yang terlibat dalam pendidikan tidak lagi menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan tanggung jawab moral.
Dalam ajaran Islam, peran ibu sangat dihormati dan dianggap sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya. Islam juga mengajarkan pentingnya menjalani kehidupan dengan mengikuti nilai-nilai kebaikan dan keadilan.
Setiap tindakan harus didasarkan pada prinsip-prinsip moral yang tinggi, baik di lingkungan keluarga, pendidikan, maupun masyarakat secara umum.
Dengan demikian, sangat penting bagi kita semua untuk kembali pada nilai-nilai yang mengajarkan penghormatan terhadap kemanusiaan dan tanggung jawab.
Pendidikan dan lingkungan keluarga harus menjadi tempat yang aman dan mendukung perkembangan moral anak-anak. Hanya dengan memadukan pendidikan yang baik dan penanaman nilai-nilai moral yang kuat, kita dapat mencegah terjadinya kasus-kasus seperti ini di masa depan.
Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari peristiwa ini dan berusaha untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik, berlandaskan moral dan etika yang kuat. Wallahu a'lam.
Sarah Fauziah Hartono Bandung, Jawa Barat
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.